Hore! Ini Fashion Week Bergengsi yang Mulai Larang Penggunaan Kulit Hewan Eksotis
Kulit eksotis sering kali digunakan sebagai produk fashion agar menambah nilai estetika dan nilai jual. Ya, pada umumnya penggunaan material kulit dijual mahal, terlebih kulit eksotis seperti kulit ular atau buaya. Jadi tidak heran kalau penggunaan kulit ini sering ditemukan di catwalk fashion week ternama.
Namun langkah berani diambil Copenhagen Fashion Week (CPHFW). Pekan mode yang berlangsung di Denmark ini memutuskan untuk melarang penggunaan kulit hewan eksotis sebagai salah satu persyaratan sustainability mereka. Peraturan mulai berlaku bagi para partisipan pada awal tahun depan, yaitu CPHFW 2025.
Bersama dengan itu, CPHFW mendahului pekan mode bergengsi seperti New York, London, Milan, dan Paris Fashion Week yang memberlakukan aturan animal-cruelty ini. Hanya saja dia tidak mempeloporinya. Situs Fashionista melaporkan terdapat pekan mode regional yang sudah menerapkan aturan ini, yaitu Stockholm Fashion Week, Helsinki Fashion Week, dan Melbourne Fashion Week.
Copenhagen Fashion Week yang Larang Penggunaan Fur
Penggunaan fur untuk fashion/ Foto: Courtesy of Saks Potts
Untuk mencapai target ramah lingkungan, Copenhagen Fashion Week sebelumnya juga sudah menerapkan aturan larangan penggunaan material fur atau bulu, Beauties. Pekan mode ini sudah bebas dari material fur untuk fashion sejak tahun 2022. Dengan dikerahkannya larangan kulit eksotis, maka rumah mode yang berpartisipasi di Copenhagen Fashion Week didorong untuk menggunakan material vegan.
Rumah Mode yang Tidak Menggunakan Kulit Eksotis
Stella McCartney Spring Summer 2024/ Foto: AP Photo/Vianney Le Caer
Bukan hal sulit untuk meninggalkan penggunaan bahan kulit eksotis untuk dijadikan produk fashion. Sederet rumah mode ternama sudah menerapkannya. Mengutip laman PETA, brand global tersebut adalah Calvin Klein, Chanel, Brook Brothers, Diane von Furstenberg, Jil Sander, Nordstrom, Tommy Hilfiger, Tory Burch, Victoria Beckham, Vivienne Westwood, dan Stella McCartney.
Investigasi PETA terhadap Industri Kulit Hewan Eksotis
Kulit hewan eksotis/ Foto: Getty Images for Gucci/Giorgio Perottino
Industri kulit eksotis masih marak ditemukan sehingga organisasi People for Ethical Treatment of Animals (PETA) Asia melakukan investigasi lebih lanjut ke industri kulit eksotis di Thailand.
Di sana, kulit ular piton diproduksi dan disuplai ke Caravel, tannery (penyamakan) yang dimiliki perusahaan Kering, yakni perusahaan induk brand Gucci, Balenciaga, Saint Laurent, dan brand mewah lainnya. Berdasarkan laporan PETA, proses dilakukan melibatkan pengurungan dalam kondisi memprihatinkan dan kekerasan terhadap ular untuk diambil kulitnya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!