Pernah Merasa Bahagia di Atas Penderitaan Orang Lain? Yuk, Kenalan dengan Istilah Schadenfreude
Beauties, bagaimana perasaanmu ketika rekan kerja tidak mendapatkan promosi yang mereka inginkan? Atau, bagaimana ketika temanmu dengan berlinang air mata mengumumkan bahwa ia gagal mendapatkan pekerjaan impiannya?
Apakah kamu merasa berempati atas musibah yang dialami oleh temanmu tersebut? Atau malah justru sebaliknya, kamu seperti terlihat bahagia di atas penderitaan yang sedang mereka alami? Jika kamu mengalami situasi kedua, hal ini bisa disebut dengan schadenfreude, yakni tindakan menikmati kemalangan orang lain.
Yuk, kenalan lebih jauh dengan istilah schadenfreude ini!
Fakta-fakta Schadenfreude Menurut Sains
![]() Schadenfreude dari Sisi Psikologi/Foto: pexels.com/Kindel Media |
Kata schadenfreude adalah gabungan dari bahasa Jerman, schaden yang berarti "kerusakan" atau "bahaya" dan freude yang berarti "kegembiraan." Bisa dibilang, schadenfreude adalah kebalikan dari simpati.
Berdasarkan penelitian yang dikutip dari Psychology Today, oksitosin yang diberikan secara intranasal meningkatkan perasaan iri. Para peneliti menyimpulkan bahwa oksitosin kemungkinan memainkan peran sentral dalam keseluruhan perilaku positif dan negatif terkait dengan emosi sosial.
Lalu, menurut penelitian University of Basel, ketika kamu senang atas penderitaan orang, otak akan melepaskan dopamin ekstra. Dopamin diketahui menjadi salah satu hormon kebahagiaan dan kesenangan diri.
Schadenfreude Tidak Selalu Dirasakan Kepada Semua Orang
![]() Tidak Selalu Dirasakan Kepada Semua Orang/Foto: pexels.com/Yan Krukov |
Ternyata, kondisi schadenfreude ini bisa pilih kasih, lho, Beauties! Wah, kok bisa?
Terdapat satu eksperimen di mana rasa schadenfreude ini terjadi ketika kemalangan menimpa kepada seseorang yang memiliki karakteristik yang sama, misalnya gender. Jadi dalam eksperimen, laki-laki akan lebih cenderung merasa 'senang' atau mengalami schadenfreude jika kemalangan terjadi kepada laki-laki, bukan perempuan.
Lebih lanjut, kemalangan orang lain memicu timbulnya schadenfreude ketika kemalangan tersebut dianggap pantas atau menimpa orang yang iri atau dibenci. Kemalangan yang menimpa orang yang iri ini juga dapat membawa kesenangan karena membuat seseorang yang merasa schadenfreude diuntungkan seperti menjadi kurang iri, serta menghilangkan kecemburuan yang mendasarinya.
Kenapa Seseorang Bisa Merasakan Schadenfreude?
![]() Penyebab Schadenfreude/Foto: pexels.com/Kaboompics .com |
Ada dua penyebab yang dapat menyebabkan seseorang mengalami schadenfreude, yaitu penyebab internal dan eksternal. Jika dari faktor internal seperti merasa rendah diri hingga iri pada orang yang mengalami kemalangan. Sedangkan dari faktor eksternal, paparan sosial media disebut sebagai penyebab seseorang merasakan schadenfreude.
Bagaimana Cara Mengatasi Schadenfreude?
![]() Empati dan Simpati/Foto: pexels.com/Liza Summer |
Bisa dikatakan, schadenfreude adalah sifat alami dari manusia. Namun di sisi lain, schadenfreude juga bisa menimbulkan masalah serius bagi kesehatan mental karena membuat seseorang tidak merasa welas asih. Untuk itu, mengendalikan emosi adalah hal yang sangat penting, terutama untuk mengembangkan empati hingga simpati.
Jika kamu menyadari bahwa penyebab rasa bahagia atas penderitaan orang lain datang dari internal, maka tingkatkan rasa syukur dan lakukan aktivitas yang dapat mengembangkan diri. Sebaliknya, jika disebabkan oleh faktor eksternal yakni sosial media, maka tidak ada salahnya untuk istirahat sejenak dari penggunaan sosial media.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!



