Desainer Vivi Zubedi Bagikan 1000 Masker Gratis Kain Batik Sunda
Menebar kebaikan bisa dilakukan siapapun dan kapanpun, termasuk di tengah pandemi Covid-19 seperti ini. Hal ini juga yang dilakukan Vivi Mar’i Zubedi Founder Vivi Zubedi Foundation (VZF) llewat gerakan sosial berskala masif yaitu #1000MaskeruntukJabar.
Pandemi COVID-19 yang berlangsung sepanjang tahun 2020 ini mengetuk hati Vivi Mar’i Zubedi untuk bertindak nyata menebar 1000 masker terstandar SNI bermotif Batik Sunda kepada masyarakat Jawa Barat dengan menggandeng Ketua Umum Dekranasda Jawa Barat Atalia Ridwan Kamil bersama Dompet Dhuafa. Penyerahan bantuan secara simbolis dilaksanakan di Gedung Dekranasda, Bandung, 30 November 2020.
Sejalan dengan idealisme Vivi dalam pemberdayaan kain dan kerajinan lokal, Vivi pun menggunakan kain bermotif Batik Sunda sebagai bahan 1000 masker. Bahan ini sebelumnya pernah muncul pada koleksi The Art of Layering Sundanese Batik dalam gelaran Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) 2020, 28-31 Oktober silam.
Mengangkan Konsep Sustainability
![]() #1000MaskeruntukJabar Vivi Zubedi/Dok. Vivi Zubedi |
Vivi yang mengadopsi nilai-nilai sustainability dalam karya-karyanya, memanfaatkan kain sisa koleksi ISEF 2020 guna memperpanjang daur guna benda. Apalagi industri fashion diketahui menduduki peringkat ke-2 industri penghasil limbah bumi terbesar sejumlah 92 juta ton setiap tahun.
"Kami memilih masker kain selain karena manfaatnya bisa bertahan lama, juga karena memperhatikan sustainability lingkungan. Prosedur medis mengharuskan semua serba-steril, sehingga untuk APD, sarung tangan, dan masker harus sekali pakai. Tapi untuk kita yang alhamdulillah masih dikaruniai kesehatan,ayo pakai masker reusable untuk mengurangi timbunan sampah baru," ujar Vivi.
![]() #1000MaskeruntukJabar Vivi Zubedi/Dok. Vivi Zubedi |
Masker kain dapat mengurangi dampak lingkungan dari melonjaknya angka limbah medis akibat pandemi. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat terdapat 1.100 ton limbah medis dalam periode awal penanganan COVID-19 selama Maret-Juni 2020.
Data Indonesian Environmental Scientist Association (IESA) menunjukkan, angka tersebut meningkat 46% dibanding masa sebelum pandemi. Tak hanya itu, volume sampah rumah tangga juga meroket pesat terutama sampah pengiriman makanan (plastik, styrofoam), alat makan sekali pakai, hingga tusuk gigi.
Vivi berharap 1000 masker ini dapat tersalurkan dengan baik dan terasa manfaat bagi masyarakat.
"Pandemi ini belum berakhir meskipun kita sudah bosan dan lelah dengan semua ini. Jadi tetap jaga protokol kesehatan 3M: mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer atau alkohol minimal 70 persen, menjaga jarak minimal satu meter dan memakai masker berstandar SNI. Kalau semuanya kompak dalam kesadaran ini, insya Allah Indonesia bisa keluar sebagai pemenang melawan pandemi," tutup Vivi.

