Heboh Brand Mewah Lokal Tempel Logo di Produk Brand Lain yang Jauh Lebih Murah, Boleh Nggak Sih?

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Senin, 01 Apr 2024 12:00 WIB
Boleh Nggak Sih Jual Produk Brand Lain?
Tangkapan layar @jiglyciouss/ Foto: tiktok.com/jiglyciouss

Beli produk untuk dipasarkan kembali mungkin sudah biasa dilakukan pedagang. Namun, belakangan netizen diramaikan dengan brand Indonesia yang melakukan praktiknya dengan harga di-mark up jauh dari harga awal. Jika Beauties memerhatikan beberapa waktu lalu brand Hamlin yang mengklaim sebagai brand luxury fashion lokal sempat ramai dibahas, hal inilah yang menjadi topik pembicaraan.

Pasalnya, produk laptop sleeve Hamlin yang dijual seharga Rp 313 ribuan di situs resmi mereka merupakan produk dari brand Rhodey asal China. Kemudian, nama brand Rhodey yang tertera pada laptop sleeve ditutup oleh logo Hamlin di atasnya. Diketahui produk yang sama dijual Rhodey hanya sekitar Rp 30 ribuan, Beauties.

Praktik ini pertama diungkap oleh salah satu akun media sosial TikTok, @jiglyciouss, yang sedang mengulas produk softcase laptop. Logo tempelan pada softcase tersebut copot sehingga memperlihatkan merek Rhodey yang disembunyikan dan berharga jauh lebih murah. Sejak saat itu, Hamlin pun dicurigai menjual kembali produk-produk impor China murah dengan harga yang jauh lebih tinggi dengan kualitas tidak sebanding harga.

[Gambas:Instagram]

Mengutip CNBC Indonesia, pihak Hamlin telah membuat klarifikasi terkait hal tersebut bahwa ada kesalahan dari pihak mitra produsen. "Kami telah mengambil langkah proaktif dengan secara tegas menegur produsen yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut".

Sementara Rhodey beri respon pihak mereka tidak berafiliasi dengan brand mana pun.

Boleh Nggak Sih Jual Produk Brand Lain?

Tangkapan layar @jiglyciouss

Tangkapan layar @jiglyciouss/ Foto: tiktok.com/jiglyciouss

Praktik menjual barang dari produsen lain menjadi label mereka sendiri bukan hal asing di perbisnisan. Melansir Detikbali, jika sebuah perusahaan merupakan Original Equipment Manufacturer (OEM) atau pabrikan peralatan asli, maka produk atau komponen yang dihasilkan dapat dijual oleh kembali oleh perusahaan lain.

Sementara dalam kasus Hamlin-Rhodey, Rhodey bukanlah perusahaan OEM, melainkan brand fashion lokal. Dengan demikian, praktik yang dilakukan Hamlin bisa menjadi masalah jika produk yang dijual sudah memiliki trademark dan bergantung pada perjanjian kedua belah pihak. Sebab jika tidak ada perjanjian, maka salah satu pihak bisa merasa dirugikan serta melanggar perlindungan merek dagang.

Harga jual berkali-kali lipat juga tidak hanya pada laptop sleeve. Setelah ditelisik, terdapat produk lain yang dijual kembali dengan harga melambung, contohnya tas selempang. Seorang pengguna X menceritakan pengalamannya beli tas Hamlin seharga Rp 1,6 juta, tapi setelah diterima kualitas tidak seperti produk “luxury” serta terdapat logo H yang mentereng.

Ia pun menemukan produk yang sama tanpa logo dengan harga jauh lebih murah, yakni sekitar Rp 155 ribu. Ia pun menyayangkan karena selisih harga jauh tersebut dan produk lain yang sekadar ditimpa logo H.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE