Bahan Kosmetik Ilegal yang Berbahaya, Kamu Wajib Waspada!

Mustika Jati | Beautynesia
Rabu, 25 Sep 2019 07:15 WIB
Bahan Kosmetik Ilegal yang Berbahaya, Kamu Wajib Waspada!
https://assets.bwbx.io/images/users/iqjWHBFdfxIU/ibSEsPovOwa8/v1/1200x-1.jpg
Meskipun banyak kosmetik yang memiliki logo BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), masih banyak kosmetik yang mengandung bahan berbahaya. Belum lama ini, BPOM bahkan menemukan 977 jenis (595.218 kemasan) kosmetika tanpa izin edar dan mengandung bahan berbahaya senilai lebih dari Rp20 miliar. Agar kamu tidak salah memilih, mari kita lihat dulu deretan bahan kosmetik yang berbahaya dan ilegal.

Merkuri (hg)


Foto: https://assets.bwbx.io/images/users/iqjWHBFdfxIU/ibSEsPovOwa8/v1/1200x-1.jpg
Pernah enggak sih kalian melihat iklan produk kosmetik yang menjanjikan kulit putih dalam kurun waktu singkat? Kalau begitu, kamu sebaiknya waspada karena mungkin saja salah satu bahan aktif yang sering digunakan dalam produk tersebut adalah merkuri yang punya efek berbahaya bagi kesehatan.

Merkuri merupakan bahan kimia yang dapat ditemukan sebagai bahan tambahan sabun dan krim pencerah kulit, pengawet kosmetik, terutama untuk produk maskara dan pembersih.
 

Hidrokinon


Foto: https://i2.wp.com/gitacinta.com/wp-content/uploads/2018/08/asam-retinoat.jpg?resize=990%2C556&ssl=1
Selanjutnya ada zat bernama Hidrokinon. Zat ini sering ditemukan pada krim pencerah wajah. Penggunaan hidrokinon yang tidak dibatasi oleh para ahli dapat menyebabkan keadaan bernama okronosis eksogen. Ciri-cirinya terdapat pigmen biru keabuan karena penggunaan kronik. Bila digunakan secara rutin, hidrokinon dapat menyebabkan kanker kulit.
 

Retinoid


Foto: https://i0.wp.com/images-prod.healthline.com/hlcmsresource/images/topic_centers/2019-1/11356-13_Myths_And_Truths_On_Retinoids_1296x728-header.jpg?w=1155
Retinoid adalah kelompok obat yang struktur kandungannya berhubungan dengan vitamin A. Retinoid merupakan salah satu nutrisi penting bagi tubuh yang umumnya digunakan untuk merawat kesehatan mata, pertumbuhan, kekebalan tubuh (imun), dan reproduksi.

Selain itu, retinoid juga dapat digunakan untuk menjaga kecantikan kulit. Misalnya, mengatasi jerawat, kerutan, menjaga elastisitas kulit, serta mencerahkan flek hitam (hiperpigmentasi) akibat paparan sinar matahari.

Tapi tahukah kamu? Penggunaan dengan takaran yang salah akan mengakibatkan kulit yang terlihat terbakar dan tidak akan pulih seperti semula.
 


Steroid


Foto: https://meded.ucsd.edu/clinicalimg/skin_steroid_atrophy3.jpg
Steroid atau yang lebih dikenal dengan kortikosteroid adalah obat yang mampu mengatasi reaksi peradangan pada tubuh. Obat steroid biasanya bekerja dengan menyempitkan pembuluh kapiler dan menekan sistem kekebalan tubuh yang bekerja secara berlebihan. Obat steroid sendiri tersedia dalam banyak jenis, misalnya obat, obat oles, suntik, hingga sirup.

Dokter sering meresepkan krim steroid spesifik hanya untuk mengobati masalah kulit, seperti dermatitis numularis, dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi dan iritan, psoriasis, penyakit bulosa, dan lain sebagainya.

Tapi perlu kamu catat, krim steroid tidak boleh ditambahkan dalam krim perawatan kulit lainnya. Sayangnya, akhir-akhir ini banyak sekali pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan pemakaian steroid tersebut. Salah satu efek paling sering adalah munculnya tanda kemerahan terutama saat kamu kena paparan sinar matahari secara langsung.
 

Rhodamin B


Foto: https://http2.mlstatic.com/masterbatch-para-coloracion-de-plasticos-D_NQ_NP_269401-MLA20341154884_072015-F.jpg
Terakhir adala Rhodamin B. Zat ini biasanya berbentuk serbuk kristal berwarna kehijauan, merah keunguan. Pemerintah telah melarang penggunaan Rhodamin B untuk makanan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 239/ Menkes/ Per/ V/ 1985 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya. Peraturan tersebut tentunya berkaitan dengan dampaknya yang merugikan kesehatan manusia. Konsumsi Rhodamin B dapat membahayakan kesehatan manusia.

Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, gangguan hati/liver, dan yang paling serius adalah kanker hati. Belakangan juga terungkap bahwa bahan pewarna berbahaya ternyata dapat mempengaruhi fungsi otak termasuk gangguan perilaku anak. 
 
(ags/ags)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE