Citayam Fashion Week: Fashion Bukan Hanya Tentang Pakai Barang Branded dan Milik Warga Kota Besar

Rayoga Firdaus | Beautynesia
Rabu, 13 Jul 2022 13:00 WIB
Citayam Fashion Week: Fashion Bukan Hanya Tentang Pakai Barang Branded dan Milik Warga Kota Besar
Foto: Pradita Utama

Selalu ada cerita yang berhubungan dengan fashion dari kawasan Sudirman, Jakarta. Jika sebelumnya heboh tentang gaya hidup para pekerja perempuan SCBD (Sudirman Central Business District) yang gemar membeli lanyard mahal Coach dan sepatu Tory Burch, kini Sudirman 'diinvasi' oleh gerombolan anak muda dari kawasan Bojong dan Citayam.

Mereka datang untuk hangout bersama teman-teman dan banyak yang juga mengakui di sejumlah video viral di media sosial untuk mencari pacar. Menyambangi kawasan elit Jakarta, mereka pun datang dengan tampilan yang modis.

Seringnya baju oversized, celana lebar, dan para perempuan juga memakai kardigan dan rok pendek serta sunglasses dan trucker hat, topi ala era '90an.
Gaya mereka yang khas tersebut ditambah aksi mereka yang viral di media sosial, lahirlah istilah Citayam Fashion Week. SCBD pun diplesetkan jadi Sudirman, Citayam, Bojong, Depok.

Maraknya pemberitaan mengenai Citayam Fashion Week turut menarik atensi media luar. Laman Tokyo Fashion, media basis Jepang, dalam unggahan di Twitter miliknya menyebut Citayam Fashion Week sama dengan Harajuku.

Anak mudanya memiliki gaya yang khas serta kehadiran mereka antara diterima dan ditolak oleh warga sekitar. Tokyo Fashion menuliskan bahwa banyak para warga lama kawasan Harajuku serta pelaku bisnis yang belum bisa menerima kehadiran komunitas gaya tersebut.

Mengubah Persepsi Bahwa Fashion hanya Milik Warga Kota Besar

Fenomena muda mudi Citayam nongkrong di Taman Dukuh Atas Jakarta menjadi perbincangan hangat. Kini mereka menggelar Citayam Fashion Week di Jakarta.Fenomena muda mudi Citayam nongkrong di Taman Dukuh Atas Jakarta menjadi perbincangan hangat. Kini mereka menggelar Citayam Fashion Week di Jakarta./ Foto: Pradita Utama

Meski banyak yang menilai tingkah anak muda Citayam Fashion Week lucu, namun tak sedikit juga yang mengkritik kehadiran mereka.
"Enggak suka saja, alay. Dulu, kan, yang lewat [Sudirman] keren-keren bajunya, penampilannya. Sekarang jadi males lihatnya. Kumuh, alay, jorok," kata Wulan (27), seorang pekerja kantoran di daerah Sudirman menyampaikan kekesalannya seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Berkaca dari sisi pengertian 'fashion', maka keluhan Wulan tersebut juga seolah mewakili pandangan masyarakat kebanyakan bahwa fashion harusnya ditampilkan secara mewah lengkap dengan barang-barang dari brand kenamaan.

Namun fashion sejatinya adalah bentuk ekspresi kreativitas seseorang. Tak peduli brand apa yang dipakainya. Mereka yang mengedepankan gaya personal yang khas ini acapkali disebut subkultur atau street style.

Ajeng Svastiari, seorang fashion director, konsultan fashion, dan dosen mengakui bahwa Citayam Fashion Week adalah sebuah subkultur selayaknya Harajuku. " Yes, its street style indeed," ujarnya ketika dihubungi Beautynesia.

Meski kebanyakan anak muda di Citayam Fashion Week tergolong Gen Z (kelahiran 1997 - 2012), namun bagi Ajeng gaya mereka tak bisa langsung disimpulkan sebagai refleksi preferensi gaya Gen Z secara umum.

"Semua tetap kembali ke demographic masing-masing si gen-Z ini ya, yang berdomisili di daerah yang terkait Citayam Fashion Week ini tentunya refleksi dari Gen-Z di areanya.. yang bisa aku tangkap hanya "vibe" nya, it's very Gen - Z jelas".

Fenomena muda mudi Citayam nongkrong di Taman Dukuh Atas Jakarta menjadi perbincangan hangat. Kini mereka menggelar Citayam Fashion Week di Jakarta.Fenomena muda mudi Citayam nongkrong di Taman Dukuh Atas Jakarta menjadi perbincangan hangat. Kini mereka menggelar Citayam Fashion Week di Jakarta./ Foto: Pradita Utama

Kehadiran fenomena Citayam Fashion Week juga seolah mengingatkan kita bahwa fashion tak hanya dikonsumsi dan diminati oleh anak-anak muda di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Mereka yang tinggal di kota-kota satelit dan area seperti Tangerang, Depok, dan Bojong pun memiliki ketertarikan yang tinggi.

Fenomena muda mudi Citayam nongkrong di Taman Dukuh Atas Jakarta menjadi perbincangan hangat. Kini mereka menggelar Citayam Fashion Week di Jakarta.Fenomena muda mudi Citayam nongkrong di Taman Dukuh Atas Jakarta menjadi perbincangan hangat. Kini mereka menggelar Citayam Fashion Week di Jakarta./ Foto: Pradita Utama

Ale salah seorang yang gemar nongkrong di kawasan ini dan mengaku gemar bergaya androgini pernah mendapat hujatan di Tiktok gara-gara memakai crop top.

"Itu gara-gara pakai crop top, semua full hujatan. Gue mau edukasi juga sedikit untuk temen-temen, bahwa crop top pada 1970 dibuat pertama kali untuk laki-laki yang ingin berolahraga gym, tapi dia nggak mau telanjang dada, maka diciptakanlah crop top," ungkapnya seperti dikutip dari Detikcom. Baca selengkapnya kisah mengenai Ale di sini.

Eksistensi Ale dan misi yang diusungnya kian memberi gambaran bahwa perkembangan fashion Indonesia tak harus lagi berpusat pada gaya di kota besar dan tentang konsumsi barang mewah belaka tapi juga personal style.

Sejatinya kedua aliran fashion, si mewah dan subkultur ini bisa berdiri berdampingan. Seperti kota New York yang memiliki dua sisi fashion, gaya yang elegan dan glamor di kawasan elit seperti Upper East Side dan yang lebih eklektik di Brooklyn.

"Setiap persona, atau kumpulan orang bisa bergaya dan membuat sebuah zeitgeist baru, Indonesia kan luas & semua orang berhak untuk membuat ruang tempat mereka bergaya, dengan bentuk apapun itu.. malah on the positive side, katanya omset penjual Starling bahkan naik, karna Citayam Fashion Week ini yaa? jadi malah cukup menjadi movement yang positif terlepas dari melepaskan image branded di dalam kalimat "streetwear" itu." ujar Ajeng Svastiari.

Masalah Keamanan dan Kesehatan

Atensi masyarakat pada Citayam Fashion Week mungkin hanya terpaku pada cerita lucu di media sosial dan fashion. Namun ada banyak hal serius yang harus segera ditanggapi oleh pemerintah.

Salah duanya adalah keamanan dan kesehatan. Melansir dari Detikcom, polisi telah berhasil menangkap pelaku pemerasan kepada anak-anak ABG yang nongkrong di kawasan Taman Dukuh Atas. Selain itu para perokok berusia belia juga tampak berseliweran.

Masalah mengenai keamanan, kebersihan, dan ketertiban ini tentu jadi tanggung jawab semua pihak. Baik pemerintah dan kesadaran dari para anak-anak muda Citayam Fashion Week ini.

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(raf/raf)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE