7 Pelajaran Hidup yang Bisa Dipelajari Saat Memasuki Quarter Life Crisis
Banyak sekali kaum millenial saat ini yang mengaku mengalami quarter life crisis. Apa sih quarter life crisis? Ini adalah fase dimana seseorang memiliki kecemasan terhadap masa depannya, dimana fase ini sering terjadi di kalangan millenial, yaitu di usia sekitar 20-30 tahun.
Kebanyakan dari mereka takut jika beberapa tahun ke depan tidak berjalan sesuai dengan harapan mereka. Tapi kalian mungkin bisa coba memahami beberapa pelajaran hidup ini ketika memasuki fase quarter life crisis, agar tingkat kecemasan tidak meningkat. Inilah tujuh pelajaran hidup yang bisa dipelajari.
Jangan Menganggap Diri Kamu Terlalu Serius
![]() Jangan Menganggap Diri Kamu Terlalu Serius/freepik.com |
Sebisa mungkin hidup dibawa santai saja, karena ketika kamu menganggap diri kamu terlalu serius maka kamu berhenti bersenang-senang dan hidup terlalu singkat untuk itu. Ingatkah ketika kamu masih kecil dan kamu bisa menemukan keindahan dan kesenangan hampir dalam semua hal?
Cobalah untuk memanfaatkan kembali keadaan diri kamu seperti anak kecil membuka kemungkinan untuk hiburan, eksplorasi dan perubahan. Tidak apa-apa untuk menganggap hidup serius, hanya saja jangan lakukan itu sendiri.
Tidak Apa-Apa Meminta Bantuan Saat Kamu Membutuhkan
![]() Tidak Apa-Apa Meminta Bantuan Saat Kamu Membutuhkan/freepik.com |
Pasti beberapa dari kalian terlalu banyak berjuang sendirian saat menghadapi berbagai masalah. Karena kamu tidak ingin merasa menjadi beban bagi orang-orang yang sangat mencintai kamu. Tapi kita tidak bisa berharap untuk menavigasi semua pasang surut hidup kita sendiri, jadi bersandarlah pada keluarga atau teman saat kamu membutuhkannya.
Segala Hal Tidak Pernah Seburuk Kelihatannya
![]() Segala Hal Tidak Pernah Seburuk Kelihatannya/freepik.com |
Setiap orang pasti pernah melihat kembali saat-saat sulit dan menyadari bahwa segala sesuatunya tidak seburuk yang terlihat pada saat itu. Sejujurnya, ini adalah kasus dari banyak peristiwa yang tampaknya “buruk” dalam hidup setiap orang. Kita semua telah selamat dari hal-hal mengerikan yang kita alami setiap harinya.
Selalu Luangkan Waktu untuk Refleksi Diri
![]() Selalu Luangkan Waktu untuk Refleksi Diri/freepik.com |
Refleksi diri adalah katalisator untuk pertumbuhan. Dengan menghabiskan waktu dengan diri kamu sendiri, seperti membuat jurnal atau berpergian maka kamu bisa mempersempit hal-hal yang kamu sukai dari diri kamu sendiri.
Selain itu, kamu juga bisa menyoroti hal-hal yang mungkin tidak begitu kamu sukai dan inginkan untuk dikerjakan.
Jangan Kritik Diri Sendiri
![]() Jangan Kritik Diri Sendiri/freepik.com |
Apakah kamu pernah berpikir, kalau diri kita adalah pengkritik terburuk untuk diri kita sendiri? Ya itu adalah kebenaran mutlak, karena hampir semua orang pasti pernah mengkritik dirinya sendiri. Kita terlalu banyak menyalahkan diri sendiri, tapi untuk apa?
Mulai sekarang, pandanglah kesalahan sebagai pelajaran yang dipetik, alih-alih amunisi untuk memicu kebohongan yang jelas, seperti “tidak cukup baik” atau “tidak mampu”. Tidak apa-apa jika merasa buruk sebentar, tetapi jangan berkubang di dalamnya.
Tidak Apa-Apa untuk Mengatakan Tidak
![]() Tidak Apa-Apa untuk Mengatakan Tidak/freepik.com |
Percaya atau tidak, kemampuan untuk menetapkan batasan yang sehat dan mengatakan tidak pada apapun yang tidak bermanfaat bagi kita adalah salah satu cara menghargai diri kita sendiri. Ketika kita mengayakan “ya” untuk hal-hal yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan dalam hati, kita hanya mengkhianati diri sendiri.
Tapi jika kamu termasuk orang yang berusaha keras untuk menyenangkan semua orang, mulailah untuk berkata tidak.
Jangan Buang Waktu untuk Mengkhawatirkan Hal di Luar Kendali
![]() Jangan Buang Waktu untuk Mengkhawatirkan Hal di Luar Kendali/freepik.com |
Ini adalah pelajaran yang mungkin harus kamu catat di dahi kamu sehingga kamu bisa merujuknya setiap kali melihat ke cermin. Melepaskan kendali bagi orang yang control-freak mungkin bisa jadi sangat menantang, tetapi coba pikirkan seperti ini: “Apa yang kamu peroleh dari mengomel pada situasi yang enggak bisa kamu lakukan apa-apa?”






