Sejak dahulu kala, penggunaan produk kosmetik sudah banyak diminati oleh semua kalangan, khususnya perempuan. Lantaran minimnya pengetahuan, tak jarang orang-orang zaman dulu masih menggunakan bahan kosmetik berbahaya demi mendapatkan hasil yang diimpikan, tanpa menghiraukan efek-efek mematikan yang mengikutinya.
Nah, mirisnya di zaman sekarang, ketika telah banyak beredar bukti penelitian hingga kasus-kasusnya, masih ada saja orang yang tergiur bujuk rayu dari kosmetik abal-abal atau ilegal dengan harga murah yang dapat membuat kulit putih secara instan.
Biar kamu makin percaya sama efek kandungan kosmetik beracun, tengok fakta-fakta sejarah kosmetik yang paling berbahaya berikut ini, Beauties!
1. Eyeliner Timbal Cleopatra
Celak mata ala Mesir kuno/Foto: nilemagazine.com.au |
Orang-orang Mesir kuno terkenal dengan eyeliner atau celak mata tebalnya. Selain untuk tujuan estetik, celak mata dari bahan antimon dan timbal tersebut dipercaya mampu melindungi mata dari sinar matahari dan juga penyakit.
Manfaat tersebut mungkin ada benarnya. Peneliti Perancis dalam studi 2010 berpendapat bahwa penggunaan antimon dan timbal di sekitar mata dalam peradaban kuno dapat meningkatkan produksi senyawa oksida nitrat dalam tubuh, sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh pemakainya dan mencegah infeksi mata.
Namun di sisi lain, banyak orang Mesir kuno tidak hidup melewati usia 30-an akibat paparan timbal berbahaya yang berkepanjangan.
2. Ratu Elizabeth I: Makeup dari Merkuri dan Timah
Ratu Elizabeth I/Foto: Lukisan William Faithorne dalam www.artuk.org |
Standar kecantikan pada abad ke-16 adalah kulit yang putih bagaikan porselen. Tren tersebut berkiblat pada Ratu Elizabeth I sehingga menjadi simbol kebangsawanan dan kesempurnaan pada zaman itu.
Padahal, tak banyak yang tahu bahwa obsesi Ratu Elizabeth I terhadap kulit putih porselen didapatkan dari pemakaian Venetian ceruse, sejenis foundation yang terbuat dari campuran cuka dan timah. Bahkan, ia juga menggunakan lipstik dengan kandungan cinnabar, mineral berwarna merah terang yang mengandung merkuri.
Akhirnya, Ratu Elizabeth I meninggal dunia lantaran menderita penyakit kanker dan pneumonia disebabkan oleh paparan bahan kimia berbahaya dalam produk kosmetiknya.
Ssst, kini penggunaan merkuri pada produk kecantikan terbukti berbahaya dan dilarang di berbagai negara, termasuk Indonesia!
3. Losion Arsenik di Era Victoria dan Pasca Perang Sipil
Wafer arsenik/Foto: Twitter.com/timesvictorian |
Selama era Victoria dan pasca Perang Sipil, produk losion yang mengandung logam berat arsenik dipasarkan kepada perempuan untuk mendapatkan kulit yang bersih dan pucat.
Selain terdapat sabun dan krim berbahan arsenik, penjualannya juga hadir dalam bentuk wafer arsenik yang dimakan untuk mencerahkan kulit. Yang bikin mencengangkan, para produsen turut menyatakan dalam iklan bahwa produk mereka “aman - sama sekali tidak berbahaya”.
Padahal, penambahan arsenik dalam produk makeup jadul berpotensi menghancurkan sel darah merah, menyebabkan kebotakan dan ketergantungan, serta berakhir kematian.
4. Skincare Radium untuk Kulit Cerah
Kosmetik mengandung bahan radioaktif radium/Foto: Science101.com via New York Tribune, 10 November 1918 |
Pada awal abad ke-20, orang-orang tergila-gila pada kosmetik berbasis radium sebab diklaim mampu meregenerasi sel kulit sehingga tampak lebih muda dan bersinar. Kenyataannya, unsur kimia berbahaya yang ditemukan oleh Marie Curie dan Pierre Curie ini satu juta kali lebih aktif dari uranium yang biasa digunakan sebagai bahan radioaktif.
Tak heran, orang yang sering terpapar radium mengalami efek yang amat mengerikan, termasuk cacat fisik, pembusukan jaringan tubuh, tulang rahang copot, kanker tulang, juga kematian.
5. Losion Pemutih Steroid di Indonesia
Dampak penyalahgunaan krim pemutih bersteroid/Foto: Instagram.com/drmita.spkk |
Terakhir, datang dari Tanah Air pada 13 Februari 2020 lalu. Melalui akun Instagramnya, dr. Listya Paramita, Sp.KK mengunggah foto seorang perempuan pasiennya yang menderita bercak stretch marks di sekujur kulit kaki akibat pemakaian losion pemutih kulit abal-abal mengandung steroid. Dalam promo penjualan, krim pemutih abal-abal memberikan iming-iming kulit menjadi lebih putih dalam waktu sepekan.
Menurut dr. Mita, sapaan akrabnya, penggunaan steroid untuk gangguan kulit tertentu sebetulnya legal, namun dengan tatalaksana yang tepat dan tidak disalahgunakan. Sementara itu, mustahil untuk menghilangkan stretch marks secara total efek dari krim pemutih abal-abal bersteroid.
_______________
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!