10 Tradisi Unik Menyambut Bulan Ramadan di Indonesia, Ada Daerahmu?

Natasha Riyandani | Beautynesia
Rabu, 26 Feb 2025 08:00 WIB
6. Ziarah Kubro – Sumatera Selatan
Ziarah Kubro/ Foto: detikSumbagsel/Welly Jasrial Tanjung

Hanya tinggal menghitung hari, bulan suci Ramadan yang penuh berkah akan segera tiba. Seluruh umat Muslim di berbagai penjuru dunia mulai bersiap menyambutnya dengan suka cita dan beragam tradisi turun-temurun.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa daerah yang memiliki tradisi unik dalam menyambut datangnya Ramadan dan masih dijalankan oleh masyarakat sampai saat ini.

Kira-kira, apa saja tradisi unik menyambut Ramadan yang populer di Indonesia? Melansir detikHikmah, berikut informasi lengkapnya. Simak, yuk!

1. Meugang – Aceh

Meugang/ Foto: detikTravel/Agus Setyadi

Aceh dikenal sebagai daerah yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam terbesar di Indonesia. Tak ayal, ada beragam tradisi yang biasa dilakukan dalam menyambut Ramadan. Salah satu yang paling populer adalah tradisi Meugang.

Meugang merupakan tradisi memasak daging sapi, kerbau, atau kambing. Namun, ada sebagian masyarakat yang kerap menambahkan daging ayam dan bebek dalam masakannya. Setelah itu, masyarakat Aceh akan menikmatinya bersama keluarga, kerabat, maupun yatim-piatu sebelum memasuki bulan puasa.

Tradisi ini biasanya dilakukan selama tiga kali dalam setahun. Di antaranya, dua hari sebelum bulan Ramadan, dua hari menjelang Idul Fitri, dan dua hari jelang Idul Adha.

2. Marpangir – Sumatera Utara

Ilustrasi Marpangir/ Foto: Unsplash.com/Florian GIORGIO

Di beberapa daerah di Sumatera Utara seperti Asahan dan Padangsidimpuan, ada satu tradisi yang selalu dilakukan masyarakat setempat untuk menyambut bulan Ramadan. Tradisi itu dikenal dengan Marpangir.

Marpangir merupakan tradisi mandi dengan wewangian, namun bukan menggunakan sabun mandi atau sabun cair. Melainkan menggunakan beragam jenis rempah dan bunga-bungaan yang mengeluarkan aroma yang harum.

Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan diri dari segala najis dan kotoran untuk menyambut bulan Ramadan dengan penuh kesucian dan kesiapan diri. Masyarakat Asahan dan Padangsidimpuan melakukan tradisi marpangir sehari sebelum bulan Ramadan tiba. Tradisi ini bisa dilakukan sendiri di rumah, atau beramai-ramai ditempat pemandian umum atau di tempat wisata air.

3. Malamang – Sumatera Barat

Malamang/ Foto: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Republik Indonesia

Malamang merupakan tradisi turun temurun masyarakat Minangkabau, khususnya Padang Pariaman ketika menjelang Ramadan. Tradisi ini dilakukan dengan kegiatan memasak lemang, yang terbuat dari beras ketan putih (puluik) yang dimasak bersama santan, lalu dikemas dalam wadah bambu dan dibakar di atas bara api.

Tradisi Malamang biasanya dilakukan saat hari-hari besar, di antaranya saat menjelang bulan Ramadan, lebaran Idul Fitri dan Idul Adha, peringatan Maulid Nabi, pesta pernikahan, perayaan hari kematian, dan lain sebagainya.

Lebih dari sekedar kegiatan memasak jelang Ramadan semata, malamang diketahui memiliki makna kebersamaan, serta menjalin silaturahmi dengan keluarga dan kerabat.

4. Pacu Jalur – Riau

Pacu Jalur/ Foto: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Masyarakat Riau biasa menyambut bulan suci Ramadan dengan tradisi pacu jalur. Tradisi turun temurun ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1900-an, dan masih dilakukan sampai saat ini.

Pacu Jalur sendiri merupakan perlombaan dayung tradisional menggunakan perahu panjang yang terbuat dari kayu dan digerakkan oleh beberapa orang dewasa. Nantinya, setiap peserta akan bertanding menuju garis akhir dan para pemenang akan dilombakan hingga mendapatkan juara.

Perlombaan ini berasal dari Kabupaten KuantanSingingi. Bukan perlombaan biasa, pacu jalur menjadi tradisi yang sarat akan nilai sejarah, persatuan, dan gotong royong antar sesama. Selain itu, pacu jalur juga melambangkan kekompakan dan semangat pantang menyerah.

5. Bebantai – Jambi

Bebantai/ Foto: detikJateng/Eko Susanto

Tradisi Bebantai jadi cara masyarakat Jambi dalam menyambut bulan Ramadan. Bebantai sendiri merupakan kegiatan membantai atau memotong hewan ternak seperti sapi atau kerbau. Kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

Proses penyembelihan hewan ini biasanya melibatkan banyak orang, di antaranya lembaga keagamaan, perkumpulan masyarakat, maupun perseorangan. Pelaksanaan tradisi ini dilakukan sepekan sebelum Ramadan tiba.

6. Ziarah Kubro – Sumatera Selatan

Ziarah Kubro/ Foto: detikSumbagsel/Welly Jasrial Tanjung

Kegiatan ziarah sesaat menjelang Ramadan ternyata bukan hanya dilakukan oleh masyarakat Jawa saja, tetapi juga masyarakat Sumatera Selatan yang dikenal dengan Ziarah Kubro.

Ziarah Kubro sendiri diartikan sebagai “ziarah kubur” dalam bahasa Indonesia. Bagi masyarakat Palembang, ziarah kubro merupakan kegiatan ziarah massal ke makam-makam para ulama dan pendiri Kesultanan Palembang Darussalam, atau kerap disebut ‘waliyullah’.

Ada salah satu aturan yang tidak boleh dilanggar saat Ziarah Kubro. Para perempuan, baik remaja atau dewasa, tidak diperbolehkan untuk ikut dalam kegiatan ziarah kubro ini. Sebaliknya, tradisi ini hanya dilakukan bagi laki-laki masyarakat Sumatera Selatan saja.

7. Nyorog – DKI Jakarta

Ilustrasi Nyorog/ Foto: Freepik.com/freepik

Di Jakarta juga ada tradisi turun temurun untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Masyarakat Betawi memiliki tradisi yang dikenal dengan ‘Nyorog’, yaitu kegiatan mengirimkan atau menghantarkan bingkisan makanan kepada sanak saudara, sesepuh atau dituakan, dan orang yang lebih tua.

Tujuan dari tradisi nyorog sendiri untuk mempererat tali silaturahmi, menunjukkan rasa hormat kepada sanak saudara yang lebih tua atau sesepuh, serta menunjukkan rasa peduli dan kasih sayang terhadap orang-orang terdekat.

Jenis makanan yang dihantarkan saat Nyorog cukup beragam, ada yang memberikan bingkisan berupa sembako atau bahan makanan mentah, buah-buahan, aneka kue basah, maupun makanan khas Betawi seperti sayur gabus pucung, sayur godog, semur, hingga dodol betawi.

8. Munggahan – Jawa Barat

Ilustrasi Munggahan/ Foto: Freepik.com/rawpixel-com

Tradisi menyambut bulan Ramadan bagi masyarakat Sunda ini merupakan salah satu yang paling populer di Indonesia. Mengutip laman detikJabar, Munggahan berasal dari kata dalam bahasa Sunda “munggah” yang memiliki arti “naik”. Dengan kata lain, Munggahan berarti naik ke tempat yang lebih tinggi. Makna ini merujuk pada peningkatan kualitas ibadah sebelum memasuki bulan suci Ramadan.

Munggahan biasanya dilakukan dengan beragam kegiatan seperti kumpul bersama keluarga atau teman-teman, makan bersama, saling bermaafan, dan berdoa bersama. Tradisi ini memiliki tujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, kebersamaan, dan mempererat tali silaturahmi dengan orang-orang terdekat.

9. Beli Emas – Jawa Timur

Beli Emas/ Foto: detikFinance/Agung Pambudhy

Tradisi unik masyarakat Jawa Timur, khususnya Banyuwangi ketika menjelang Ramadan salah satunya adalah berbelanja perhiasan emas. Melansir detikJatim, masyarakat akan berbelanja perhiasan emas untuk menyambut bulan suci. Peminatnya bahkan akan semakin tinggi saat menjelang lebaran.

Menariknya, tradisi ini dilakukan bukan semata-mata untuk kesenangan saja. Melainkan sebagai ungkapan rasa syukur dan bentuk menghargai diri atas jerih payah yang telah dilakukan selama satu tahun. Masyarakat pun mewujudkannya dalam bentuk perhiasan emas.

10. Dugderan – Semarang

Dugderan/ Foto: detikJateng/Angling Adhitya Purbaya

Tradisi Dugderan berasal dari kata “Dug” dan “Der”. Kata “Dug” mengacu pada suara tabuhan bedug yang dibunyikan berkali-kali sebagai tanda awal bulan Ramadan. Sedangkan “Der” mengacu pada suara dentuman meriam atau petasan yang dinyalakan bersamaan dengan bunyi tabuhan bedug.

Di Semarang, tradisi turun menurun ini masih eksis dan biasa digelar dalam satu atau dua minggu sebelum bulan Ramadan tiba.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE