Punya ekspektasi atau harapan tentu hal yang perlu dan pasti dimiliki oleh seseorang. Misalnya saja seseorang berharap mendapatkan pasangan yang ideal sesuai cita-citanya. Ingin punya pasangan yang soft spoken dan romantis, tetap perhatian meski tengah dalam kondisi sibuk dengan caranya sendiri. Di sisi lain ingin punya penghasilan yang besar, tapi masih dapat melakukan berbagai kebebasan, seperti berlibur.
Namun, tak jarang ekspektasi yang kamu buat berbeda jauh dari realita yang terjadi, Beauties. Nggak jarang juga ujung-ujungnya jadi kecewa, deh. Berikut cara cerdas mengelola ekspektasi yang dapat Beauties lakukan agar harapanmu nggak berujung pada kecewa. Dirangkum dari penelitian psikologi yang berjudul The Expectations vs Reality Trap dari Scott, yuk ikuti tipsnya!
1.Bedakan antara Ekspektasi Realistis vs Nggak Realistis
Bedakan Ekspektasi Realistis vs Tidak Realistis/Foto: Freepik.com/Senivpetro |
Satu-satunya orang yang dapat mengukur apakah ekspektasi yang kamu buat masuk akal untuk kamu wujudkan atau tidak, pastinya diri kamu sendiri. Contohnya, kamu mau menjadi seorang penulis terkenal lewat sebuah perlombaan.
Tentu kamu boleh punya harapan untuk menang, tapi untuk menjadi penulis terkenal tingkat dunia pastinya ada tahapannya terlebih dahulu. Menentukan batasan realistis bukan untuk mematahkan semangat kamu, tapi untuk membantu kamu menentukan impian setahap demi setahap sesuai kualitasmu saat ini.
Kamu tentu boleh mengevaluasi kembali ketika ekspektasi kamu terwujud atau tidak. Jika berhasil, maka kamu dapat menaikkan sedikit level tantangannya, supaya kamu juga jadi perempuan yang berprogres, Beauties!