Fakta FOMO, Kondisi yang Bikin Kamu Takut Banget Ketinggalan Tren! Hati-hati Depresi!
Fear of missing out atau FOMO menjadi istilah yang cukup familiar belakangan ini. FOMO merupakan rasa takut tertinggal karena tidak mengikuti suatu aktivitas, misal tren, berita, kegiatan bersenang-senang dan lainnya.
FOMO juga dikaitkan dengan perasaan cemas karena merasa tidak terlibat atas kegiatan seru dan menyenangkan yang dilakukan oleh orang lain. Di zaman serba digital seperti saat ini, seseorang semakin mudah mengalami FOMO karena dipicu penggunaan media sosial.
Sadar atau tidak, setiap hal yang diunggah oleh orang lain mampu mempengaruhi orang-orang yang melihatnya. FOMO sendiri ternyata memiliki sejumlah fakta yang perlu dipahami. Apa saja? Simak selengkapnya di bawah ini.
Seringkali Melibatkan Perasaan Iri
![]() FOMO menimbulkan rasa iri/ Foto: Freepik.com |
Sebagaimana dikutip dari Very Well Mind, FOMO mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang dan menjalani kehidupan yang lebih, sementara kamu yang mengalami FOMO merasa tidak mendapatkan hal demikian .
Hal inilah yang kemudian berpotensi memunculkan perasaan iri. Tidak sampai di situ, FOMO juga sering merembet pada perasaan harga diri karena merasa tidak bisa lebih baik dari orang lain.
FOMO ini akan diperparah dengan adanya media sosial yang bisa menjadi salah satu media untuk berbagi banyak hal termasuk kesenangan atau sesuatu berharga yang telah diraih.
Hal penting lainnya yang perlu digarisbawahi dari FOMO adalah FOMO bukan hanya perasaan adanya sesuatu yang lebih baik yang dapat dilakukan tetapi juga tentang adanya perasaan kehilangan sesuatu secara fundamental yang dialami oleh orang lain. Hal ini bisa berlaku untuk apa saja, tidak terkecuali untuk promosi di tempat kerja. FOMO akan selalu melibatkan rasa tidak berdaya dan rasa kehilangan yang besar.
FOMO Memiliki Tingkatan
![]() Skala fear of missing out/ Foto: Freepik.com |
Tahukah kamu Beauties, bahwa ternyata FOMO memiliki skala tinggi dan rendah. Dengan kata lain, hal ini menunjukkan bahwa seseorang bisa saja mengalami FOMO tapi dengan level yang berbeda-beda.
Dikutip dari Psychology Today, ada dua skala ilmiah untuk menentukan tinggi rendahnya FOMO. Skala yang pertama adalah skala FOMO asli yang dikembangkan oleh Andrew Przybylski dan kolaboratornya. Skala ini diterbitkan pada tahun 2013 pada Journal Computers in Human Behavior.
Terdapat 10 pertanyaan yang digunakan untuk menilai tinggi rendahnya FOMO yang dialami. Sementara itu, skor dinilai dari 1-5. Untuk skor 1 berarti sama sekali tidak benar dan skor 5 sangat benar.
Skala lainnya yang digunakan untuk mengukur FOMO terdiri atas satu pertanyaan. Skala ini dikembangkan oleh Benjamin Riordan dan rekan-rekannya. Pertanyaan yang digunakan dalam skala ini adalah "Apakah Anda mengalami FOMO?". Nantinya para responden akan menanggapi pertanyaan tersebut dalam rentang skor 1-5. Skor 1 berarti tidak benar dan skor 5 berarti sangat benar.
Anak Muda Lebih Rentan Mengalami FOMO
![]() Anak muda rentan mengalami FOMO/ Foto: Freepik.com |
Fakta selanjutnya yang cukup menarik adalah bawa anak muda ternyata lebih banyak mengalami FOMO dibandingkan orang tua. Dikutip dari Psychology Today, hal ini kemungkinan disebabkan oleh cara anak muda berinteraksi dengan teknologi dan media sosial.
Hal ini juga terkait dengan keinginan anak muda untuk mengeksplorasi dan mengalami hal-hal menyenangkan dalam kehidupan. Sehingga, secara tidak langsung akan muncul perasaan berlomba-lomba untuk mendapatkan pengalaman pengalaman menyenangkan dalam hidup. Sementara orang yang lebih tua seringkali merasa sudah memiliki pengalaman yang lebih luas sehingga tidak begitu rentan terhadap FOMO.
FOMO Bukanlah Sesuatu yang Sehat
![]() FOMO tidak baik untuk psikologis/ Foto: Freepik.com |
Beberapa dari kamu mungkin saja menafsirkan bahwa FOMO merupakan kekuatan psikologis yang memotivasi. Namun, penelitian pada umumnya menemukan bahwa FOMO memiliki dampak negatif pada suasana hati dan kepuasan hidup.
Sebuah studi pada tahun 2019 yang diterbitkan dalam Journal Human Behavior and Emerging Technology menemukan bahwa FOMO memprediksi jumlah waktu yang dihabiskan seseorang di smartphone mereka dan memperkuat hubungan antara depresi kecemasan dan penggunaan smartphone yang bermasalah. Dari hal ini bisa dipahami bahwa secara keseluruhan FOMO yang berlebihan dikaitkan dengan banyak sifat dan perilaku psikologis negatif.
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!



