Dari 3D Printing ke Runway, Ini 5 Transformasi Fashion Ala Iris van Herpen

Maura Valysha Carmelie | Beautynesia
Kamis, 11 Dec 2025 12:30 WIB
1. 3D Printing Masuk Haute Couture: Transformasi Paling Ikonik
Iris Van Herpen 3d Printing Koleksi Capriole/Foto: irisvanherpen.com

Berbicara soal fashion futuristik, haute couture berbasis teknologi, 3D printing fashion, digital fabrication, sampai avant-garde runway looks, nama Iris van Herpen pasti langsung muncul. Desainer asal Belanda ini dikenal sebagai pionir tech couture yang memadukan sains, arsitektur, biologi, dan teknologi tinggi ke dalam karya mode yang terasa hidup.

Bahkan, Majalah TIME pernah menobatkan gaun 3D-printed karya Iris sebagai salah satu dari 50 Best Inventions of 2011, sebuah pencapaian besar yang menegaskan betapa majunya inovasi yang ia bawa ke dunia couture. Banyak media global menggambarkan karyanya sebagai “masa depan fashion” karena desainnya merupakan gabungan dari 3D printing, laser cutting, robotics influence, hingga eksperimen material organik.

Nah, inilah Beauties, 5 transformasi besar fashion ala Iris van Herpen yang membuat industri mode berubah selamanya!

1. 3D Printing Masuk Haute Couture: Transformasi Paling Ikonik

Iris Van Herpen 3d Printing Koleksi Capriole/Foto: irisvanherpen.com

Salah satu titik balik terbesar dalam dunia mode adalah ketika Iris van Herpen memperkenalkan gaun 3D-printed pertamanya pada Amsterdam Fashion Week 2010, yang mengubah cara orang melihat couture. Atasan Crystallization yang terinspirasi oleh struktur cangkang dan dicetak 3D dari poliamida putih menjadi yang terviral di zamannya.

Media teknologi seperti WIRED bahkan menyebut langkah ini sebagai “seismic shift” karena untuk pertama kalinya, printed polymer diangkat ke panggung couture. Inovasi ini membuat desainer lain sadar bahwa teknologi bukan musuh kreativitas, justru memperluas imajinasi. 

2. Dari “Crystallization” ke “Between The Lines”: Fashion yang Dipahat Secara Digital

Iris Van Herpen 3d Printing Koleksi Between The Lines/Foto: irisvanherpen.com

Seteleh menginspirasi dunia dengan “Crystallization Dress” yang viral, Iris kembali bereksperimen dengan koleksi berikutnya yang tak kalah cantik dan sukses mendapat banyak pujian karena menampilkan bagaimana algorithmic design dan digital sculpting bisa membuat fashion terasa seperti organisme hidup. Dilansir dari HuffPost, Iris memanfaatkan data gerakan air sebagai inspirasi bentuk, membuat busana terlihat seolah diciptakan oleh alam padahal hasil pemodelan 3D. 

3. Inovasi Material Hybrid: Kombinasi Fashion + Sains Material

Iris Van Herpen 3d Printing Koleksi Magnetic Motion/Foto: wwd.com

Iris sering bekerja dengan ilmuwan material dan insinyur. Menurut CNN Style, banyak gaunnya memakai material hybrid, yaitu gabungan serat tekstil dan resin elastis, hasil riset bersama laboratorium teknologi.

Di koleksi “Magnetic Motion,” ia bahkan bekerja sama dengan CERN (yes, the particle physics lab!) untuk merancang material yang meniru pola magnet. CNN menggambarkannya sebagai kolaborasi paling aneh tetapi luar biasa sukses antara fashion dan fisika. 

4. Futurisme yang Tetap Organik: Inspirasi Mikroorganisme dan Biodesign

Iris Van Herpen 3d Printing Koleksi Aeriform, Sympoiesis, dan Biopiracy/Foto: irisvanherpen.com

Walau futuristik, Iris sering terinspirasi hal-hal organik. Banyak koleksinya mengambil bentuk dari pola pertumbuhan organisme: mikroba, tulang, struktur sel, hingga fenomena alam. Karya Iris membuktikan bahwa teknologi bisa membuat fashion terasa lebih manusiawi dan lebih hidup. Koleksi seperti “Aeriform” dan “Biopiracy” menunjukkan bagaimana fashion-tech tetap bisa sensual, lembut, dan sangat wearable.

5. Kolaborasi Visioner: Ketika Arsitektur & Sains Bergabung dalam Couture

Iris Van Herpen 3d Printing Koleksi Voltage/Foto: irisvanherpen.com

Di koleksi “Voltage”, Iris van Herpen terinspirasi dari cara listrik bergerak di tubuh. Ia bekerja sama dengan seniman Carlos van Camp, yang memakai Tesla coils hingga tiga juta volt listrik mengalir ke seorang penari di runway. Hasilnya? Kilatan “petir” betulan yang membuat show ini super dramatis dan penuh energi.

Iris juga mengajak arsitek Philip Beesley untuk membuat material 3D yang bisa ikut bergerak mengikuti tubuh. Lalu bersama Neri Oxman dari MIT, ia menciptakan gaun 3D-printing pertama yang lembut dan fleksibel, dan melanjutkan satu desain fleksibel lainnya dengan Julia Koerner. Koleksi ini makin menguatkan posisi Iris sebagai salah satu desainer paling inovatif di dunia fashion teknologi.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE