5 Fakta Menarik Kebaya Encim, Warisan Budaya yang Tetap Hits Sampai Sekarang

Narita Fuji Triani | Beautynesia
Kamis, 24 Jul 2025 11:00 WIB
5 Fakta Menarik Kebaya Encim, Warisan Budaya yang Tetap Hits Sampai Sekarang
Foto: instagram.com/ralineshah

Kebaya Encim menjadi salah satu warisan budaya yang tetap hits sampai sekarang. Kebaya ini menjadi identitas peranakan Tionghoa di Indonesia. Kebaya encim juga begitu lekat dengan budaya Betawi.

Kebaya encim memiliki sejarah yang panjang dengan banyak perpaduan budaya sejak zaman penjajahan. Pesonanya tetap memikat dikenakan para perempuan Indonesia hingga saat ini. Yuk, simak 5 fakta menarik kebaya encim, Beauties!

1. Sejarah Kebaya Encim

Rania Yamin/Foto: instagram.com/raniaayamin

Kebaya Encim merupakan kebaya yang dimulai oleh para perempuan Belanda. Melansir dari CNN Indonesia, para perempuan Belanda menggunakan busana yang terbuat dari bahan krinolin khas Victorian. Namun, bahan yang tebal itu tidak cocok dengan iklim panas Indonesia, akhirnya para nyonya Belanda mulai mengadopsi kebaya yang biasa digunakan oleh pribumi.

Melihat kebaya yang digunakan oleh nyonya Belanda, para perempuan Tionghoa kemudian terinspirasi juga untuk memakai kebaya. Untuk membedakan dengan kebaya para nyonya Belanda, perempuan Tionghoa membuatnya dengan warna-warna yang cerah.

Namun, Ratu Belanda kemudian membuat perintah untuk tidak lagi menggunakan kebaya agar membedakan kelas untuk pribumi dan Tionghoa. Meski begitu, masyarakat Tionghoa tetap memakai kebaya tersebut dan kemudian disebut sebagai kebaya nyonya atau kebaya encim.

2. Percampuran Banyak Budaya

Bridesmaid memakai kebaya encim/foto: instagram.com/thebridestory

Kebaya encim merupakan percampuran dari banyak budaya. Melansir dari laman Journey of Indonesia, antropolog Diyah Wara, kata encim berasal dari bahasa Hokkien yang berarti Bibi, sehingga kebaya yang banyak dipakai perempuan China akhirnya disebut kebaya Encim.

Kebaya encim juga dulunya disebut kebaya nyonya karena hanya dipakai oleh orang-orang kalangan menengah ke atas. Kebaya nyonya tersebut sering dipadukan dengan bawahan sarung atau kain batik bermotif parang dari Jawa.

Kebaya encim yang juga melekat dengan budaya Betawi dikarenakan budaya Betawi yang juga terbentuk dari beragam budaya, termasuk Tionghoa. Para pendatang di Batavia mempengaruhi kebudayaan di Betawi yang berasal antara Jawa, Arab, dan Tiongkok.

3. Warna-Warna yang Identik Cerah

Sri Mulyani & Iriana Jokowi/Foto: instagram.com/smindrawati

Berbeda dengan para nyonya Belanda yang kerap kali mengenakan kebaya berwarna putih, para perempuan Tionghoa asli justru menghindarinya karena warna putih dianggap sebagai kedukaan. Di peranakan sendiri, kebaya encim putih masih dipakai, meski begitu kebaya encim memiliki warna-warna yang identik cerah.

Kebaya encim yang kemudian lekat dengan budaya Betawi sering kali digunakan dalam berbagai acara resmi, seperti HUT DKI, upacara adat pernikahan hingga hajatan. Para perempuan Betawi akan mengenakan kebaya dengan warna-warna yang terang.

Mengutip dari laman senibudayabetawi.com, warna-warna yang cerah tidak hanya menceritakan suasana suka cita, namun juga menggambarkan semangat dan ketegasan masyarakat Betawi dalam menjalani kehidupan. Kebaya encim sebagai pakaian adat perempuan Betawi juga bermakna keanggunan dan kehormatan perempuan. 

Kebaya nyonya Tionghoa biasanya berbahan organdi yang transparan dengan warna-warna terang seperti merah, kuning, hijau tosca, merah atau merah jambu. Dalam kebaya encim betawi, para perempuan juga dilengkapi selendang yang dipakai sebagai kerudung, Beauties. Kerudung tersebut sebagai penutup kepala yang menekankan nilai agama Islam karena pengaruh masuknya agama Islam. 

4. Kebaya yang Penuh Makna

Erina Gudono/Foto: instagram.com/erinagudono

Erina Gudono/Foto: instagram.com/erinagudono

Kebaya encim memiliki ciri khas dengan bordiran yang juga memiliki makna. Kebaya encim memiliki motif yang khas dengan Tionghoa, seperti bangau, bunga peony, bambu, phoenix, naga, kupu-kupu, serangga, dan bambu.

Pemakaian motif tersebut menjadi harapan dan makna yang baik bagi yang memakainya. Seiring berkembangnya zaman, banyak motif dan corak bordir yang baru, misalnya corak ondel-ondel dalam kebaya encim betawi.

Tak hanya motifnya, mengutip dari laman Journey of Indonesia, kebaya encim juga memiliki bentuk persegi yang bermakna kokoh dan kesempurnaan seperti diibaratkan dengan bangku yang memiliki empat kaki yang bisa membuat berdiri tegak.

5. Kebaya Encim di Era Modern

Raline Shah/Foto: instagram.com/ralineshah

Kebaya encim menjadi busana yang tak lekang oleh waktu. Saat ini kebaya encim sudah banyak dimodifikasi mengikuti perkembangan zaman. Mengutip dari CNN Indonesia, Lenny Agustin seorang designer mengatakan bahwa kebaya encim saat ini memiliki motif yang beragam. Ia juga kerap memodifikasi sebagai crop kebaya, atau bahannya diganti menjadi denim atau katun dengan motif lebih kekinian.

Lenny juga menerangkan bahwa kebaya encim memiliki keunggulan karena mudah dipadukan dengan rok hingga celana. Jadi, tak hanya memakai batik peranakan dengan motif khas Tionghoa sebagai padanannya, namun untuk mengkombinasikan agar lebih santai, kebaya encim bisa digunakan dengan kain yang lebih tipis. Kini, kebaya encim juga banyak digunakan dalam berbagai acara formal maupun dengan suasana yang kasual.

Itu dia 5 fakta menarik tentang kebaya encim. Ada fakta lain yang kamu ketahui, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE