
Mengenal Gaya "Gender Fluid" dan "Power Casual" yang Akan Dominasi Fashion di 2023

Pergantian tahun diikuti bergantinya tren fashion. Terdapat dua tema besar yang merangkum keseluruhan tren fashion 2023, yaitu gender fluid fashion dan power casual, seperti yang disebut dalam State of Fashion 2023 oleh Business of Fashion dan McKinsey.
Mungkin Beauties sudah tidak asing dengan kedua istilah ini yang marak sejak tahun 2022. Namun seiring berubahnya perspektif masyarakat akan gender, cara mengekspresikan diri melalui fashion pun ikut terpengaruhi. Gaya berpakaian gender fluid tidak selalu merepresentasikan orientasi seksual pemakainya, melainkan mencerminkan sisi kreativitas dalam bergaya tanpa dibatasi segmentasi.
Begitu pun dengan power casual yang dianggap dipengaruhi pandemi. Orang-orang mulai berdandan lebih santai untuk bekerja dan hal tersebut dimaklumi. Yuk kenali konsep gender fluid fashion dan power casual lebih dalam lagi melalui rangkuman berbagai sumber ini!
Definisi Gender Fluid
![]() Gender fluid fashion/ Foto: instagram.com/harrystyles |
Kamus Merriam-Webster mendefinisikan gender-fluid dengan “of, relating to, or being a person whose identity is not fixed” atau bisa disimpulkan seseorang yang identitas gendernya tidak tetap. Manusia berkembang untuk mengenali dirinya sendiri, termasuk identitas gender yang bisa saja berubah.
Harvard Health menjelaskan bahwa identitas gender seseorang dapat berubah karena pengaruh konteks sosial, seperti keluarga, komunitas yang lebih besar, serta masyarakat dan garis waktu sejarah di mana mereka hidup. Perubahan konteks sosial ini pun mendorong adaptasi dalam beberapa hal, termasuk fashion.
Tren Gender Fluid Fashion Dipopulerkan Gen-Z
![]() Jaden Smith yang jadi ikon gaya gender fluid/ Foto: instagram.com/c.syresmith |
Berangkat dari ketidaktetapan identitas gender, muncul gender fluid fashion yang didongkrak oleh generasi muda, tepatnya Gen-Z yang mencakup 25% dari populasi global. Generasi Z dianggap mempunyai gender yang lebih dinamis dibandingkan generasi pendahulunya dan mereka pun mengekspresikannya melalui busana. Para pemuda ini pun kerap berbelanja pakaian-pakaian dari segmen yang berbeda––perempuan membeli pakaian laki-laki dan sebaliknya.
Sosial media seperti Instagram dan TikTok ikut berperan untuk mempopulerkan gender fluid fashion sehingga makin dikenal. Business of Fashion dan McKinsey menyebutkan pencarian online tentang fashion “genderless” dan “gender neutral” meningkat dari tahun 2021 ke 2022. Meningkatnya permintaan akan gender fluid fashion juga dipengaruhi dua faktor, yaitu adanya perubahan sikap dan pop culture.
Penerapan Gender Fluid dalam Fashion
![]() Timothee Chalamet pakai halter top Haider Ackermann/ Foto: instagram.com/h.a |
Beauties masih ingat gaya Timotheé Chalamet di red carpet Venice Film Festival 2022 di mana ia mengenakan halter top merah karya Haider Ackermann? Mungkin itu bisa dijadikan salah satu contoh bagaimana menswear berevolusi dengan menginfusi elemen yang biasa ditemukan pada pakaian perempuan. Garis pembatas antara fashion perempuan dan laki-laki semakin buram. Selain dari desain dan ukuran baju, gender fluid fashion juga bisa diaplikasikan dari segi merchandising dan marketing.
Perubahan cara berpakaian tak terbatas pada gender, tapi juga gaya berpakaian formal. Buka halaman selanjutnya untuk ketahui power casual atau smartorial yang diprediksi tak kalah populer di tahun 2023!