7 Pelajaran Hidup yang Bisa Dipelajari Saat Memasuki Quarter Life Crisis

Intan Dwi | Beautynesia
Rabu, 20 Jan 2021 11:30 WIB
7 Pelajaran Hidup yang Bisa Dipelajari Saat Memasuki Quarter Life Crisis
Quarter Life Crisis/ Foto: freepik.com

Banyak sekali kaum millenial saat ini yang mengaku mengalami quarter life crisis. Apa sih quarter life crisis? Ini adalah fase dimana seseorang memiliki kecemasan terhadap masa depannya, dimana fase ini sering terjadi di kalangan millenial, yaitu di usia sekitar 20-30 tahun.

Kebanyakan dari mereka takut jika beberapa tahun ke depan tidak berjalan sesuai dengan harapan mereka. Tapi kalian mungkin bisa coba memahami beberapa pelajaran hidup ini ketika memasuki fase quarter life crisis, agar tingkat kecemasan tidak meningkat. Inilah tujuh pelajaran hidup yang bisa dipelajari.

Jangan Menganggap Diri Kamu Terlalu Serius

Sebisa mungkin hidup dibawa santai saja, karena ketika kamu menganggap diri kamu terlalu serius maka kamu berhenti bersenang-senang dan hidup terlalu singkat untuk itu.
Jangan Menganggap Diri Kamu Terlalu Serius/freepik.com

Sebisa mungkin hidup dibawa santai saja, karena ketika kamu menganggap diri kamu terlalu serius maka kamu berhenti bersenang-senang dan hidup terlalu singkat untuk itu. Ingatkah ketika kamu masih kecil dan kamu bisa menemukan keindahan dan kesenangan hampir dalam semua hal?

Cobalah untuk memanfaatkan kembali keadaan diri kamu seperti anak kecil membuka kemungkinan untuk hiburan, eksplorasi dan perubahan. Tidak apa-apa untuk menganggap hidup serius, hanya saja jangan lakukan itu sendiri.

Tidak Apa-Apa Meminta Bantuan Saat Kamu Membutuhkan

Pasti beberapa dari kalian terlalu banyak berjuang sendirian saat menghadapi berbagai masalah. Karena kamu tidak ingin merasa menjadi beban
Tidak Apa-Apa Meminta Bantuan Saat Kamu Membutuhkan/freepik.com

Pasti beberapa dari kalian terlalu banyak berjuang sendirian saat menghadapi berbagai masalah. Karena kamu tidak ingin merasa menjadi beban bagi orang-orang yang sangat mencintai kamu. Tapi kita tidak bisa berharap untuk menavigasi semua pasang surut hidup kita sendiri, jadi bersandarlah pada keluarga atau teman saat kamu membutuhkannya.

Segala Hal Tidak Pernah Seburuk Kelihatannya

Setiap orang pasti pernah melihat kembali saat-saat sulit dan menyadari bahwa segala sesuatunya tidak seburuk yang terlihat pada saat itu.
Segala Hal Tidak Pernah Seburuk Kelihatannya/freepik.com

Setiap orang pasti pernah melihat kembali saat-saat sulit dan menyadari bahwa segala sesuatunya tidak seburuk yang terlihat pada saat itu. Sejujurnya, ini adalah kasus dari banyak peristiwa yang tampaknya “buruk” dalam hidup setiap orang. Kita semua telah selamat dari hal-hal mengerikan yang kita alami setiap harinya.

Selalu Luangkan Waktu untuk Refleksi Diri

Dengan menghabiskan waktu dengan diri kamu sendiri, seperti membuat jurnal atau berpergian maka kamu bisa mempersempit hal-hal yang kamu sukai
Selalu Luangkan Waktu untuk Refleksi Diri/freepik.com

Refleksi diri adalah katalisator untuk pertumbuhan. Dengan menghabiskan waktu dengan diri kamu sendiri, seperti membuat jurnal atau berpergian maka kamu bisa mempersempit hal-hal yang kamu sukai dari diri kamu sendiri.

Selain itu, kamu juga bisa menyoroti hal-hal yang mungkin tidak begitu kamu sukai dan inginkan untuk dikerjakan.

Jangan Kritik Diri Sendiri

Apakah kamu pernah berpikir, kalau diri kita adalah pengkritik terburuk untuk diri kita sendiri? Dan ya itu adalah kebenaran mutlak
Jangan Kritik Diri Sendiri/freepik.com

Apakah kamu pernah berpikir, kalau diri kita adalah pengkritik terburuk untuk diri kita sendiri? Ya itu adalah kebenaran mutlak, karena hampir semua orang pasti pernah mengkritik dirinya sendiri. Kita terlalu banyak menyalahkan diri sendiri, tapi untuk apa?

Mulai sekarang, pandanglah kesalahan sebagai pelajaran yang dipetik, alih-alih amunisi untuk memicu kebohongan yang jelas, seperti “tidak cukup baik” atau “tidak mampu”. Tidak apa-apa jika merasa buruk sebentar, tetapi jangan berkubang di dalamnya.

Tidak Apa-Apa untuk Mengatakan Tidak

Percaya atau tidak, kemampuan untuk menetapkan batasan yang sehat dan mengatakan tidak pada apapun yang tidak bermanfaat bagi kita adalah salah satu cara menghargai diri kita sendiri.
Tidak Apa-Apa untuk Mengatakan Tidak/freepik.com

Percaya atau tidak, kemampuan untuk menetapkan batasan yang sehat dan mengatakan tidak pada apapun yang tidak bermanfaat bagi kita adalah salah satu cara menghargai diri kita sendiri. Ketika kita mengayakan “ya” untuk hal-hal yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan dalam hati, kita hanya mengkhianati diri sendiri.

Tapi jika kamu termasuk orang yang berusaha keras untuk menyenangkan semua orang, mulailah untuk berkata tidak.

Jangan Buang Waktu untuk Mengkhawatirkan Hal di Luar Kendali

Ini adalah pelajaran yang mungkin harus kamu catat di dahi kamu sehingga kamu bisa merujuknya setiap kali melihat ke cermin.
Jangan Buang Waktu untuk Mengkhawatirkan Hal di Luar Kendali/freepik.com

Ini adalah pelajaran yang mungkin harus kamu catat di dahi kamu sehingga kamu bisa merujuknya setiap kali melihat ke cermin. Melepaskan kendali bagi orang yang control-freak mungkin bisa jadi sangat menantang, tetapi coba pikirkan seperti ini: “Apa yang kamu peroleh dari mengomel pada situasi yang enggak bisa kamu lakukan apa-apa?”

(arm2/arm2)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.