Fase menopause tentu akan dialami oleh para perempuan. Tapi ternyata tak hanya menopause saja, Beauties. Ada fase lain bernama perimenopause yang juga dapat dirasakan perempuan pada usia tertentu. Kedua fase ini pun erat kaitannya dengan masa reproduksi.
Meskipun ada banyak perempuan yang sudah mengenali menopause maupun perimenopause, tapi sebagian dari mereka masih ada belum memahami fase ini.
Lantas apa perbedaan dari menopause dan perimenopause? Bagaimana tanda menopause hingga perimenopause pada diri seorang perempuan? Simak jawabannya lewat artikel berikut, ya!
Perimenopause vs Menopause
Perbedaan perimenopause dan menopause yang dialami para perempuan/freepik/rawpixel.com |
Berbeda dari menopause yang sudah akrab bagi tiap perempuan, fase perimenopause mungkin masih asing bagi sebagian dari kamu, Beauties. Fase perimenopause dapat terjadi pada diri seorang perempuan sebelum tahapan menopause. Fase ini juga bisa disebut sebagai transisi menopause.
Perimenopause sendiri seperti dilansir dari Mayo Clinic, diartikan sebagai waktu di mana tubuh seorang perempuan mengalami transisi alami menuju menopause. Kondisi ini sekaligus menandai akhir dari tahun-tahun reproduksi.
Setelah mengalami perimenopause, para perempuan akan beralih ke masa menopause. Dikutip dari National Health Service UK, periode menopause terjadi saat seorang perempuan berhenti mengalami menstruasi dan biasanya tidak bisa hamil lagi secara alami. Singkatnya, menopause ini sebagai tanda akhir dari reproduksi pada diri perempuan.
Terjadinya Perimenopause
Perbedaan perimenopause dan menopause yang dialami para perempuan/freepik/katemangostar |
Perimenopause dapat terjadi pada diri perempuan dan itu adalah hal yang wajar dialami, Beauties. Periode ini dapat terjadi di usia tertentu dan bisa berbeda antara satu perempuan dengan yang lainnya.
Masih dilansir dari Mayo Clinic, perimenopause bisa terjadi pada perempuan berusia pertengahan 30-an hingga 40-an. Hal ini ditandai dengan hormon esterogen yang ada di dalam tubuh seorang perempuan yang mengalami kenaikan hingga penurunan secara fluktuatif atau tidak tetap.
Gejala Perimenopause
Perbedaan perimenopause dan menopause yang dialami para perempuan/freepik/pressfoto |
Seorang perempuan yang mengalami periode perimenopause akan merasakan gejala-gejala tertentu, Beauties. Mengutip dari Healthline, hormon esterogen pada perempuan yang mengalami perimenopause akan naik dan turun selama kisaran 28 hari. Kondisi ini pun bisa memicu menstruasi yang tak lagi teratur.
Selain itu, ada gejala lainnya seperti pramenstruasi (PMS) yang lebih buruk, penambahan berat badan, sakit kepala, kehilangan gairah seks, hingga mengalami masalah kesuburan.
Terjadinya Menopause
Perbedaan perimenopause dan menopause yang dialami para perempuan/freepik/rawpixel.com |
Setelah mengalami perimenopause, periode akan berlanjut ke menopause. Fase ini umumnya dialami oleh seorang perempuan yang sudah memasuki usia lanjut. Masih dilansir dari National Health Service UK, periode ini wajar dialami perempuan dan menjadi bagian alami dari masa penuaan.
Berhentinya masa reproduksi seorang perempuan dapat terjadi antara usia 45-55 tahun, Beauties. Tapi tak jarang juga, ada perempuan yang mengalami menopause dini di usia 40 tahun.
Gejala Menopause
Perbedaan perimenopause dan menopause yang dialami para perempuan/freepik/shurkin_son |
Periode penuaan pada perempuan yang satu ini juga memicu gejala tertentu. Kalau di tahap perimenopause hormon esterogen akan naik dan turun, berbeda halnya saat menopause yang justru mengalami penurunan terus menerus, Beauties.
Kondisi inilah yang memicu berhentinya masa menstruasi pada diri perempuan. Selain itu, ada juga gejala lainnya seperti kecemasan, insomnia, kelelahan, sering buang air kecil, hingga selalu berkeringat di malam hari.'
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |