Catat! Ini Daftar Obat Ranitidin yang Ditarik BPOM, Kamu Bisa Ganti dengan Obat Ini
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya melakukan penarikan terhadap obat maag dan asam lambung yang mengandung ranitidin dari peredaran karena berisiko memicu penyakit kanker.
Keputusan penarikan ini merupakan buntut dari hasil investigasi yang dilakukan BPOM Amerika Serikat, yakni US Food and Drug Administration (FDA), dan European Medicine Agency (EMA) yang menemukan adanya cemaran Nitrosodimethylamine (NDMA) pada sampel produk yang mengandung bahan ranitidin.
NDMA dikaitkan dengan risiko penyakit kanker karena bersifat karsinogenik, terlebih bila dikonsumsi melebihi ambang batas dan dalam jangka panjang. Nilai ambang batas cemaran NDMA yang diperbolehkan adalah 96 nanogram (ng)/hari (acceptable daily intake).
Foto: IstimewaDilansir dalam DetikHealth, hasil uji yang dilakukan BPOM terhadap sejumlah sampel obat menunjukkan, sebagian mengandung cemaran NDMA dengan jumlah melebihi batas aman atau yang diperbolehkan. Akan tetapi, pengujian dan kajian risiko terhadap semua produk masih akan terus dilakukan.
Omeprazol
Foto: IstimewaAda lima produk obat asam lambung ranitidin yang ditarik BPOM. Satu produk obat ditarik dengan perintah penarikan dan empat produk lainnya ditarik secara sukarela oleh produsen. Kebanyakan produk yang ditarik dalam bentuk injeksi.
Produk yang diperintahkan untuk ditarik adalah Ranitidine berbentuk cairan injeksi 25 mg/mL keluaran PT Phapros tbk. Sedangkan yang sukarela ditarik produsen adalah Zantac cairan injeksi 25 mg/mL keluaran PT Glaxo Wellcome Indonesia, Rinadin sirup 75 mg/5mL keluaran PT Global Multi Pharmalab, Indoran cairan injeksi 25 mg/mL keluaran PT Indofarma, serta Ranitidine cairan injeksi 25 mg/mL keluaran PT Indofarma.
Foto: IstimewaLantas, bagaimana jika kamu sudah terlanjur merasa cocok dengan produk ranitidin yang ditarik dari peredaran?
Sebetulnya, ada banyak obat yang sebenarnya lebih kuat untuk menekan asam lambung dibanding ranitidin, yakni omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, esomeprazol, dan pantoprazol. Jenis obat ini jauh lebih manjur dan banyak digunakan oleh dokter spesialis penyakit dalam.