3 Fakta Menarik Kebaya Kartini, Ternyata Punya Ciri Khas Bangsawan Jawa
Hari Kartini diperingati tiap tahunnya pada tanggal 21 April. Tanggal ini juga merupakan tanggal kelahiran pahlawan perempuan Raden Ajeng Kartini yang lahir di Jepara tahun 1879.
Semasa hidupnya, Kartini dikenang sebagai sosok yang memperjuangkan hak-hak perempuan sehingga perempuan Indonesia bisa menjadi perempuan modern seperti yang banyak dijumpai saat ini. Sosoknya pun tidak hanya dikenang melalui perjuangan, tapi juga gaya berpakaian sopan mengenakan kebaya.
Kebaya Kartini terlestarikan hingga sekarang dan marak dikenakan dalam rangka Hari Kartini. Intip sederet fakta menarik kebaya Kartini berikut ini yuk, Beauties!
“Seragam” RA Kartini
RA Kartini dan suami/ Foto: Istimewa
Perempuan bernama lengkap Raden Ayu Adipati Kartini Djojoadhiningrat kerap mengenakan pakaian kebaya dalam kesehariannya. Pakaian kebaya Kartini pun jadi ikon busana tradisional.
Kebaya yang sering dipakai Kartini termasuk kebaya Jawa. Kebaya Kartini mudah dikenali lewat potongan garis leher V, model kebaya panjang dengan hemline lurus, umumnya tanpa tambahan motif alias polos. Kartini sendiri mengenakannya kebaya dengan tambahan bros, lalu dikombinasi kain batik sebagai rok yang diikat sedemikian rupa sehingga membentuk lipit di sisi depan––sebuah ciri khas priyayi.
Sesuai Norma Bangsawan Jawa
Kebaya Kartini dikenakan Maudy Ayunda/ Foto: instagram.com/maudyayunda
Beauties pernah nggak sih penasaran kenapa kebaya Kartini tertutup? Alasannya tak lepas dari garis keturunan keluarga Kartini yang menjadikannya seorang priyayi atau orang berdarah biru. Mengutip DetikJatim, Kartini adalah putri dari orang tua bangsawan. Ayahnya adalah Raden Mas Sosroningrat dan sang ibu Mas Ajeng Ngasirah.
Sesuai norma priyayi Jawa seperti yang dilansir dari CNN Indonesia, mereka berpakaian sopan. Sebab itu, model kebaya Kartini pun tertutup.
Simbol Perjuangan Emansipasi
Simbol Perjuangan Emansipasi/ Foto: Dian Utoro Aji/detikcom
Melansir Kemendikbud, pendidikan untuk perempuan baru dimulai pada awal abad ke-20. Kemajuan perempuan di bidang pendidikan digagas oleh RA Kartini. Ia mengupayakan perempuan Indonesia bisa baca-tulis, membuat kerajinan tangan, dan memasak yang diajarkannya di sebuah sekolah kecil. Oleh karena usaha itu, ia dikenang sebagai pelopor perkumpulan dan kemajuan pendidikan perempuan.
Kebaya yang melekat sebagai atribut sehari-hari Kartini pun tidak dapat dimaknai sebagai keanggunan dan kesopanan perempuan semata, tapi juga perjuangan emansipasi, kecerdasan, dan kreativitas perempuan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!