Unik! Penduduk di Negara Ini Masih Hidup di Tahun 2017, Kok Bisa?

Di saat penduduk dunia akan merayakan tahun baru 2025 dalam dua bulan, sebuah negara di Benua Afrika masih hidup di tahun 2017. Negara itu adalah Ethiopia yang memiliki sistem kalender dan jam yang berbeda dengan negara-negara lainnya.

Uniknya lagi, mereka merayakan selebrasi tahun baru bukan pada tanggal 1 Januari. Namun, mereka melakukannya pada tanggal 11 September atau 12 September (tahun kabisat) setiap tahunnya.

Mungkin Beauties bertanya-tanya, kok, mereka bisa memiliki sistem tahun yang beda? Jawab rasa penasaranmu dengan membaca penjelasan di bawah ini, yuk! 

Sistem Kalender yang Unik

Festival di Ethiopia /Foto: Pixabay/Limboko

Negara yang memiliki Ibu Kota bernama Addis Ababa itu lebih lambat tujuh tahun dan delapan bulan dari negara-negara lain. Ada alasannya tersendiri mengapa demikian.

Melansir CNN Travel, sistem kalender di Ethiopia berakar dari kelahiran Yesus Kristus. Gereja Katolik mengubah perhitungannya pada 500 M. Namun, Gereja Ortodoks Ethiopia tetap berpegang teguh dengan penanggalan lama bahwa Yesus lahir tujuh hingga delapan tahun setelah kalender masehi. 

Kemudian, jika kebanyakan negara memiliki 12 bulan dalam satu tahun, Ethiopia memiliki 13 bulan, yaitu 12 bulan awal terdiri dari 30 hari. Sedangkan, bulan ke-13 yang disebut juga sebagai Pagume hanya memiliki lima hari atau enam hari, khusus untuk tahun kabisat.

Enkutatash atau tahun baru yang dilaksanakan setiap tanggal 11 atau 12 September juga memiliki makna penting bagi masyarakat Ethiopia. Melansir morebranches.com, masyarakat setempat merayakan ritual atau festival besar-besaran karena musim hujan telah usai dan datang musim panen pada tanggal tersebut.

Bunga aster berwarna kuning yang disebut bunga Meskel pun bermekaran. Bunga ini menjadi tanda harapan, pembaharuan, dan tahun baru yang makmur.