
BEAUTYNESIA QUEEN OF THE MONTH
Queen of the Month: Cerita Andien Bagaimana Pengalamannya Menjadi Survivor dari Tumor Payudara Mempengaruhinya Ketika Berkarya

Pengalaman adalah sumber inspirasi terbaik bagi seorang seniman, termasuk bagi Andien Aisyah. Pernah divonis memiliki tumor payudara pada usia 16 tahun, tidak hanya mengubah pola gaya hidup tapi juga turut mempengaruhi intuisinya saat berkarya.
"Kalau dibandingkan dengan dulu, sekarang aku mungkin lebih ke shaped. Bukan hanya dalam karya lagu tapi juga karya video atau mungkin setiap yang aku ucapkan di konten media sosial. Inginnya selalu buat impact. Dan awalnya dari tumor payudara ini," ujar penyanyi berusia 36 tahun ini.
Pentingnya untuk terus bisa memberi informasi mengenai kanker dan tumor payudara ini juga tidak terlepas dari pengalamannya terjun langsung ke masyarakat. Bahkan ketika terlibat dalam acara kemanusiaan lainnya semisal banjir, ia mendapati perempuan yang sedang terkena kanker payudara.
Masih tabunya membicarakan kesehatan payudara di masyarakat juga menjadi salah satu faktor yang menghambat edukasi mengenai penyakit ini.
![]() |
"Padahal kan ini sama seperti organ lain seperti mulut atau hidung atau yang lain. Dan akhirnya karena ini semacam tabu untuk dibicarakan, kita menjadi semacam menutup mata. Bahwa kanker payudara ini merupakan pembunuh perempuan kedua tertinggi di Indonesia," tegas Andien. "Jika di sekeliling kita saja ada yang terkena kanker payudara, masa kita harus membuat ini menjadi hal yang tabu terus-terusan?!"
Selain menjadi inspirasinya dalam berkarya, pengalamannya sebagai penyintas juga turut mempengaruhi pola pikirnya dalam melihat perspektif hidup.
"Buatku payudara ini itu kayak sesuatu yang unik yang dimiliki perempuan. Dan bagaimana kita bisa memberikan hidup dari payudara ini kayak aku sekarang masih menyusui. Itu benar-benar luar biasa. Dan ternyata payudara ini juga yang bisa mematikan seorang perempuan. Makanya buatku penting untuk menjaga keberlangsungan hidupnya. Tapi bukan hanya sebagai organ tubuh. Tapi kayak satu mahluk sendiri," tuturnya.
Edukasi Sejak Dini
![]() |
Selain sosialisasi mengenai penyakit kanker dan tumor payudara, menurut Andien penting juga untuk melakukan edukasi dini mengenai kesehatan organ.
"Kalau mau ngomongin edukasi atau kesehatan payudara, aku rasa ini bisa berbarengan dengan sex education harusnya itu kita bisa lakukan dari kecil banget. Kalau aku bandingkan dengan teman-temanku di luar, kayak di Amerika dan Eropa biasanya, mereka tuh mendapatkan edukasi dari 3 atau 4 tahun dan tentunya dengan cara-cara yang sudah disepakati oleh pemerintahnya. Itu tidak terjadi di sini. Biasanya kebijakannya ada di masing-masing keluarga, seberapa terbuka mereka akan terbuka sama anak-anaknya.
Karena kita kan akan membicarakan mengenai organ-organ vital, yang biasanya tidak diperbincangkan oleh masyarakat. Dan ketika di sekolah pun, misal di pelajaran Biologi pun ya membicarakan payudaranya hanya sekilas saja. Kita nggak bener-bener ngomongin bagaimana cara menjaga kesehatannya.Jadi yang biasa kita dengar termasuk aku juga sewaktu kecil juga itu hanya desas-desus dari masyarakat. Jadi bukan hal-hal yang diedukasi," ceritanya.
Bagaimana awal mula Andien mengetahui memiliki tumor payudara dan kiatnya agar tidak takut untuk melakukan deteksi dini? Tonton selengkapnya pada video di bawah ini.
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!