Sederet Dampak Psikologis Bullying Pada Anak: Sebuah Refleksi di Hari Anak Nasional 2023

Budi Rahmah Panjaitan | Beautynesia
Minggu, 23 Jul 2023 20:00 WIB
Foto: Freepik.com/jcomp

Hari Anak Nasional diperingati pada 23 Juli setiap tahunnya. Pada tahun ini, Hari Anak Nasional telah diperingati untuk ke-39 kalinya.

Dikutip dari Buku Pedoman dan Desain HAN tema yang diangkat pada peringatan Hari Anak Nasional 2023 adalah “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”. Peringatan Hari Anak Nasional ini pun seakan momentum untuk melakukan refleksi terhadap berbagai persoalan yang banyak menimpa anak-anak di Indonesia.

Di antara banyaknya kasus yang menimpa anak-anak, salah satu yang banyak menuai sorotan adalah kasus bullying. Sebut saja kasus yang belum lama ini terjadi, dimana seorang siswa SMP di Temanggung nekat membakar sekolahnya karena kerap dibully. Sungguh miris bukan? Tentu saja.

Bullying tidak hanya dapat berdampak secara fisik. Lebih dari itu, bullying dapat memberikan dampak terhadap psikologis yang terkadang tidak kasat mata. Lantas, apa saja dampak psikologis dari bullying? Simak selengkapnya di bawah ini.

Kehilangan Rasa Percaya Diri


Ilustrasi tidak percaya diri/ Foto: Freepik.com/freepik

Salah satu dampak psikologis paling mentereng yang dirasakan anak ketika menjadi korban bullying adalah kehilangan rasa percaya terhadap diri mereka sendiri. Bully yang diterima memungkinkan untuk masuk ke dalam pikiran mereka dan pada akhirnya memadamkan semangat yang tadinya membara akan suatu hal.

Bahkan, ketika bully ini sudah semakin lanjut, anak bisa saja merasa tidak pantas atau terlibat dalam suatu kegiatan tertentu. Dikutip dari Mclean hal ini juga dapat merembet ke bidang kehidupan lainnya.

Peningkatan Kritik Diri


Ilustrasi kritik diri/ Foto: Freepik.com/yuliiaka

Anak-anak yang mendapatkan perlakuan bullying seringkali bersikap kasar pada diri mereka sendiri. Ini mungkin terjadi karena mereka telah mendengar banyak pernyataan negatif dari para pelaku bullying. Pada akhirnya, mereka pun mulai percaya pada anggapan-anggapan negatif tersebut.

Ini bisa membawa mereka pada perasaan yang buruk. Menyedihkannya lagi, bully yang didapatkan ini bisa saja terkait dengan sesuatu yang notabenenya alamiah seperti warna kulit, tinggi badan, warna rambut dan lainnya.

Peningkatan Isolasi Diri


Ilustrasi anak mengisolasi diri/ Foto: Freepik.com/freepik

Bukan hanya kehilangan rasa percaya diri dan mengkritik diri, anak-anak yang menjadi korban bullying juga potensial melakukan isolasi diri. Mengapa demikian? Lagi-lagi karena mereka merasa buruk tentang diri mereka sendiri.

Pada akhirnya, jalan yang diambil adalah mengasingkan diri dari orang-orang terdekat seperti keluarga, teman sebaya, dan lainnya. Mereka mungkin akan menghabiskan banyak waktu di kamar dan menguncinya. Bahkan, pada beberapa kasus, anak-anak korban bullying juga enggan untuk pergi ke sekolah.

(dmh/dmh)