Berkirim pesan kini tak lagi kaku hanya dengan kata-kata saja, sebab deretan aplikasi chatting terus berinovasi menghadirkan cara chatting asyik. Seperti dengan menambahkan foto, stiker, gif, atau sesederhana emoticon saja.
Namun kembali lagi, kita perlu memahami juga apakah pesan yang kita kirimkan tersebut dipahami atau tidak oleh si penerima. Sebab, salah-salah maksud bisa membuat kedua pihak saling salah paham.
Seperti yang dialami oleh seorang petani di Saskatchewan, Kanada. Ia kini dikenakan denda ratusan juta hanya karena menggunakan emoji jempol sebagai balasan pesan. Yang artinya, pesan tersebut terjadi saling salah paham.
Petani di Kanada Kena Denda karena Emoji Jempol
Pemilik pertanian di Saskatchewan Kanada bernama Chris Achter. Mulanya, ia menerima pesan dari Mr Mickleborough yang berisikan kontrak untuk dikirimkan 86 ton rami.
Mendapat pesan tersebut, Achter membalasnya dengan emoji jempol sebagai tanggapan bahwa ia telah menerima pesan tersebut.
Hal tersebut ternyata berbeda maksud dengan yang dipahami oleh Mr Mickleborough yang mengirimkan kontrak. Menurut Mr Mickleborough, emoji jempol itu berarti Achter telah menyetujui persyaratan kontrak.
Masalah dibawa ke pengadilan setelah sang pembeli tidak mendapatkan 86 ton rami yang diinginkan, pada tahun 2021.
Mr Mickleborough mengatakan, ia berbicara di telepon dengan Achter tentang potensi pembeliannya, ia ingin membeli biji-bijian pada bulan November tahun itu. Akhirnya, ia mengirimkan draf kontrak, dengan menulis "tolong konfirmasi kontrak rami".
Mr Mickleborough mengatakan bahwa ia memiliki hubungan bisnis jangka panjang dengan Achter dan emoji jempol yang dikirimkan adalah tanda kesepakatan kontrak. Namun menurut sumpahnya, Achter hanya emoji itu tanda ia menerima pesan saja.
"Hanya menegaskan bahwa saya menerima kontrak rami. Itu bukan konfirmasi bahwa saya setuju dengan persyaratan," kata sang petani, Achter.