Menjadi Camilan Khas Natal, Ternyata Ini Cerita Perjalanan di Balik Popularitas Kue Jahe!

Ghena Oktafira | Beautynesia
Sabtu, 25 Dec 2021 13:00 WIB
Menjadi Camilan Khas Natal, Ternyata Ini Cerita Perjalanan di Balik Popularitas Kue Jahe!
Ilustrasi kue jahe/Foto: Pexels/Jill Wellington

Momen perayaan Hari Natal rasanya akan kurang lengkap jika tanpa menikmati kue jahe atau gingerbread. Kue kering berwarna kecoklatan yang dicetak dalam bentuk orang ini memang identik dengan Hari Natal.

Selain rasanya yang enak, komposisi jahe di dalam adonannya membuat kue ini cocok disajikan di Hari Natal yang selalu bertepatan dengan musim dingin atau musim hujan. Hal ini karena jahe sendiri diketahui memiliki kemampuan untuk menghangatkan tubuh dari dalam.

Kian populer, sebenarnya sejak kapan, sih, kue jahe ini mulai diperkenalkan dan menjadi sajian yang wajib ada di momen Natal? Yuk, simak sejarahnya berikut ini!

Pertama Kali Digemari oleh Masyarakat Eropa

Dilansir dari berbagai sumber, sebenarnya resep kue jahe ini sudah ada sejak 2400 SM. Kala itu, masyarakat Yunani Kuno sering membuatnya menjadi kudapan kering yang mereka gemari. Seiring berjalannya waktu, resep makanan tradisional ini sampai ke telinga seorang pendeta asal Armenia, Gregory.

Teksturnya yang renyah ditambah rasanya yang lezat membuat Gregory jatuh hati pada penganan satu ini. Akhirnya di tahun 992 M, ia pun mengajarkan resep kue jahe yang begitu disukainya ini kepada salah seorang pembuat roti di Prancis.

Cerita dibalik kepopuleran kue jahe
Ilustrasi pembuatan kue jahe/Foto: Pexels.com/Chavdar Dimitrov

Berhubung Natal dirayakan di musim salju yang dingin, ia turut menyarankan agar kue jahe dihidangkan di momen keagamaan tersebut supaya menjadi alternatif penghangat tubuh. Oleh karena pembuatannya bertujuan untuk merayakan Natal, maka bentuk kue pun dibuat menyerupai tokoh-tokoh agama dan roh suci. Sejak saat itu resep kue jahe terus berkembang ke negara-negara lainnya di Eropa.

Kerajaan Eropa Larang Pembuatan Kue Jahe di Luar Hari Natal dan Paskah

Popularitas kue jahe berbentuk tokoh agama ini kian meningkat dari waktu ke waktu, bahkan saat itu nggak hanya disajikan di momen Natal tetapi juga pada kesempatan lainnya. Hal ini memicu larangan pembuatan kue jahe di kalangan masyarakat biasa pada hari-hari lain di luar Natal dan Paskah.

Hal ini karena pihak kerajaan di Eropa menilai bahwa karakter keagamaan tersebut merupakan sesuatu yang sakral sehingga nggak boleh dibuat oleh sembarangan orang setiap waktu. Pelarangan yang dilakukan oleh pihak kerajaan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal mengapa kue jahe sangat lekat dengan perayaan keagamaan tersebut.

Bentuk Kue Jahe Semakin Berkembang

Sekitar abad ke-16, Ratu Elizabeth I mengutarakan keinginannya untuk memberi buah tangan kepada tamu politik yang berkunjung ke istananya. Karena kesukaannya terhadap kue jahe, ia pun menyuruh koki istana untuk membentuk adonan kue jahe menyerupai karikatur para tamunya. Nggak cuma itu, sang ratu juga meminta koki untuk menghiasi bagian atas adonan dengan krim coklat atau gula agar tampilannya semakin cantik.

Cerita dibalik kepopuleran kue jahe
Kue jahe berbentuk orang dicetuskan oleh Ratu Elizabeth I/Foto: Pexels.com/Thuanny Gantuss

Sekitar tiga abad setelahnya, tepatnya pada tahun 1812, terbitlah sebuah dongeng berjudul “Hansel and Gretel”. Dalam dongeng ini mengisahkan petualangan dua orang anak yang menemukan sebuah rumah di tengah hutan yang terbuat dari kue jahe. Sejak kemunculan dongeng ini, masyarakat Eropa khususnya yang bermukim di Jerman berbondong-bondong mengkreasikan adonan kue jahe menjadi rumah kue jahe yang lalu dihiasi berbagai taburan topping.

Cerita dibalik kepopuleran kue jahe
Kue jahe berbentuk rumah/Foto: Pixabay.com

Modifikasi bentuk kue jahe terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya. Seperti yang kita tahu, kini kue jahe sudah hadir dalam beragam bentuk seperti hewan, tanaman, rumah, serta bentuk-bentuk lainnya yang unik.

Selain itu, sajian kue yang terbuat dari campuran bubuk rempah jahe, cengkeh dan kayu manis ini pun nggak hanya menjadi penganan khas Natal di Eropa saja, melainkan juga telah menjadi kudapan yang wajib ada saat Natal bagi masyarakat di negara-negara lainnya di dunia.

***

[Gambas:Youtube]

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE