Tuai Kritik, Yayasan Pangeran Harry dan Meghan Markle Setop Donasi ke Organisasi yang Dukung Palestina
Archewell Foundation, yayasan milik Pangeran Harry dan Meghan Markle, dilaporkan menghentikan donasi ke satu organisasi Muslim di Amerika Serikat (AS) setelah pendirinya menyuarakan gencatan senjata di Gaza dan mengecam Israel.
Organisasi tersebut adalah Milwaukee Muslim Women's Coalition (MMWC), yaitu organisasi yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan anak perempuan Muslim di Wisconsin melalui program pendidikan, kepemimpinan, hingga kesehatan.
Dilansir dari Middle East Eye, Archewell Foundation yang didirikan pada 2020 telah menyumbang sejumlah dana sebanyak dua kali ke MMWC, dengan total dana sekitar 55.700 USD (setara Rp939 juta) sejak 2023.
Yayasan Pangeran Harry dan Meghan Markle Stop Donasi ke Organisasi Pro Palestina
Pangeran Harry dan Meghan Markle/Foto: instagram.com/sussexroyal
Yayasan milik Pangeran Harry dan Meghan Markle baru-baru ini dikabarkan berhenti berdonasi ke MMWC setelah mengetahui bahwa pendiri organisasi tersebut, Janan Najeeb, menyerukan gencatan sencata di Gaza.
Janan Najeeb sempat mengunggah tulisannya pada Februari 2024 di Wisconsin Muslim Journal. Ia menyerukan gencatan senjata di Gaza, dan "penghentian persenjataan negara apartheid Israel".
"Pendudukan Israel selama 75 tahun di Palestina dan genosida di Gaza adalah ketidakadilan yang serius," tulis Najeeb dalam sebuah posting blog tahun lalu.
"Dari sungai ke laut, Palestina akan bebas. Dari laut ke sungai, Palestina akan hidup selamanya!" tambah Najeeb.
Dilansir dari The New Arab, Wisconsin Muslim Journal adalah salah satu proyek di bawah naungan MMWC. Di situs tersebut, ada banyak artikel yang membahas situasi yang sedang terjadi di Gaza, penderitaan perempuan Gaza akibat serangan Israel, hingga soal genosida budaya yang menghancurkan memori Gaza.
Misalnya, ada salah satu artikel di situs tersebut berjudul "Di Atas Abu Rumahku di Gaza" yang terbit pada Februari 2024, menceritakan kisah seorang perempuan Palestina yang berusaha melarikan diri dari rumahnya di tengah bombardir Israel. Kisah tersebut berusaha membuka mata dunia akan kenyataan hidup keras di bawah serangan udara setiap hari di Gaza hingga bantuan yang minim masuk.
Surat Archewell Foundation untuk Organisasi Pro Palestina
Ilustrasi/Foto: Europa Press via Getty Images/Europa Press News
Para eksekutif senior di Archewell Foundation dilaporkan menulis surat kepada Najeeb baru-baru ini. Mereka memberitahu Najeeb bahwa yayasan tersebut akan berhenti menyumbang untuk organisasinya, MMWC, termasuk semua proyek kesehatan, pendidikan, penjangkauan, dan kepemimpinan di bawahnya.
"Janan, kami baru-baru ini diberitahu tentang posting blog yang Anda tulis yang bertentangan dengan nilai-nilai yayasan. Sebagai sebuah yayasan, kami menghargai berbagai perspektif dan latar belakang, tetapi kami tidak menoleransi kata-kata, tindakan, atau propaganda yang mengandung kebencian," demikian bunyi surat tersebut.
Surat dari para eksekutif senior yayasan tersebut juga sempat menyinggung soal awal bantuan yang mereka berikan bermaksud untuk mendukung para perempuan Afghanistan dalam menemukan komunitas.
"Ketika kami memulai proyek penyambutan, kami melakukannya untuk mendukung para perempuan Afghanistan dalam menemukan komunitas, dan kami bangga dengan pekerjaan yang telah kami lakukan untuk mendukung para perempuan di Milwaukee.
Kami akan menghapus MMWC dari jaringan kami mulai hari ini. Saat ini, yayasan tidak akan memberikan hibah tambahan kepada MMWC," tambahnya.
Archewell Foundation menghentikan donasinya meskipun kelompok hak asasi internasional terkemuka, termasuk Amnesty International, menyimpulkan bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Aksi yayasan ini menuai kritik dari publik, terutama di media sosial.Â
Sementara itu, Najeeb mengatakan bahwa ia sangat menyayangkan aksi Archewell Foundation. Namun, ia juga mengatakan bahwa MMWC juga tidak bisa bekerjasama dengan yayasan yang hanya duduk diam saat genosida terjadi di Gaza.
"Sangat disayangkan bahwa seorang penyandang dana seperti Archewell memutuskan untuk menyerah begitu cepat," kata Najeeb kepada Milwaukee Journal Sentinel. "Ini bukan hal yang tidak biasa. Ini sejalan dengan apa yang terjadi di seluruh negeri."
"Jika yayasan Anda menetapkan bahwa penerima hibah harus duduk diam saat genosida disiarkan langsung di layar televisi mereka, maka kami juga menyesal untuk memberi tahu Anda bahwa nilai-nilai kami tidak sejalan,"Â tambah Najeeb.
Genosida Israel masih berlangsung di Palestina. Kantor media pemerintah Gaza mengatakan sedikitnya 61.700 warga Palestina telah tewas sejak Oktober 2023, dengan jumlah korban sebenarnya diperkirakan lebih tinggi karena Israel terus melancarkan serangan dan orang-orang terjebak di bawah reruntuhan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!