Thailand hingga China Alami Gelombang Panas, Mungkinkah Indonesia Menyusul?
Belakangan ini ramai soal cuaca panas yang tengah melanda. Sejumlah negara di Asia Selatan dan Tenggara seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos mengalami fenomena gelombang panas atau heatwave. Lalu, bagaimana dengan nasib Indonesia? Mungkinkah Indonesia mengalami gelombang panas?
Heatwave yang melanda membuat suhu di sejumlah negara tersebut mencapai lebih dari 40°C selama beberapa hari. Di kota Kumarkhali, Bangladesh suhu bahkan mencapai 51°C.
Selain itu di Jepang dan Korea Selatan suhu bisa mencapai 30°C. Berdasarkan hasil penelitian jurnal Nature Communication, gelombang panas berisiko tinggi pun terjadi di Afghanistan, Papua Nugini, Guatemala, Honduras, dan Nikaragua.
Di Indonesia suhu panas juga terjadi, Beauties. Namun menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), itu bukanlah heatwave.
Ilustrasi cuaca panas terik/ Foto: freepik.com/freepik |
"Suhu panas di Indonesia bukan gelombang panas, dan suhu maksimum harian sudah mulai turun," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis, Selasa (25/4).
BMKG menyebut, Indonesia sempat mencatatkan suhu maksimal harian yakni 37,2°C di stasiun pengamatan BMKG Ciputat. Namun secara umum, suhu tertinggi di beberapa lokasi berada pada kisaran 34°C - 36°C.
Menurut Dwikorita, gelombang panas biasanya terjadi bukan di Khatulistiwa atau di wilayah kepulauan. Hal itulah yang menyebabkan heatwave tidak terjadi di Indonesia karena wilayahnya yang berupa kepulauan dan di garis Khatulistiwa.
"Secara karakteristik fenomena, Gelombang Panas umumnya terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan Bumi Bagian Utara maupun di belahan Bumi Bagian Selatan," tuturnya.
Ilustrasi cuaca panas/Foto: Freepik.com/Freepik |
"Pada wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar, atau wilayah kontinental atau sub-kontinental," lanjut dia.
Luas daratan yang besar tersebut berkaitan dengan aktivitas gelombang Rossby yakni gelombang atmosfer dan lautan di sekitar ekuator pada lapisan troposfer bagian atas.
"Gelombang panas biasanya terjadi berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area dengan luasan yang besar secara persisten dalam beberapa hari," tuturnya.
Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, lanjut Dwikorita, pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menekan udara permukaan (subsidensi). Efeknya, udara termampatkan dan suhu permukaan meningkat karena "umpan balik positif antara massa daratan dan atmosfer."
Untuk informasi selengkapnya, lanjutkan membaca DI SINI.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |
Ilustrasi cuaca panas terik/ Foto: freepik.com/freepik
Ilustrasi cuaca panas/Foto: Freepik.com/Freepik