Mengapa Ada Orang yang Bisa Ingat Mimpi dengan Jelas? Cek Faktanya di sini!
Pernahkah kamu bangun dari tidur dengan ingatan mimpi yang begitu jelas, seakan-akan baru saja terjadi? Sebagian orang mampu mengingat mimpi mereka dengan rinci, sedangkan yang lain bahkan tidak bisa mengingat apakah mereka bermimpi atau tidak.
Alasan kenapa bisa ingat mimpi ini sendiri ternyata bervariasi antar individu dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam artikel yang dilansir dari Psychology Today ini, kita akan membahas sains di balik mimpi termasuk beberapa faktor utama yang memengaruhi seberapa baik seseorang dapat mengingat mimpinya.
Mengapa Kita Bermimpi?
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik/Lifestylememory |
Mimpi merupakan pengalaman sadar yang terjadi saat kita tidur dan umumnya berlangsung tanpa kendali atau refleksi diri, kecuali dalam hal mimpi sadar. Selama bermimpi, kita sering kali mengalami situasi yang bertentangan dengan hukum fisika, seperti berada di dua tempat berbeda dalam waktu yang bersamaan atau terbang tanpa pesawat.
Mimpi terbentuk dari memori yang telah kita peroleh sebelumnya dan memiliki hubungan dengan pengalaman yang kita alami saat terjaga. Meskipun para ilmuwan meyakini bahwa mimpi memainkan peran penting dalam konsolidasi memori, kita hampir tidak dapat mengingat mimpi-mimpi tersebut setelah bangun tidur.
Mengapa Kita Tidak Mengingat Mimpi Kita?
Ilustrasi/Foto: Freepik/tirachardz
Mengingat mimpi sangat bervariasi antara individu karena hal itu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berbeda. Setiap orang memiliki pengalaman tidur dan mimpi yang berbeda-beda, yang membuat kemampuan seseorang untuk mengingat mimpi juga berbeda. Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, sikap terhadap mimpi, serta kebiasaan berkhayal dan berfantasi bisa memengaruhi seberapa baik seseorang mengingat mimpi mereka.
Misalnya, studi selama pandemi COVID-19 menemukan bahwa lebih banyak orang daripada biasanya melaporkan dapat mengingat mimpi dengan lebih baik saat bangun di pagi hari. Studi lainnya melaporkan bahwa orang yang lebih muda, terutama perempuan, dan orang yang memiliki sikap positif terhadap mimpi (beberapa orang merasa takut dengan mimpi mereka), serta sering berkhayal dan berfantasi, lebih sering melaporkan bahwa mereka dapat mengingat mimpi mereka dengan lebih baik.
Studi tentang Pengaruh Faktor Individu terhadap Kemampuan Mengingat Mimpi
Ilustrasi/Foto: Freepik/tirachardz
Sebuah penelitian mencoba mengungkap apa saja yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengingat mimpi saat bangun tidur di pagi hari. Studi ini melibatkan 217 orang dewasa sehat berusia antara 18 hingga 70 tahun, termasuk 116 perempuan.
Selama 15 hari, para partisipan diminta mencatat pengalaman mimpi terakhir mereka setiap kali bangun tidur di rumah. Selain itu, data fisiologis mereka juga dikumpulkan menggunakan perangkat EEG portable untuk merekam aktivitas otak.
Setelah masa pencatatan selesai, mereka menjalani tes penilaian neuropsikologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 faktor utama yang memengaruhi apakah seseorang dapat mengingat mimpinya atau tidak.
Faktor pertama adalah sikap terhadap mimpi—apakah seseorang menganggap mimpi sebagai sesuatu yang penting atau menarik. Faktor kedua adalah kecenderungan untuk melamun atau berkhayal di siang hari. Faktor ketiga adalah karakteristik pola tidur individu, seperti durasi tidur, tahapan tidur, dan kualitas tidur secara keseluruhan.
Menariknya, tidak semua orang yang merasa bermimpi bisa mengingat detailnya. Beberapa hanya sadar bahwa mereka bermimpi, tetapi lupa akan isi mimpinya.
Ilustrasi tidur/Foto: freepik.com/ Foto: Kyla Putri Nathania |
Adanya hubungan antara kebiasaan melamun dan kemampuan mengingat mimpi menunjukkan bahwa orang yang sering berfantasi cenderung lebih mudah mengalami pengalaman seperti mimpi, bahkan ketika sedang terjaga. Selain itu, karena melamun biasanya terjadi saat seseorang dalam kondisi sadar penuh, perhatian dan kemampuan mengingat mereka pun lebih baik sehingga mimpi jadi lebih mudah diingat.
Penelitian ini juga menemukan bahwa mimpi lebih mudah diingat ketika seseorang bangun setelah tidur malam yang panjang tetapi tidak terlalu banyak menghabiskan waktu dalam fase tidur nyenyak. Sebaliknya, jika otak terlalu lama berada dalam tidur nyenyak—yang ditandai oleh aktivitas gelombang otak lambat—kemampuan untuk menghasilkan dan mengingat mimpi cenderung menurun. Hal ini karena aktivitas otak dalam tidur nyenyak jauh lebih rendah dibanding saat berada dalam fase tidur REM, di mana otak justru sangat aktif, hampir seperti ketika sedang terjaga.
Faktor lain yang berperan adalah musim. Orang cenderung lebih sering mengingat mimpi saat musim semi dan musim gugur dibanding musim dingin. Ini mungkin berkaitan dengan pengaruh ritme sirkadian dan perubahan suhu tubuh saat tidur di malam hari. Selain itu, mimpi juga lebih sulit diingat jika seseorang langsung terganggu oleh aktivitas setelah bangun, seperti berbicara dengan orang lain, memikirkan rencana harian, atau tergesa-gesa bangun karena alarm.
Jika kamu ingin meningkatkan kemungkinan mengingat mimpi, cobalah menyambut mimpi dengan pikiran terbuka sebelum tidur. Selain itu, usahakan untuk langsung mengingat kembali detailnya begitu kamu terbangun.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

Ilustrasi tidur/Foto: freepik.com/ Foto: Kyla Putri Nathania