10 Bangunan Berbiaya Fantastis di Dunia yang Kini Terbengkalai, IKN Berpotensi Serupa?

Natasha Riyandani | Beautynesia
Selasa, 19 Aug 2025 08:00 WIB
8. Athena Olympic 2004 Venues, Yunani
Athena Olympic 2004 Venues/ Foto: Getty Images

Membangun sebuah infrastruktur, bangunan, bahkan taman hiburan sekalipun memang harus melalui persiapan yang matang. Perencanaan yang komprehensif sangat penting untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan proyek tersebut.

Namun, di sisi lain, ada bangunan-bangunan yang direncanakan dengan ambisi besar tetapi pada akhirnya justru terbengkalai. Beberapa proyek konstruksi ini bahkan menelan biaya hingga puluhan miliar, tetapi akhirnya menjadi sia-sia dan dibiarkan begitu saja.

Hal serupa juga dikhawatirkan terjadi pada Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan. Kini, nasibnya pun menjadi pertanyaan oleh masyarakat. Apakah mega proyek ini masih bakal berlanjut atau justru mangkrak? Mengingat biaya yang telah dikeluarkan mencapai ratusan triliun, yang berasal dari APBN.

Melansir dari UniAthena, berikut adalah beberapa bangunan berbiaya fantastis yang kini terbengkalai. Apa saja? Simak!

1. Hotel Ryugyong, Korea Utara

Hotel Ryugyong/ Foto: Flickr.com/Mark

Meskipun negara ini sangat tertutup dari dunia luar, nyatanya ada beberapa bangunan megah nan mewah dibangun di Korea Utara. Salah satunya yang populer adalah Hotel Ryugyong. Lokasinya berada di jantung ibu kota Pyongyang, menjadikannya landmark ikonis negara ini.

Hotel ini merupakan gedung pencakar langit berbentuk piramida setinggi 105 lantai, dengan kapasitas 3000 kamar. Biaya pembangunan hotel ini pun tidak main-main, diperkirakan mencapai USD750 miliar atau setara Rp12,6 triliun. Namun ironisnya, sejak di bangun pertama kali pada tahun 1987, hotel mewah ini belum pernah menerima tamu karena sampai saat ini belum rampung dibangun.

Diketahui, seharusnya hotel ini menjadi tempat menginap bagi para wisatawan yang berkunjung ke Korea Utara. Namun, pembangunannya dihentikan setelah keterpurukan ekonomi disusul dengan jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Hilangnya salah satu mitra dagang utamanya membuat Korea Utara terpukul. Akhirnya, pada tahun 1992, rencana pengembangan hotel ini resmi diberhentikan dan dibiarkan begitu saja.

2. Sanzhi UFO Houses, Taiwan

Sanzhi UFO Houses/ Foto: Flickr.com/hey-gem

Beauties pernah dengar mengenai “Desa UFO” di Taiwan? Terletak di Distrik Sanzhi, New Taipei, Taiwan, Sanzhi UFO Houses merupakan proyek perumahan futuristik, dengan bangunan berbentuk seperti piringan alien atau pod, yang terinspirasi dari rumah Futuro.

Awalnya, bangunan-bangunan unik ini direncanakan sebagai resor liburan mewah. Namun, proyek tersebut harus terhenti karena berbagai masalah, termasuk biaya pembangunan yang membengkak hingga kecelakaan yang menewaskan beberapa pekerja konstruksi.

Padahal, pembangunan rumah berbentuk pod ini telah menelan biaya yang tak sedikit. Salah satu sumber menyebutkan harga sekitar USD90.000 atau setara Rp1,2 miliar untuk satu rumah yang telah selesai dibangun. Sementara itu, ada sekitar 60 bangunan pod di kompleks tersebut yang belum selesai dibangun.

Setelah terbengkalai cukup lama, bangunan-bangunan ini dihancurkan pada tahun 2010 untuk pengembangan resor tepi laut dan taman air.

3. Burj Al Babas, Turki

Burj Al Babas/ Foto: Reddit

Siapa sangka, Burj Al Babas, sebuah kompleks yang disiapkan untuk menjadi pemukiman para jutawan justru berubah jadi “Kota Hantu”. Terletak di Mundurnu, Turki, perumahan ini memiliki bentuk bangunan yang unik menyerupai kastil di negeri dongeng.

Sayangnya, proyek ambisius ini terbengkalai karena kesulitan keuangan. Pada tahun 2018, Turki mengalami resesi yang mengakibatkan lemahnya nilai mata uang lira sebesar 38 persen terhadap dolar. Selain itu, publik juga sempat menentang keras pembangunan ini karena desain bangunan yang tidak sesuai dengan rumah-rumah bersejarah bergaya Ottoman di Mundurnu.

Padahal, pembangunan Burj Al Babas diperkirakan telah menghabiskan biaya lebih dari USD200 juta atau sekitar Rp3,2 triliun. Sedangkan harga beli rumah di kompleks mewah tersebut cukup bervariasi mulai dari USD310.000 hingga USD530.000 atau sekitar Rp5–9 miliar per unit, seperti dikutip dari Housearch.

4. Tianducheng, China

Tianducheng/ Foto: Flickr.com/Thomas

Tak perlu diragukan, negara dengan populasi terbesar kedua di dunia ini memang dikenal ahli dalam membuat suatu replika. Tak tanggung-tanggung, China bahkan memiliki mega proyek bernilai fantastis, dengan dibangunnya Tianducheng sebagai kota tiruan Paris di China Timur.

Dibangun sejak 2007 lalu, kota ini dibuat semirip mungkin dengan ibu kota Prancis tersebut. Berbagai landmark ikonisnya pun tak ketinggalan seperti Menara Eiffel, Arc de Triomphe, Champs-Élysées, hingga jalanan yang diapit oleh bangunan khas Prancis.

Namun, Tianducheng dianggap sebagai pembangunan kota yang gagal. Pada tahun 2013 saja, diperkirakan hanya ada 2.000 orang yang tinggal di kota ini. Setelah dekade berlalu, penduduknya memang bertambah tetapi tidak banyak.

Berbagai faktor seperti lokasinya yang cukup jauh, akses transportasi yang buruk, dan kondisi langit yang selalu kelabu turut menjadi penyebab kota ini kurang diminati. Pada akhirnya, proyek yang dibangun dengan megah dan telah menghabiskan dana mencapai USD1 miliar atau setara Rp16,3 triliun ini dianggap sebagai “Kota Hantu” karena kesulitan untuk menarik pengunjung dan penduduk yang ingin menetap.

5. Wonderland Amusement Park, China

Wonderland Amusement Park China/ Foto: Flickr.com/Josephine Lim

Di daratannya yang sangat luas, China juga pernah membangun sebuah taman hiburan. Wonderland Amusement Park yang terletak di Distrik Changping, Beijing, disebut sebagai “Disneyland Tiruan Terbesar” yang direncanakan akan menampilkan istana-istana negeri dongeng dan roller coaster yang menjulang tinggi.

Di tanah seluas 50 hektar, yang dimaksudkan menjadi taman hiburan terbesar di Asia itu terpaksa mangkrak. Pembangunan dihentikan pada tahun 1998 karena perselisihan mengenai harga properti dan kurangnya dana. Besarnya biaya terkait dengan pembangunan taman hiburan berskala besar memang tak main-main. Misalnya, Universal Studios Beijing memiliki total investasi lebih dari USD3,3 miliar atau sekitar Rp55 triliun.

Alhasil, taman hiburan itu kini menjadi tempat terbengkalai dengan menyisakan istana utama dan bangunan-bangunan lain yang ditinggalkan karena belum selesai dibangun.

6. Nara Dreamland, Jepang

Nara Dreamland/ Foto: Flickr.com/brandknewme

Jepang juga memiliki taman hiburan yang dulunya sangat mewah dan populer, namun kini terbengkalai. Nara Dreamland, pernah menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik dan ramai dikunjungi, terutama bagi keluarga dan anak-anak.

Dibuka pada tahun 1961, taman bermain ini berada di kawasan Nara Perfektur ini dianggap sebagai perwujudan impian warga Jepang yang menginginkan taman bermain serupa dengan Disneyland. Sayangnya, kepopuleran taman bermain ini tidak bertahan lama. Nara Dreamland mulai kehilangan kejayaannya di tahun 1983, setelah Disney mengumumkan akan membangun Tokyo Disney Resort.

Alhasil, di tahun 2006, pemiliknya memutuskan untuk menutup taman hiburan ini selamanya. Sekarang, taman hiburan tersebut hanya menyisakan wahana-wahana yang ditinggalkan dan tanaman liar.

Tidak diketahui secara pasti biaya pembangunan Nara Dreamland, tetapi taman itu dijual seharga USD6 juta atau sekitar Rp99 miliar setelah disita oleh Kota Nara.

7. Sathorn Unique Tower, Thailand

Sathorn Unique Tower/ Foto: Flickr.com/Eric Fidler

Menara Sathorn Unique di Bangkok, atau yang juga dikenal sebagai “Ghost Tower” merupakan gedung pencakar langit yang pembangunannya menghabiskan biaya mencapai USD1,5 miliar atau sekitar Rp25 triliun. Namun, proyek besar ini tidak pernah selesai dan akhirnya menjadi terbengkalai.

Gedung ini seharusnya menjadi kompleks kondominium mewah, tetapi pembangunannya terhenti saat berlangsung setengah jalan. Krisis keuangan Asia yang terjadi pada tahun 1997 sempat menghancurkan ekonomi Thailand, serta menghentikan banyak proyek real estat, termasuk Sathorn Tower yang ditinggalkan karena kekurangan dana.

8. Athena Olympic 2004 Venues, Yunani

Athena Olympic 2004 Venues/ Foto: Getty Images

Perhelatan Olimpiade 2004 yang diselenggarakan di Athena, Yunani, pada tahun 2004 bisa dibilang sukses digelar. Saat itu, ribuan atlit dari berbagai negara bertanding di sejumlah venue megah yang dibangun di kota sejarah ini. Namun kini, beberapa fasilitas olahraga yang dibangun khusus untuk acara tersebut tidak terawat dan terbengkalai.

Diketahui, Yunani menghabiskan dana sekitar USD11,6 miliar atau setara Rp102 triliun (kurs Rp8.800) untuk membangun gedung baru dan meningkatkan infrastruktur lokal. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menyambut pesta olahraga terbesar di dunia itu.

Namun, kurangnya perencanaan untuk pemeliharaan jangka panjang setelah olimpiade berakhir menjadi penyebab utama terbengkalainya tempat ini. Banyak fasilitas yang dibangun dengan tujuan sementara dan tidak memikirkan perawatannya.

9. Six Flags New Orleans, Louisiana

Six Flags New Orleans/ Foto: Flickr.com/Rageaholic

Awalnya, lokasi ini adalah Jazzland, yang dibuka pada tahun 2000. Kemudian di tahun 2002, dibeli oleh Six Flags dan dibangun taman hiburan yang megah dan mewah di lahan seluas 91 hektare tersebut.

Namun tak bertahan lama, taman hiburan ini rusak setelah dilanda Badai Katrina pada tahun 2005. Kerusakan parah terjadi hampir diseluruh bagian taman, serta beberapa bagiannya terendam banjir dan airnya menggenang selama beberapa minggu.

Meski sempat ada rencana untuk membuka kembali taman ini, tetapi pihak Six Flags memutuskan untuk menutupnya secara permanen pada tahun 2006. Kerugian besar pun tak bisa dihindarkan.

Tidak diketahui secara pasti besaran kerugian yang dialami, namun perkiraan biaya untuk membangun kembali bekas lokasi Six Flags New Orleans, yang sekarang dikenal sebagai Bayou Phoenix ini mencapai USD1 miliar atau sekitar Rp16,3 triliun.

10. Bali Festival Park, Indonesia

Bali Festival Park/ Foto: Flickr.com/David

Dulunya, Bali Festival Park merupakan salah satu tempat populer yang ramai dikunjungi wisatawan. Dengan biaya pembangunan sebesar USD100 juta atau sekitar Rp200 miliar (kurs Rp1.903) pada tahun 1990-an.

Taman Festival dirancang untuk mengubah wajah pariwisata Bali, dengan menawarkan kolam renang terbesar di Indonesia, roller coaster raksasa, dan bioskop 3D. Namun ironisnya, taman hiburan ini hanya dibuka dalam waktu yang sangat singkat dan terpaksa ditutup pada tahun 2000 karena krisis moneter.

Kini, taman tersebut hanya menyisakan bangunan terbengkalai dan menjadi tempat bagi para seni mural. Meskipun terbengkalai, banyak orang tertarik dengan suasana mistis dan cerita horor yang menyelimuti tempat ini.

Lalu, Bagaimana Nasib Ibu Kota Nusantara (IKN)?

Potret IKNPotret IKN/ Foto: Instagram.com/ikn_id

Belakangan ini, progres mega proyek IKN kerap menjadi pertanyaan publik karena nasibnya yang dianggap semakin tidak menentu. Pemblokiran anggaran sementara yang dilakukan terhadap proyek ini kian menimbulkan keraguan akan keberlanjutannya.

Beberapa proyek ada yang belum rampung dibangun dan sebagian ditunda pembangunannya. Padahal, pembangunan IKN telah menelan biaya sangat fantastis mencapai Rp151 triliun hingga pertengahan 2025, mengutip CNN Indonesia.

Lantas, akankah IKN bernasib serupa dengan bangunan-bangunan megah nan mewah yang terbengkalai seperti di atas? Meskipun ada tantangan dalam pembiayaan, diharapkan agar pembangunannya tetap berjalan dan tidak mangkrak ya, Beauties.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE