3 Mitos Superfood yang Ketinggalan Zaman
Istilah superfood belakangan ini makin populer dan sering muncul dalam berbagai artikel kesehatan, iklan, hingga media sosial. Makanan yang dilabeli sebagai superfood dianggap memiliki kandungan nutrisi luar biasa dan manfaat kesehatan yang luar biasa pula, mulai dari menurunkan risiko penyakit hingga memperpanjang umur.
Namun, di balik popularitasnya, tidak semua klaim tentang superfood didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Banyak di antaranya yang hanya berdasarkan tren atau studi terbatas sehingga menimbulkan persepsi yang keliru di masyarakat.
Melalui artikel yang dilansir dari Tasting Tables ini, kita akan membongkar 3 kesalahpahaman tentang superfood yang sudah ketinggalan zaman dan melihat fakta ilmiah di baliknya.
Minyak Kelapa Baik untuk Jantung
![]() Minyak kelapa/Foto: Freepik/chandlervid85 |
Minyak kelapa sering menjadi perbincangan karena manfaatnya yang beragam, baik untuk kebutuhan dapur maupun perawatan tubuh. Kita mungkin sudah sering memanfaatkan minyak kelapa sebagai bahan memasak atau bahkan mencoba mengoleskannya ke kulit dan rambut.
Minyak kelapa berasal dari daging kelapa yang memang dikenal kaya akan kandungan minyak alami. Walaupun kelapa sering dikaitkan dengan manfaat kesehatan, ternyata lemak yang terdapat pada minyak kelapa sebagian besar berupa lemak jenuh, yaitu mencapai sekitar 92 persen. Berbeda dengan lemak tak jenuh yang dikenal sebagai lemak sehat, lemak jenuh justru dapat memicu peningkatan kadar kolesterol jahat dalam darah.
Jika dikonsumsi secara berlebihan, lemak jenuh bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung dan meningkatkan risiko penyakit serius seperti serangan jantung dan stroke. Oleh karena itu, meskipun minyak kelapa masih aman dikonsumsi dalam jumlah kecil, sebaiknya tidak dijadikan sebagai minyak utama untuk memasak, terutama bagi yang sudah mengonsumsi banyak lemak jenuh dari sumber lain. Sebagai alternatif, gunakan minyak zaitun atau minyak lain yang lebih tinggi kandungan lemak tak jenuhnya.
Namun, bukan berarti minyak kelapa sepenuhnya harus dihindari. Justru, minyak kelapa bisa dimanfaatkan untuk perawatan luar seperti melembapkan kulit atau merawat rambut. Misalnya, kamu bisa menambahkan satu sendok makan minyak kelapa ke dalam air mandi untuk membuat kulit terasa lebih lembut dan jika dioleskan ke kulit kepala, beberapa orang percaya minyak kelapa dapat merangsang pertumbuhan rambut, melawan infeksi jamur, dan membantu mengatasi rambut kusut agar lebih mudah diatur.
Sebaiknya Makan Sebiji Alpukat Setiap Hari
Ilustrasi/Foto: Freepik
Alpukat merupakan buah yang sangat populer, terutama karena kandungan lemak baik di dalamnya. Namun, di balik manfaatnya, alpukat juga terkenal karena harganya yang cukup mahal. Tak heran, banyak orang yang lebih sering memanfaatkannya sebagai tambahan pada roti panggang saja.
Selain kaya akan lemak sehat, alpukat juga mengandung serat yang sangat penting bagi tubuh, tapi masih kurang kurang dikonsumsi oleh kebanyakan orang. Meskipun demikian, alpukat tetap mengandung lemak jenuh sehingga disarankan untuk mengonsumsinya dalam porsi yang tepat, yaitu sekitar sepertiga buah alpukat setiap hari.
Perlu diingat bahwa lemak dalam alpukat bukanlah sesuatu yang harus dihindari sepenuhnya. Justru lemak sangat dibutuhkan tubuh untuk membantu penyerapan berbagai nutrisi penting, seperti yang terdapat pada sayuran hijau.
Namun, konsumsi lemak dari alpukat sebaiknya tetap diimbangi dengan sumber lemak sehat lainnya, terutama yang mengandung lemak tak jenuh. Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi alpukat, apalagi satu buah utuh setiap hari, justru tidak dianjurkan karena bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan jantung.
Telur dan Salmon secara Alami Mengandung Banyak Omega-3
Ilustrasi/Foto: Freepik
Selain omega-3, ada juga omega-6 yang sama-sama dibutuhkan tubuh. Namun, yang perlu lebih diperhatikan adalah keseimbangan antara keduanya. Tubuh idealnya mendapatkan lebih banyak omega-3 daripada omega-6, atau minimal dalam jumlah yang seimbang.
Tantangannya, di kehidupan modern, keseimbangan ini sulit dicapai. Banyak makanan olahan yang kita konsumsi mengandung mintak dari biji-bijian (seed oils) yang sangat kaya omega-6 sehingga tanpa sadar kita sering kelebihan omega-6. Maka dari itu, penting untuk memperbanyak asupan omega-3 sekaligus mengurangi omega-6.
Inilah sebabnya telur dan salmon banyak diandalkan, karena keduanya dikenal mengandung omega-3. Namun, perlu dipahami bahwa kandungan omega-3 dalam telur dan salmon tidak serta-merta tinggi. Kandungan ini sangat bergantung pada makanan yang dikonsumsi hewan tersebut.
Salmon liar yang hidup di alam bebas mendapatkan omega-3 dari sayuran laut dan sumber alami lainnya, sedangkan salmon hasil budidaya biasanya mendapatkan omega-3 dari tambahan suplemen. Begitu juga dengan telur, kandungan omega-3 dalam telur akan lebih tinggi jika ayamnya diberi pakan yang kaya omega-3, seperti biji rami.
Singkatnya, tidak semua telur atau salmon memiliki kandungan omega-3 yang sama. Oleh karena itu, jika kamu menjadikan telur dan salmon sebagai sumber utama omega-3, pastikan untuk memeriksa label produknya agar tahu bagaimana hewan-hewan tersebut diberi makan. Kamu juga bisa langsung mengonsumsi sumber omega-3 dari tumbuh-tumbuhan yang lebih alami dan sehat.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
