Wotawati, Dusun Unik di Gunungkidul dengan Fenomena Waktu Siang yang Singkat
Dusun Wotawati menyimpan fenomena alam yang tak biasa. Di dusun ini, sinar matahari pagi datang lebih lambat dari biasanya, sementara malam hari datang lebih cepat.
Terletak di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tempat ini seolah-olah memiliki waktu yang bergerak dengan ritme yang berbeda dari kebanyakan wilayah di Indonesia.
Wotawati baru menerima sinar matahari sekitar pukul 08.00 WIB hingga 08.30 WIB. Padahal, di dusun lain, matahari sudah menyinari sejak pukul 06.30 WIB.
Sebaliknya, ketika sore tiba, suasana dusun mulai gelap bahkan sebelum pukul 17.00 WIB. Fenomena ini terjadi karena wilayah dusun ini berada di lembah yang diapit perbukitan tinggi sehingga menghalangi datang dan tenggelamnya cahaya matahari.
Kondisi geografis ini menjadikan Wotawati sebagai dusun dengan waktu terang yang lebih singkat dan memberi nuansa yang unik sekaligus menantang bagi warga yang tinggal di sana.
Sejarah Asal-Usul Dusun Wotawati
Wotawati/ Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja |
Melansir dari detikJateng, Wotawati bermula dari seseorang yang dulu bercocok tanam di wilayah itu dan membangun gubuk untuk tinggal. Seiring waktu, keluarganya menetap dan berkembang menjadi komunitas kecil yang kini menjadi Dusun Wotawati.
Dusun ini juga berada di jalur Bengawan Solo purba, berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonogiri dan dekat dengan Laut Selatan. Letaknya yang terpencil membuat dusun ini jarang terdengar, tapi menyimpan sejuta cerita.
Arsitektur Nuansa Kerajaan yang Jadi Daya Tarik Wisata
Wotawati/ Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja |
Dusun Wotawati kini tampil dengan nuansa kerajaan berkat program penataan sejak Juni 2024. Mengutip dari detikJogja, penataan ini dilakukan menggunakan dana keistimewaan (Danais) sekitar Rp 5 miliar dan akan berlangsung selama tiga tahun.
Sekitar 79 rumah direnovasi fasadnya dengan bata merah ekspos dan gapura yang seragam. Desain tersebut terinspirasi dari akulturasi gaya Majapahit, Mataram, dan khas lokal Gunungkidul. Konsep ini dipilih untuk menjaga karakter lokal.
Penataan ini juga bertujuan untuk menjadikan Wotawati sebagai kawasan wisata terpadu. Fasilitas pendukung seperti camping ground, sentra pertanian dan peternakan, serta homestay pun mulai dikembangkan.
Namun, meskipun nantinya digadang-gadang menjadi desa wisata terpadu, diharapkan bahwa Wotawati tetap bisa menjadi desa wisata berkelanjutan yang terjaga keindahan alamnya. Seluruh upaya ini dilakukan demi membangun daya tarik wisata yang positif bagi Wotawati.
Nah, apakah kamu tertarik mengunjungi tempat ini, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Wotawati/ Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Wotawati/ Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja