Kesadaran untuk mengapresiasi kain tradisional di generasi muda kian meningkat. Kini mereka tak hanya memakainya untuk acara formal, tapi juga busana sehari-hari. Apalagi busana berbahan kain tradisional sekarang ini juga desainnya kian modern.
Tren positif ini tampaknya juga kian memacu Cita Tenun Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang sudah aktif sejak 2008 dalam hal pelestarian sekaligus pembinaan para perajin tenun, untuk semakin giat mempopulerkan tenun di berbagai lapisan masyarakat, khususnya anak muda.
Anggapan bahwa desain kain tenun begitu terbatas dipatahkan akan kolaborasi terbarunya bersama tiga rumah mode Indonesia yakni, Mel Ahyar, Danjyo Hiyoji, dan Eri. Didukung oleh BRI Prioritas, Cita Tenun Indonesia menggelar peragaan busana bersama ketiganya pada 6 Desember 2022 di Dion, Jakarta.
Berbagai tenun dari berbagai daerah dikreasikan ke dalam berbagai busana sesuai dengan ciri khas masing-masing label. Koleksi yang ditampilkan kali ini sebenarnya sudah dipresentasikan terlebih dahulu Wastra Nusantara: the Journey to Indonesian Fashion yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Doha, Qatar, pada 30 Oktober 2022 lalu.
Meski tujuannya untuk memperkenalkan kain tenun kepada generasi muda, namun ada misi yang tak kalah penting dari proyek kolaborasi Cita Tenun Indonesia dengan ketiga rumah mode ini.
Yakni pemberdayaan para perajin. Eksistensi kain tenun karya perajin kini harus bersaing dengan tekstil yang berhiaskan corak tenun. Diharapkan melalui kerja sama ini, para pelaku mode seperti desainer dapat menjalin kerja sama yang berkelanjutan dengan para perajin ke depannya.
'Kawin Campur 2' dari Mel Ahyar
Merupakan lanjutan dari show 'Kawin Campur' pada Maret 2022 lalu, pada sekuelnya ini Mel Ahyar memakai 7 jenis kain tenun yang dipakai yakni tenun Lombok Sabuk Galuh, tenun Ikat NTT, tenun Endek Bali, tenun sutra Garut, tenun Lurik, tenun Baduy, dan tenun Jawa Tengah.
Ketujuh tenun kemudia dikreasikan dalam busana berpotongan konstruktif. Sama seperti nama koleksinya, tiap busana memiliki beragam karakter. Feminin dan edgy. Urban dan eklektik.
Focal point lain dari koleksi 'Kawin Campur 2' adalah styling trick. Luaran multi pola aksen rumbai jadi lebih playful ketika dipasangkan dengan corset belt dan kaus kaki corak garis dalam warna vibran. Membuatnya juga bertransformasi dari busana formal jadi bisa dipakai untuk sehari-hari.
Opsi gaya festive datang dari kombinasi blazer bermotif dengan tube top dan celana hitam.
"Titik Temu" dari Danjyo Hiyoji
Rancangan yang berkesan upbeat datang dari Danjyo Hiyoji. Sebagai label yang identik dengan garis desain kontemporer, Dana Maulana dan Michael Simiadi selaku desainer menawarkan pendekatan yang lebih feminin dan kasual.
Tentunya kasual dalam kamus Danjyo Hiyoji adalah busana santai dengan detail yang sarat statement. Celana kulot hadir dengan aksen lipit dan panel yang edgy. Crop vest dikreasikan dalam pilihan warna dan corak yang vibran.
Meski 'unik' tiap busana terbilang mudah dipadu-padankan sesuai dengan preferensi gaya personal.
"KVLTURATI" dari Eri
Gaya yang formal dan sophisticated dibawa desainer Eridani melalui labelnya Eri. Kombinasi antara siluet fitted dan longgar dan koordinasi warna-warna kalem menampilkan sebuah interpretasi gaya elegan yang modern dari tenun.
Eridani juga melengkapi rancangannya dengan perhiasan berbentuk bunga seperti anting, kalung, headpiece, dan eye mask.
Di dominasi separated pieces, seperti jaket, blus, rok, dan celana menunjukkan sensibilitasnya akan gaya hidup perempuan modern yang tak hanya sebatas memakai dress. Sekaligus membuktikan busana tenun bisa dipakai untuk sehari-hari.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!