Arnold Putra Terseret Kasus Perdagangan Organ Manusia Ilegal! Bolehkah Organ Tubuh Dijadikan Karya Seni?
Nama desainer Arnold Putra terseret kasus pengiriman paket organ manusia dari Brasil menuju Singapura.
Spekulasi mulai ramai ketika aparat dari Divisi anti perdagangan manusia Kepolisian Brasil mengatakan bahwa paket tersebut ditujukan untuk "seorang desainer fashion terkenal asal Indonesia" seperti dilansir dari laman Vice.
Seperti diketahui Arnold sebelumnya pernah tersandung kontroversi pembuatan tas dari tulang manusia yang mana berasal dari tulang anak kecil yang menderita osteoporosis.
Paket organ yang sudah terlanjur dikirimkan tersebut berisikan potongan tangan dan tiga plasenta.
Kontroversi Arnold Putra/ Foto: instargam Arnold Putra |
Terungkapnya kasus ini sendiri setelah terjadi penggerebekan laboratorium di Amazonas State University (UEA), di Kota Manaus, berlangsung pada 22 Februari 2022. Beberapa karyawan telah diberhentikan dan seorang Profesor telah ditetapkan sebagai tersangka.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak Arnold Putra akan ramainya pemberitaan mengenainya. Akun Instagram miliknya pun terkunci.
Brasil sendiri menjadi salah satu negara yang melarang keras penjualan organ manusia. Perbedaan kebijakan hukum di setiap negara menjadi kendala lain sulitnya memberantas penjualan organ. Iran jadi negara yang diketahui melegalkan penjualan organ bagi penduduknya.
Singapura selaku negara tujuan dari paket organ yang dikirimkan dari Brasil juga melarang penjualan organ di negaranya. Belum ada pernyataan mengenai langkah yang akan diambil terkait paket tersebut.
Di Indonesia, penjualan organ juga dilarang keras dan telah ada undang-undang yang mengaturnya. Seperti dilansir dari hukumonline.com:
Perbuatan penjualan organ tubuh merupakan sesuatu hal yang dilarang berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ("UU Kesehatan"). Pasal 192 jo Pasal 64 ayat (3) UU 36/2009 menyatakan :
"Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)".
Masih Relevan kah Berkilah dengan Alasan Atas Nama Seni?
Karya Arnold Putra/Instagram.com/Arnoldputra/ Foto: Ayuliy Lestari |
Melakukan aksi kontroversial seolah telah menjadi bagian dari Arnold Putra. Ketika ramai dikritik membuat tas dari tulang anak kecil penderita osteoporosis, Arnold melakukan pembelaan bahwa tulang tersebut didapatnya secara legal dari Kanada.
Lalu ia juga pernah kedapatan disebut memberi jam tangan mewah pada suku pedalaman di Afrika.
Serta pada pekan adibusana di Paris Januari 2021 lalu, Arnold hadir menonton fashion show memakai seragam loreng yang mirip dengan seragam organisasi Pemuda Pancasila.
Kontroversi Arnold Putra/ Foto: Ayuliy Lestari |
Seni dan kebebasan berekspresi acapkali dijadikan pembelaan ketika para kreator membuat sesuatu atau mengangkat subjek yang kontroversial.
Pemanfaatan organ manusia untuk sebuah karya seni pernah terjadi sebelumnya. Anthony Noel-Kelly divonis 9 bulan penjara karena kedapatan menyelundupkan mayat secara ilegal untuk keperluan karyanya.
Damien Hirst pernah dikecam gara-gara menampilkan tengkorak manusia dari abad ke-18 berhiaskan permata pada karya yang ia namai For the Love of God.
Di ranah fashion, sebelum Arnold yang menjadikan tulang manusia sebagai tas, belum pernah terdengar sebelumnya ada pemakaian tubuh manusia dalam sebuah kreasi busana dan aksesori.
Nama-nama legendaris seperti Alexander McQueen, John Galliano dan Rei Kawakubo yang selalu menampilkan koleksi kontroversial lebih gemar bereksplorasi dalam hal sejarah, psikologi, seni, serta sosial dan politik pada karya mereka.
Contohnya ketika Alexander McQueen melansir koleksi fall/winter 1995 yang ia juluki sebagai Highland Rape. Dari namanya saja orang sudah bergidik apalagi ketika melihat para model di catwalk berjalan mengenakan busana transparan dan beberapa terlihat setengah berlari atau sempoyongan.
Alexander McQueen Fall/Winter 1995 di Eksibisi Met Museum/ Foto: Met Museum |
McQueen kala itu dikecam karena dianggap menjadikan pemerkosaan sebagai seni pertunjukan. Sang desainer berkilah bahwa koleksi provokatifnya tersebut sebenarnya terinspirasi dari peristiwa pembantaian Inggris terhadap masyarakat Skotlandia.
Lalu John Galliano pernah menampilkan koleksi terinspirasi gaya tunawisma kota Paris.
Publik mungkin kala itu dengan cepat melupakan dan memaafkan Alexander McQueen serta John Galliano. Namun kini perspektif masyarakat telah berubah.
Desainer masih bebas berekspresi namun perlu menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral dalam karyanya. Menjadi kontroversial namun tetap menginspirasi secara positif bukan lah hal yang tak mungkin.
Dan ketika seseorang memesan organ manusia untuk sebuah karya dari perdagangan gelap, tentu itu bahkan bukan lagi sebuah aksi kontroversial. Tapi sebuah aksi yang ilegal alias melanggar hukum.
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Kontroversi Arnold Putra/ Foto: instargam Arnold Putra
Karya Arnold Putra/Instagram.com/Arnoldputra/ Foto: Ayuliy Lestari
Kontroversi Arnold Putra/ Foto: Ayuliy Lestari
Alexander McQueen Fall/Winter 1995 di Eksibisi Met Museum/ Foto: Met Museum