Mengenal Perjalanannya Skin Dewi, Skincare Luxury Local Brand yang Dimiliki Perempuan Indonesia

Rini Apriliani | Beautynesia
Jumat, 28 Mar 2025 20:30 WIB
Mengenal Perjalanannya Skin Dewi, Skincare Luxury Local Brand yang Dimiliki Perempuan Indonesia
Mengenal perjalanannya Skin Dewi/Foto: Instagram.com/skindewi

Dewasa ini, ada beragam merek skincare yang hadir di pasaran. Sederet produknya memiliki keunggulannya masing-masing. Salah satu produk skincare yang menjadi favorit adalah skincare yang terbuat dari bahan-bahan alami.

Untuk Beauties yang sedang mencari pilihan skincare dengan bahan alami dan aman, Skin Dewi bisa menjadi pilihannya! Dalam kesempatan bincang Sekolah Sukses di kanal YouTube Daniel Mananta Network, Dewi Kauw sebagai CEO dan Wenny Vanilla CMO Skin Dewi, berbagi ceritanya tentang Skin Dewi hingga tantangannya sebagai pebisnis di era saat ini. Simak!

Mengenal Skin Dewi

Skincare Skin Dewi

Produk Skin Dewi/Foto: Instagram.com/skindewi

Skin Dewi merupakan merek skincare organik yang fokus pada bahan-bahan alami dan berkualitas tinggi. Tak sekadar menjual produknya saja, tapi merek yang satu ini juga memberikan edukasi kepada para konsumennya tentang perawatan kulit. 

Merek Skin Dewi lahir berangkat dari masalah yang dihadapi oleh Dewi Kauw. Perempuan lulusan Teknik Kimia University Of Washington ini memiliki masalah penyakit eksim yang diderita oleh anak keduanya. Saat itu, ia menyadari bahwa penyakit ini akan terbawa hingga sang anak dewasa, ia pun mulai konsultasi dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi hal tersebut. 

Ide muncul menciptakan Skin Dewi didapatkannya saat ia sedang jalan-jalan di Jerman dan menemukan supermarket yang memiliki rak dengan dipenuhi obat dari tanaman herbal. 

"Lagi jalan-jalan ke Jerman, aku inget banget momennya pas udah mau pulang dari Hamburg, kita mampir ke supermarket, itu dari satu ujung ke ujungnya, besar banget itu semua obat tapi dari tanaman herbal," 

Saat melihat hal tersebut, Dewi berpikir "kenapa nggak buat kulit?". Itulah inspirasi pertamanya. Lalu, ia pun terinspirasi juga dari dua brand asal Jerman. 

Akhirnya, di tahun 2014 lahirlah Skin Dewi. Namun, saat baru dimulai, ia bukan berfokus pada pembuatan produk. Ia justru belajar ke sekolah-sekolah yang mengajarkan tentang formulasi dan segala macam untuk mengatasi masalah eksim ini. 

Lalu, merasa ilmunya tidak boleh disimpan sendiri, Dewi K pun mulai mengajar, membagikan ilmu yang dimilikinya. Pada 2015, ia mulai workshop rumahan, lalu banyak yang minta dibuatkan formulasi atas berbagai masalahnya.

Akhirnya, di tahun 2018 ia merilis produknya. 

Pertemuannya dengan beauty influencer Wenny Vanilla yang kini sebagai Chief Marketing Officer Skin Dewi karena masalah eksim juga. 

Wenny mengatakan bahwa ia memiliki masalah eksim di bagian kakinya. Hal ini membuatnya sering kali merasa sakit saat menggunakan sepatunya. Dari masalah tersebut, akhirnya ia direkomendasi oleh temannya untuk mengenal Dewi K yang sudah berdiri dengan Skin Dewi. 

Ia akhirnya bertemu dan mengobrol banyak dengan Dewi. Dari pertemuan tersebut, ia pun cocok menjalin komunikasi dengan Dewi. 

Bukan Promosi Jor-joran, Skin Dewi Berfokus untuk Lebih Mengedukasi

Dewi Kauw, Skin Dewi

Dewi Kauw, Skin Dewi/Foto: Foto: Kiki Oktaviani/Wolipop

Jika membuka media sosial, mungkin Beauties akan melihat banyak merek skincare yang melakukan promosi jor-joran untuk setiap produknya. Ternyata, hal tersebut tidak sepenuhnya dilakukan oleh Skin Dewi. 

"Skin Dewi awalnya bukan skincare brand komersial. Cara awal kita melakukan sesuatu itu beda dengan yang kebanyakan dilakukan brand lain. Nggak pernah kan lihat Skin Dewi collab dengan public figure dan punya Brand Ambassador?," ujar Wenny. 

Berpegang teguh pada misi awal, Skin Dewi lebih ingin mengedukasi para konsumennya.

"Karena awalnya kan ingin bantu orang, pengin empowering people. Jadi daripada energinya dipakai untuk hal-hal yang kontroversi misalkan. Tapi itu tidak memenuhi tujuan kami, tidak dalam visi misi kita, jadi bagi kami tetaplah pada apa yang paling baik kami lakukan, mengedukasi orang dan memberdayakannya," sambungnya. 

Lebih lanjut, Wenny mengatakan bahwa Skin Dewi menjadi besar karena testimoni dari para pelanggannya.

"Skin Dewi itu bahkan besarnya karena testimoni orang, mulut ke mulut. Dari situ, akhirnya punya komunitas yang udah cukup besar, jadi member masuk dan masuk itu bawa oleh satu orang dan bawa lagi bawa lagi," jelas Wenny. 

Reward besar untuk Skin Dewi pun adalah saat orang mendengar testimoni baik dari pelannggannya. Akhirnya, testimoni itu juga yang membuat sang pemilik Dewi K terus bersemangat menjalani bisnisnya.

"Kita tidak pernah menjanjikan dalam berapa hari (produknya bisa langsung memberikan hasil)," kata Dewi. 

Cara Skin Dewi Development Produknya

Skincare Skin Dewi

Produk Skin Dewi/Foto: Instagram.com/skindewi

Sang Founder mengatakan, Skin Dewi melalui proses panjang untuk setiap produknya. Dewi mempelajari semua bahan yang digunakan, dari mulai takaran penggunaan, lalu dicoba berulang. 

"Kita nggak buru-buru setiap bulan launching produk, bulan dengan launching lagi. Tapi kita benar-benar meluangkan waktu untuk terus mencoba hingga sangat yakin saat produk tersebut diluncurkan," ujar Dewi.

Wenny menuturkan, untuk antiaging yang diluncurkan oleh Skin Dewi saja telah proses develop-nya memakan waktu hingga 6 tahun. Dewi mencoba terus meraciknya hingga berhasil. Berbuah tidak sampai tiga minggu produknya sudah sold out.

"Awalnya aku membuat produk itu untuk Mamaku. Dilakukan percobaan terus, sampai akhirnya hasilnya itu bagus banget," terang Dewi. 

Bukan dari luar negeri, Skin Dewi merupakan merek asli Indonesia, memiliki pabrik dan tim research sendiri untuk memproduksi produknya. Bahkan, menerima maklon dengan standar BPOM RI.

"Kita punya pabrik dan research and development sendiri. Pabrik kita di Indonesia dan kita pun menerima maklon dengan standar BPOM," kata Dewi. 

Skin Dewi memiliki visi misi "To create lasting change", dimana ingin membuat penggunanya percaya dengan produknya hingga jangka panjang

"Kita nggak mau mengubah apapun dari hidupmu, tapi kita mau menjadi solusi untuk masalahmu," papar Wenny. 

Truly Cares Skin Dewi merupakan layanan konsultasi dari Skin Dewi untuk para pelanggannya. Di sinilah user bisa melakukan konsultasi pada setiap produk yang ingin atau sedang digunakan.

"Dari Skin Dewi lahir sampai hari ini, kita punya our team yang ngurusin konsultasi, benar-benar one bye one. Skin Dewi itu membuat produk berdasarkan kebutuhan user kita. Bahkan, sampai sekarang kita rutin ngecek feedback, komen, apapun pesannya, kebutuhan orang-orang itu kita cek dan dari situ biasanya nge-develop produk baru lagi," sambung Wenny. 

Wenny Vanilla Ungkap Cara Skin Dewi Bersaing dengan Merek Lainnya…

Skincare Skin Dewi

Foto: YouTube Daniel Mananta

Wenny Vanilla yang merupakan seorang beauty influencer, juga seorang CMO ini tidak melihat sebagai sebuah persaingan. Justru dengan banyaknya merek yang kini ada di pasaran bisa saling support dan melengkapi

"Pertanyaan cara bersaing dengan merek lain itu memang sering banget ditanyain ke Skin Dewi. Tapi jawabnnya, kenapa dianggap bersaing ya? Karena buat kita, setiap brand, setiap produk itu memang punya kebutuhan dan marketnya masing-masing," jelas Wenny. 

"Bahkan di dalam industri ini justru bisa saling support dan melengkapi. Kita tidak melihat merek lain sebagai persaingan, tapi justru kebutuhannya gitu, kita hanya menjawab kebutuhannya," sambungnya. 

Lalu, Dewi yang telah lebih dari 10 tahun memegang merek ini mengatakan cara agar bisa bertahan di tengah banyaknya merek baru adalah jangan melihat karena cuma dari tren aja. 

"For me, jangan mulai sesuatu karena ngelihat tren doang atau segala macem. Tanpa fokus yang jelas ini sebenarnya bisnis mau diapain, mau dibawanya kemana, udah ada rencananya belum? Dan yang paling penting, kamu tahu kenapa mau bangun itu bisnis,"

"Pas lagi enak sih enak, happy-happy aja. Tapi begitu susah itu akan diuji banget tuh kita punya ‘why’nya. Kalau kamu tidak punya kenapanya itu, pasti udah menyerah. Makanya banyak yang datang, banyak yang pergi,"

Menurut Dewi semua harus jelas, dari target marketnya siapa, mau dibawa ke mana brandnya, seperti apa nanti setelah produknya launching itu mau seperti apa. Semua harus dipikirkan sejak awal. 

Selaras dengan hal tersebut, Wenny pun mengatakan sebagai pelaku usaha tidak perlu panik melihat yang sedang tren, jika tidak sesuai dengan visi misi brand itu sendiri, tapi maksa ikut tren. 

"Banyak brand yang akhirnya tumbang karena terlalu ngikutin kiri-kanan," ujar Dewi.

Beauties, itu dia perjalanannya Skin Dewi, skincare luxury local brand yang dimiliki perempuan Indonesia. Inspiratif dan keren banget ya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE