Setiap orang pernah merasakan gigitan nyamuk, namun hanya intensitas gigitannya saja yang berbeda-beda. Ada orang yang jarang dan ada juga yang sering digigit oleh nyamuk.
Mungkin sebagian dari Beauties ada yang bertanya-tanya mengapa hal itu bisa terjadi. Pada dasarnya, nyamuk memiliki ketertarikan pada semua orang dan sebagaimana yang dilansir dari CNA Lifestyle, ada beberapa faktor yang bisa membuat nyamuk lebih sering menggigit seseorang daripada orang lain.
Seorang profesor ilmu saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Christopher Potter, mengatakan bahwa tidak ada satu pun alasan yang pasti mengapa beberapa orang bisa digigit lebih sering daripada yang lain. Namun para ahli telah mengidentifikasi dua kategori utama faktor yang membuat kita lebih menarik untuk digigit nyamuk.
Nah, kira-kira apa saja faktor-faktornya? Berikut dua faktor yang membuat kamu lebih sering digigit nyamuk. Yuk, simak!
Faktor Biologi
Biologi menjadi faktor pertama yang membuat seseorang lebih sering digigit oleh nyamuk. Beberapa faktor biologi yang memicu nyamuk untuk senang berada di dekatmu dan berakhir dengan menggigit kulitmu, seperti bau badan, karbon dioksida, bakteri kulit, dan golongan darah.
Bau Badan
Bau badan merupakan salah satu faktor yang membuat nyamuk tertarik untuk menggigit/Foto: Freepik/@wayhomestudio |
Menurut Dr Potter, faktor biologi merupakan kombinasi dari tubuh manusia dengan senyawa kimia yang ditimbulkannya sehingga menarik nyamuk untuk menggigit orang tersebut.
Sejalan dengan pernyataan itu, seorang profesor ekologi, biologi evolusioner, dan ilmu saraf di Universitas Princeton, Lindy McBride, juga menambahkan bahwa, "Setiap orang memiliki bau badan yang berbeda-beda dan di antara bau badan tersebut, ada bau yang sangat disukai oleh nyamuk, khususnya bau pada lengan manusia".
Lebih lanjut, melansir dari MedicineNet, senyawa di kulit dan keringat manusia dapat menarik nyamuk, karena senyawa ini dapat menghasilkan bau tertentu yang menarik bagi nyamuk. Adapun beberapa senyawa yang disukai oleh nyamuk, seperti senyawa asam laktat, amonia, atau kolesterol pada kulit.
Karbon Dioksida
Perempuan yang sedang berolahraga/Foto: Pexels/Allan Mas |
Apabila kamu melakukan olahraga berat di luar, kemungkinan kamu untuk bernapas lebih berat akan lebih besar. Inilah yang akan membuat tubuh mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida, yang mana ini merupakan senyawa yang bisa mengundang nyamuk.
Menurut beberapa penelitian, sebagaimana yang dilansir dari MedicineNet, nyamuk dapat mendeteksi karbon dioksida dari jarak 164 kaki dan akan bergerak menuju area tersebut untuk mencari calon inang.