Sejarah Balaclava, Berawal Dipakai untuk Perang hingga Jadi Tren Fashion
Penutup kepala yang sering dijumpai di sosial media kini ikut mewarnai panggung pekan mode, baik di New York, London, Milan, dan Paris. Misalnya peragaan Gucci yang mengkreasikan balaclava material rajutan sebagai bagian koleksi kolaborasinya dengan Adidas. Pada peragaan Simone Rocha, balaclava dipresentasikan lebih glamor dengan bubuhan embellishment. Lain halnya dalam peragaan Paris Fashion Week di mana label Heliot Emil mengkreasikan balaclava dengan paduan dua material berbeda dengan cutting cenderung kasar.
![]() Balaclava dari Simone Rocha (kiri) dan Gucci (kanan) koleksi Fall/Winter 2022/ Foto: livingly.com/ImaxTree |
Beauties, balaclava kini menjadi tren fashion yang sebenarnya sudah eksis sejak dua abad lalu. Fashion item dengan rupa layaknya helm ini mempunyai asal usul yang cukup menarik karena memiliki rekam sejarahnya sendiri. Seperti sejarah balaclava tersebut? Berikut rangkumannya.
Merupakan Lokasi Perang Krimea
![]() Seragam tentara di Battle of Balaclava/ Foto: pinterest.com/Owen Fleet |
Dahulu, balaclava bukan dikenal sebagai fashion item, melainkan sebuah kota pelabuhan di Ukraina di mana Perang Krimea tahun 1854 terjadi. Peperangan tersebut dikenal secara historis sebagai Battle of Balaclava yang berlangsung sebagai upaya merebut pelabuhan dan benteng Sevastopol yang notabene pangkalan angkatan laut Rusia.
Tentara Inggris dan Irlandia dikirimkan untuk melawan tentara Rusia di tengah musim dingin. Mendengar tentaranya hanya mengenakan seragam musim panas, para perempuan di UK pun segera merajut headpiece untuk menutupi kepala––dikenal sebagai helm rajut––dan mengirimkan suplai ke medan perang.
Alhasil, fashion item ini sering diasosiasikan dengan militer Eropa Timur setelah dikenakan demonstrator separatis untuk menutupi wajahnya. Nama balaclava belum dipergunakan untuk mengindikasikan helm rajutan ini sampai tahun 1881.
Balaclava Dikenakan Selama Perang Dunia
![]() Balaclava dikenakan selama perang dunia/ Foto: pinterest.com/Victoria and Albert Museum |
Bukan hanya dikenakan saat perang di abad ke-19, balaclava juga masih dipergunakan selama perang dunia pertama dan kedua di abad ke-20, Beauties! Para perajut dikumpulkan untuk membuat pakaian hangat untuk tentara, termasuk balaclava dengan berbagai jenis, salah satunya dengan bagian telinga yang terbuka agar tidak mengganggu pendengaran saat telepon. Surat kabar yang beredar masa itu bahkan menyediakan tutorial merajut headpiece ini demi keperluan perang.
Identitas Grup Band Aktivis “Pussy Riot”
![]() Pussy Riot/ Foto: pinterest.com/nowtoronto.com |
Eksistensi balaclava tidak pudar seiring waktu, melainkan mempunyai fungsi lain. Misalnya sebagai identitas grup band aliran punk rock asal Rusia, Pussy Riot. Grup musik sekaligus aktivis basis Moskow itu merupakan bentuk protes sosial di mana lirik yang dinyanyikan bertema feminis, hak LGBTQ, dan oposisi pemerintahan Presiden Vladimir Putin. Pussy Riot terbentuk secara kolektif tahun 2011, terdiri dari 10 hingga 20 anggota yang merahasiakan identitasnya dengan menggunakan balaclava beraneka warna. Mengundang kontroversi akibat kreasinya yang provokatif, beberapa anggota grup musik itu pun berakhir dipenjara.
Menjadi Tren Pop Culture
![]() Kim Kardashian di Met Gala 2021/ Foto: instagram,com/kimkardashian |
Balaclava menjadi tren beberapa tahun terakhir setelah ditemukan marak di sosial media, seperti TikTok. Mengutip CNN, Rachel Tashjian selaku kritikus mode dari GQ berpendapat balaclava kembali dipopulerkan oleh label Vetements sekitar tahun 2018. Fashion item mungil ini pun semakin marak sejak Demna Gvasalia dan Kim Kardashian mengenakan pakaian sekaligus penutup kepala serba hitam di Met Gala 2021––seakan menjadi modifikasi balaclava. Sebagai imbasnya, balaclava mencapai puncak ketenaran sejak akhir 2021 lalu.
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |




