
CERITA YUK!
Jakarta yang Ramai, Tapi Ramadan Penuh Kesepian
Article's Theme
Cerita Ramadan Anak Kos

Jakarta mendapat julukan kota yang tak pernah tidur. Mau pukul berapa pun, rasanya akan selalu ramai. Dan di sinilah, tempatku mencari secercah peluang dan kebahagiaan.
Keramaiannya terkadang aku sukai. Namun, tidak saat momen Ramadan tiba.
Bukan, bukan tidak menyukai momen Ramadan yang penuh berkah ini. Tapi lebih kepada tidak menyukai akan rasa kesepiannya.
Di saat banyak orang berkumpul dengan penuh kehangatan bersama keluarganya saat sahur atau waktu berbuka tiba, di kamar petak ini justru aku hanya seorang diri. Menyiapkan, lalu menikmati sahur dan buka sendiri.
Sore tiba, sepulang bekerja, selalu ku luangkan waktu untuk mencari menu bukaan. Sering kali dirangkap mencari menu sahur untuk nanti pagi. Demi kepraktisan, memang membeli menu buka dan sahur di luar lebih sering ku lakukan.
Nantinya tinggal dihangatkan. Jadi hangat.
Makanan hangat siap, sering kali ku telpon keluargaku yang kini terhalang jarak. Ada rasa haru karena aku bisa berjuang di sini seorang diri, tapi lebih banyak rasa rindu ingin bertemu.
Makanan hangat dan terhubung dengan keluarga melalui video call membuat suasana kamar petak ini cukup menghangat. Walau tidak sehangat teman-teman yang bisa berbahagia bisa berkumpul bersama keluarganya, tapi ini sudah cukup membahagiakan.
Dan ku doakan semoga Raya akan segera tiba, agar kehangatan utuh segera ku rasakan.