Stres Kuliah Bikin Jadwal Tidur Berantakan? Ini Penjelasannya

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Jumat, 12 Sep 2025 18:15 WIB
Stres Kuliah Bikin Jadwal Tidur Berantakan? Ini Penjelasannya/Foto: Freepik.com/jcomp

Stres kuliah adalah salah satu tantangan utama yang sering dialami mahasiswa. Tuntutan akademik yang tinggi, jadwal kegiatan yang padat, serta tekanan untuk mencapai prestasi terbaik kerap menjadi penyebab stres mahasiswa yang utama.

Salah satu dampak yang paling sering dirasakan oleh mahasiswa yang mengalami stres kuliah ini adalah jadwal tidur berantakan. Jika kamu masih bingung dengan kaitannya, coba simak penjelasan yang dilansir dari Psy Post berikut ini!

Mengapa Tidur itu Penting?


Ilustrasi/Foto: Freepik/diana.grytsku

Tidur memiliki peran penting bagi kesehatan secara keseluruhan. Saat tidur, tubuh dan otak beristirahat, memulihkan energi, dan menjalankan fungsi vital seperti konsolidasi memori, pengaturan hormon, dan perbaikan jaringan. 

Selain itu, tidur yang cukup membantu pengelolaan stres, menjaga kestabilan suasana hati, serta mendukung kemampuan kognitif seperti pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, tidur bukan hanya waktu istirahat, melainkan juga momen penting untuk memastikan tubuh dan otak tetap sehat, kuat, dan siap menghadapi tantangan sehari-hari.

Stres dan Kebiasaan Menunda Tidur


Ilustrasi/Foto: Freepik/tirachardz

Sebuah studi pada mahasiswa di Jerman menunjukkan bahwa tingkat stres harian memengaruhi kebiasaan tidur mereka. Pada hari-hari dengan tingkat stres yang tinggi, mahasiswa lebih cenderung menunda waktu tidurnya. Studi ini dipublikasikan dalam Stress and Health oleh Laura I. Schmidt dan koleganya.

Dalam studi ini, para peneliti memeriksa hubungan antara stres harian, penundaan waktu tidur, dan kualitas tidur menggunakan data dari 96 mahasiswa Heidelberg University. Partisipan mengenakan perangkat "actigraphy" (Fitbit Charge HR) selama 14 hari untuk memantau durasi dan waktu tidur mereka. Mereka juga melengkapi penelitian subyektif tentang kualitas tidur, tingkat stres harian, serta aktivitas larut malam yang tidak terencana tetapi dapat dikendalikan.

Hasil studi menunjukkan bahwa rata-rata partisipan menunda tidur selama 15 menit per malam dan tidur selama 7,5 jam setiap malam. Namun, ada kasus ekstrem di mana penundaan waktu tidur bisa jauh melampaui jendela waktu tersebut dan ini terjadi pada 15 persen dari total hari yang diamati selama penelitian. 

Pada hari-hari tertentu ketika mereka benar-benar menunda waktu tidur (yang terjadi pada 15 persen hari penelitian tadi), rata-rata keterlambatan mereka adalah 102 menit (atau 1 jam 42 menit). Hal itu menyebabkan durasi tidur mereka menjadi lebih pendek dari rata-rata (7,5 jam) dan dengan kualitas tidur yang juga menurun.

Para peneliti menemukan bahwa penundaan waktu tidur bertindak sebagai perantara antara stres harian dan hasil tidur, termasuk durasi serta kualitasnya. Hal ini tercermin dalam kesimpulan dari studi ini yang menunjukkan bahwa stres harian memiliki kontribusi signifikan terhadap kebiasaan menunda tidur yang pada akhirnya memengaruhi kualitas tidur.

Studi ini memberikan wawasan baru mengenai hubungan antara stres dan kualitas tidur. Meskipun begitu, studi ini memiliki keterbatasan karena dilakukan pada mahasiswa psikologi. Oleh karena itu, hasilnya mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan populasi dengan usia atau latar belakang yang berbeda.

(naq/naq)