Industrinya Berkembang, Mengapa Label Fashion Lokal Masih Jarang Dilirik oleh Venture Capital?
Pendanaan menjadi faktor krusial dalam mengembangkan bisnis. Investasi dari Venture Capital (VC) jadi salah satu sumber pendanaan yang banyak diidamkan belakangan ini.
Seringnya kita mendengar startup yang mendapatkan pendanaan dari VC adalah mereka yang bergerak di bidang teknologi, commerce, dan finansial. Sementara di industri fashion, salah satu yang heboh terjadi pada tahun 2020 ketika label sepatu lokal Brodo mendapatkan pendanaan seri A dari Dana Ventura Sembrani Nusantara yang dikelola oleh BRI Ventures.
Untuk contoh skala internasional, Skims milik Kim Kardashian pada awal 2022 ini mendapat pendanaan seri B sebesar 240 juta USD.
Perkembangan brand lokal dari perspektif VC juga turut menarik atensi Hypefast yang mengadakan Indonesia Brand Founders Summit 2022. Berlangsung di The Tribrata, Jakarta 13 Oktober 2022 Hypefast turut mengadakan panel diskusi bertemakan "Local Brands and Venture Capital".
Bagi VC, selain kreativitas produk yang ditawarkan ada faktor lain yang mereka lihat ketika hendak menanamkan investasi. Yakni seberapa besar peluang dan pasar yang akan dijajal.
Indonesia Brand Founders Summit 2022/ Foto: Instagram Hypefast |
"From a VC stand point, the question is about the maturity market. Apakah akan tiba waktunya size market jadi big enough supaya ada brand-brand tertentu bisa mencapai scale yang kita mau." terang Susli Lie, partner di Monk's Hill Venture kepada Beautynesia.
Susli Lie menambahkan bahwa kesuksesan yang diraih Kim Kardashian dari Skims juga tidak terlepas dari popularitas Kim. Ia menilai di Indonesia situasinya masih berbeda dengan di Amerika, di mana personality seperti selebriti dan influencer punya pengaruh besar dalam menggiring konsumen. Namun ia menilai di Indonesia sudah mulai berkembang.
Selain pasar, Susli Lie juga menambahkan bahwa ia melihat kriteria produk secara spesifik ketika menilai kelayakan suatu bisnis.
"We would like to see something more than market nya ada. Is it an innovative product? Is it solving problems that are difficult to solve? Is it very sticky meaning konsumen bisa repeat purchase?"
Agar kian dilirik VC, selain dipengaruhi situasi pasar dan kriteria produk yang spesifik, label fashion juga tampaknya perlu memikirkan diversifikasi bisnis.
"I wanna see more. Apalagi nih yang menarik. Apakah mereka membuat sesuatu yang sulit direplikasi oleh orang lain atau really good dalam hal product launching. Hal menarik apa lagi di luar produk (fashion)" ujar Susli.
Pendapatnya tersebut juga seolah mendukung akan rencana Brodo kala mendapat pendanaan. Melansir dari CNBC Indonesia, pendanaan yang didapat akan digunakan untuk memperluas bisnis utama Brodo serta memperbesar bisnis platform pemasaran digitalnya yang dinamakan Boleh Dicoba Digital (BDD).
Ekspansi dan strategi untuk mendapatkan sumber pemasukan lainnya tentu jadi alasan Brodo merambah bisnis lain. Apalagi sektor digital business juga kini tengah booming.
CEO Brodo Footwear Yukka Harlanda . Grandyos Zafna/detikcom./ Foto: Grandyos Zafna |
Sementara itu menurut Stella Setiawan selaku VP Brand Investment Hypefast alasan lain mengapa bisnis fashion jarang dilirik investor karena siklusnya yang terlalu cepat.
"Fast fashion itu kan kalau mengeluarkan produk harus tiga bulan sekali. Otherwise orang jadi 'ih kok ini nggak ada produk baru' dan akhirnya mereka nggak akan beli. So we need to develop a new model untuk fashion," terangnya kepada Beautynesia.
Meski jarang dilirik bukan berarti bisnis fashion bakal sulit berkembang. Baginya peluang bisnis fashion sangat besar di Indonesia.
"Fashion itu kedua terbesar penyumbang kontribusi dari GDP hampir 18 persen setelah F&B. Marketnya besar banget jadi kita sayang kalo gak masuk. Fashion juga terbilang cepat untuk mendapatkan customer base,".
Pada akhirnya konsumen lah yang jadi harapan terbesar bagi para pebisnis fashion lokal agar bisnis mereka tetap berjalan. Apalagi semakin banyaknya brand lokal juga membuat konsumen makin kritis. Apalah artinya pendanaan yang besar jika tidak dikelola baik dan tak mampu menarik lebih banyak konsumen, yang ada bisnis pun tak berjalan.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Indonesia Brand Founders Summit 2022/ Foto: Instagram Hypefast
CEO Brodo Footwear Yukka Harlanda . Grandyos Zafna/detikcom./ Foto: Grandyos Zafna