Kondisi udara yang 'kabur' mulai sering terjadi di siang hari sebagai akibat dari menurunnya kualitas udara. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap, kualitas udara mengalami penurunan di sepanjang bulan Juni 2022 dengan tingginya tingkat polutan pada wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Buruknya kualitas udara tentu menjadi ancaman baru untuk kesehatan tubuh, kulit hingga ekosistem lingkungan. Bahkan, data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat hampir tujuh juta orang meninggal di setiap tahunnya akibat udara yang tidak baik.
Lebih jelasnya, berikut ini beberapa dampak berbahaya dari penurunan kualitas udara yang perlu diwaspadai.
Merusak Kualitas Organ Pernapasan
Merusak organ pernapasan/Foto:Freepik.com/Rawpixel.com |
Tingginya polutan pada udara yang kotor bisa memberi pengaruh yang krusial pada sistem pernapasan. Diungkap oleh studi pada University Corporation for Atmospheric, masuknya udara kotor memicu tegangan pada otot di sekitar paru sehingga penderitanya merasa kesulitan bernapas karena menyempitnya saluran pernapasan.
Gejala-gejala berupa batuk dapat berubah menjadi asma, gangguan pernapasan hingga kanker khususnya pada kelompok rentan yakni anak-anak serta lansia.
Menyebabkan Iritasi Mata
Menyebabkan gangguan pada mata/Foto:Freepik.com/Chajamp |
Lebih tipisnya kulit di sekitar kelopak mata dibandingkan dengan kulit di bagian lain, membuat mata menjadi organ tubuh paling rentan dengan berbagai masalah.
Debu hingga pasir dapat dengan mudah menggores bagian kornea yang diikuti oleh rasa gatal hingga mata berair. Lama dibiarkan, zat-zat polutan dapat berpotensi merusak syaraf optik sehingga cedera, bahkan kerusakan permanen dapat mengancam kesehatan mata.
Kulit Menjadi Lebih Sensitif
Kulit mudah teriritasi/Foto:Freepik.com/Goffkein |
Mudahnya beragam polutan untuk menempel menjadikan kulit sebagai 'target lain' dari ganasnya udara yang buruk. Setidaknya keluhan seperti jerawat, kulit kusam hingga ruam kemerahan disebabkan oleh masuknya polutan serta radikal bebas lainnya, Beauties!
Tidak sekadar kerusakan di luar, agresor dari polusi yang terlalu lama menumpuk dapat menyebabkan penyumbatan serta rusaknya jaringan kulit sehingga bukan hanya jerawat, tapi juga peradangan hingga penyakit berbahaya lain dapat muncul.
Mempercepat Penuaan Dini
Memicu penuaan dini/Foto:Freepik.com/Doucefleur |
Menempelnya radikal bebas pada kulit juga menjadi salah satu penyebab utama dari penuaan dini. Kondisi tersebut dapat semakin parah ketika kulit terbiasa terpapar sinar matahari tanpa adanya perlindungan ekstra dari krim tabir surya.
Sejalan dengan studi pada National Library of Medicine, buruknya kualitas udara dapat mengganggu kemampuan kulit dalam menghasilkan kolagen sehingga tanda penuaan seperti bintik hitam hingga kerutan cepat muncul.
Terganggunya Kehidupan Hewan serta Tumbuhan
Menggangu ekosistem hewan dan tumbuhan/Foto:Freepik.com/Kkolosov |
Bukan hanya manusia, makhluk hidup lain yakni tumbuhan serta hewan merasakan dampak merugikan yang sama di tengah buruknya kualitas udara.
Pada tumbuhan, paparan polusi dapat merusak stomata sebagai tempat pertukaran gas di mana hal tersebut mengganggu proses fotosintesis, sehingga tumbuhan berisiko cepat mati karena kekurangan makanan.
Terhirupnya udara yang kotor juga menimbulkan efek keracunan pada hewan dengan gejala-gejala seperti gangguan pernapasan hingga iritasi kulit pada kulit.
Lantas seperti apa upaya melindungi diri dari paparan kualitas udara yang buruk? Lanjutkan membaca di sini, Beauties!
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!