Menerapkan Batasan Itu Penting! Yuk, Kenalan dengan Personal Boundaries untuk Jaga Kesehatan Mental!

Martatillah Nikita Karin | Beautynesia
Rabu, 05 Jan 2022 22:00 WIB
Menerapkan Batasan Itu Penting! Yuk, Kenalan dengan Personal Boundaries untuk Jaga Kesehatan Mental!
Pentingnya menerapkan personal boundaries untuk jaga kesehatan mental/Foto: Pexels.com/Gabriela Cheloni

Pembahasan mengenai kesehatan mental selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Kampanye seputar kesehatan mental pun semakin marak digalakkan. Orang-orang menjadi semakin aware dengan kondisi kesehatan mental dirinya dan orang lain.

Namun tidak jarang, banyak orang yang terlalu sibuk untuk mengupayakan dan memperhatikan kesehatan mental orang lain dibanding dirinya sendiri. Sehingga yang terjadi adalah, mereka lebih memprioritaskan kondisi kesehatan mental orang lain. Bahkan, mereka akhirnya harus menanggung rasa sakit dan tekanan akibat terlalu sering mengalah karena lebih memperhatikan kondisi mental orang lain dibanding diri sendiri. Apakah kamu pernah mengalaminya, Beauties?

Hal tersebut sering terjadi karena kita tidak bisa menerapkan batasan diri. Batasan diri atau disebut juga dengan personal boundaries penting untuk dimiliki. Alasannya, agar kita dapat memberikan batasan hingga sejauh apa untuk terlibat dalam kehidupan orang lain dan sejauh apa orang lain bisa berperilaku terhadap diri kita. Yuk, kenalan dengan personal boundaries lebih jauh!

Apa Itu Personal Boundaries?

Memberikan jarak kepada orang lain yang hanya memberikan manfaat negatif adalah langkah yang baik
Ilustrasi personal boundaries/Foto: pexels.com/Markus Spiske

Personal boundaries adalah batasan atau jarak yang dimiliki dan dibuat seseorang untuk melindungi dirinya dari orang lain. Membentuk personal boundaries sangat penting karena kita bisa membuat batasan hingga sejauh mana seseorang bisa masuk ke dalam hidup. Kita juga bisa membatasi hingga sejauh apa kita bisa memberikan toleransi terhadap perilaku seseorang.

Bagi people pleasure, kebahagiaan dan kepentingan orang lain jadi lebih utama dibanding kebahagiaan dan kepentingan diri sendiri. Seringkali hal tersebut akhirnya menjadi beban ketika kita tidak mampu untuk menolak permintaan orang lain. Hingga akhirnya, dapat berimbas dengan kesehatan mental kita.

Perasaan tertekan pun terus menerus dirasakan akibat terpaksa mengiyakan permintaan orang lain meskipun diri sendiri tidak ingin. Kondisi tekanan tersebutlah yang akhirnya bisa berimbas terhadap kondisi kesehatan mental kita. Dimulai dari stres hingga akhirnya berimbas pada kondisi kesehatan mental yang lebih serius seperti gangguan kecemasan hingga depresi.

Selalu Menyempatkan Waktu untuk Me TimeIlustrasi me time/Foto: Pexels.com/Miriam Alonso

Kehidupan dan kebahagiaan orang lain bukanlah tanggung jawab kita. Memang kita juga perlu untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi orang lain. Tapi bukan berarti kita yang bertanggung jawab terhadap hidup dan kondisi kesehatan mental mereka, ya, Beauties!

Kita hanya bisa mengupayakan apa yang bisa kita lakukan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman di sekeliling kita. Namun bukan berarti tanggung jawab tersebut dibebankan pada diri kita sehingga kita akhirnya terlalu fokus untuk bertanggung jawab terhadap kondisi mental orang lain dibanding diri sendiri. Untuk itulah penting bagi kita membuat sendiri batasan-batasan tersebut.

Jangan Takut untuk Berkata Tidak

Berkata tidak adalah hal yang penting untuk dilakukan
Ilustrasi Berkata Tidak/foto: Pexels.com/Kat Smith

Selalu mengiyakan permintaan orang lain adalah salah satu "pintu gerbang" bagi orang lain untuk dapat berperilaku semena-mena terhadap diri kita. Apalagi bila kita bertemu dengan orang yang manipulatif. Wah, bisa-bisa kita hanya dimanfaatkan saja, nih!

Berani mengatakan tidak adalah sebuah pencapaian bagi orang yang sulit untuk menolak sesuatu, apalagi terhadap orang yang disayangi. Terkadang kita seringkali merasa sungkan untuk mengutarakan pendapat yang bertentangan dengan diri.

Tidak jarang, karena kita kesulitan untuk menolak atau berkata tidak, orang-orang menjadi semena-mena terhadap diri kita. Belum lagi jika kita mengiyakan permintaan orang lain dengan terpaksa. Wah, melelahkan sekali!

Kebahagiaan Diri Sendiri Itu Nomor Satu!

Kepribadian bahagia lebih stabil secara emosional/ Foto: Freepik.comIlustrasi bahagia/Foto: Freepik

Hal yang bisa berada di bawah kendali kita adalah respon kita terhadap perilaku orang lain. Kita tidak dapat memaksa orang lain untuk mengubah sikapnya. Untuk itulah kita yang bisa menentukan batasan diri kita terhadap perilaku orang lain. Tidak selamanya menuruti keinginan orang lain adalah kebaikan. Bisa jadi kita sedang jahat terhadap diri sendiri. Ingatlah, Beauties, kebahagiaan diri sendiri adalah nomor satu!

Buat diri kita sebagai prioritas, tinggalkan segala hal yang memang merugikan diri dan kebahagiaan kita. Saat kita menolak, mereka mungkin akan kecewa, namun kita akan merasa lebih lega dan bahagia.

Tetapi jangan jadikan kebahagiaan kita sebagai alasan untuk berbuat semaunya terhadap orang lain juga, ya. Kita sudah merasakan sakitnya karena orang lain berbuat semena-mena terhadap kita, jadi jangan sampai kita melakukan hal yang sama terhadap orang lain. Semangat, Beauties!

***

[Gambas:Youtube]

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE