
Mulai dari Stres dan PMS, Ketahui Penyebab dan Perawatan Jerawat Hormonal

Banyak orang yang harus berjuang dengan jerawat hormon. Jerawat ini tidak seperti jerawat stres, jerawat karena pori-pori tersumbat maupun jerawat breakout dari produk yang tidak cocok. Jerawat hormoNal umumnya berwarna merah, terasa sakit, dalam, dan relatif membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
Menurut dermatologis New York Sapna Palep, M.D, 50% wanita berusia 20 hingga 29 tahun memiliki jerawat yang umumnya disebabkan oleh hormon. Artinya, kemunculan jerawat hormon adalah hal yang tak terelakkan, khususnya saat kita menginjak umur-umur produktif.
Namun, tiada masalah tanpa solusi. Setidaknya informasi di bawah ini bisa dicoba untuk mengendalikan jerawat hormon.
Mengenal Jerawat Hormon
![]() jerawat hormon yang tumbuh di rahang/Foto: Instagram/sofiepavvit |
Seperti namanya, jerawat hormon adalah jerawat yang dipengaruhi oleh fluktuasi hormon. Ini biasa terjadi selama masa pubertas, tetapi juga bisa mempengaruhi orang dewasa dari segala usia, dan terutama terjadi pada perempuan.
Fluktuasi kadar hormon bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya menstruasi, PCOS (polycystic ovary syndrome), dan menopause. Itulah alasan kamu mungkin melihat jerawat hormon tepat sebelum menstruasi, yaitu ketika hormon estrogen, progesteron, androgen sedang berubah-ubah.
Untungnya, secara umum cukup mudah untuk mengetahui apakah jerawat yang kamu hadapi bersifat hormon. Pola klasik pada jerawat hormon ialah benjolan yang dalam, merah, dan lembut yang muncul seminggu sebelum periode menstruasi.
Pada orang dewasa, jerawat hormon umumnya muncul terkonsentrasi di bagian bawah wajah seperti, dagu, rahang, dan pipi bagian bawah. Sedangkan, pada remaja jerawat biasa muncul di T-zone.
Penyebab Jerawat Hormon
![]() Jerawat hormon terjadi karena endapan minyak/Foto: https://kidshealth.org |
Jerawat hormon terjadi saat hormon meningkatkan produksi minyak pada kulitmu. Belum tentu hormon itu sendiri yang menyebabkan jerawat, melainkan hormon ini dapat menyebabkan produksi minyak berlebih, yang bersama bakteri pada gilirannya dapat menyebabkan pori-pori tersumbat yang memicu munculnya jerawat.
Selain menstruasi, faktor lain yang dapat meningkatkan fluktuasi hormon termasuk pemasangan KB oral, kondisi stres yang dapat menghasilkan hormon kortisol, dan bahkan makanan yang mengandung pertumbuhan alami, seperti dalam produk susu.
Langkah Mencegah dan Merawat Jerawat Hormon
Menurut dermatologis Rachel Nazarian, M.D, tidak ada jaminan cara untuk mencegah jerawat hormon selain dengan menggunakan resep obat-obatan tertentu. Fluktuasi hormon sebenarnya adalah hal yang normal. Sinyal pada kulit dan munculnya jerawat mungkin tidak membuatmmu bahagia, tetapi mereka merespon dengan tepat apa yang dibutuhkan oleh tubuhmu.
![]() Kurangi konsumsi daging merah dan produk susu/Foto: https://supplemania.net |
Bila kamu merasa tidak membutuhkan obat-obatan antibiotik, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan di rumah untuk membantu mengurangi keparahan. Cobalah jaga keseimbangan hormon dengan mengurangi stres serta menghindari terlalu banyak konsumsi daging merah, gula, roti, dan produk susu.
Di sisi lain, kunci merawat jerawat hormon adalah dengan mengurangi produksi minyak dan mengelupaskan sel-sel kulit mati untuk mencegah pembentukan jerawat. Untuk itu, carilah produk perawatan wajah yang mengandung Retinoid, Benzoyl Peroxide, AHA, dan BHA.
![]() Produk skincare untuk mengatasi jerawat hormon/Foto: https://shopee/elsheskin/athenaclover & Pinterest/catchaustralia/amazonefashion/aurelcatherine/ultabeauty |
Pada akhirnya, solusinya kembali lagi pada komitmen menggunakan skincare routine setiap hari. Gunakan pembersih yang lembut tanpa bahan kimia parfum atau surfaktan, memakai bahan aktif yang sesuai untuk kulit berjerawat, sunscreen, dan moisturizer non-komedogenik yang mampu menghidrasi dan menenangkan kulit wajah. Hal ini dilakukan untuk menenangkan peradangan dan tidak mengganggu pH kulitmu.
![]() Dokter kulit akan meresepkan antibiotik minum/Foto: Pinterest/cgatelainemag |
Pertimbangkanlah untuk berkonsultasi dengan dokter kulit jika kamu berurusan dengan lebih dari dua jerawat, jerawat meninggalkan bekas hitam, atau tidak ada perubahan setelah dua bulan pemakaian skincare.