3 Cara Menjadikan Kecemasan sebagai Sumber Kekuatan, Bantu Kamu Berkembang Menjadi Lebih Baik!
Kecemasan adalah perasaan waspada, resah, dan takut yang diasosiasikan dengan ancaman yang tidak selalu benar-benar ada. Pada zaman purba, kecemasan adalah perasaan yang timbul ketika nenek moyang kita melewati lokasi berbahaya dan banyak predator.
Namun, seiring dengan berkembangnya zaman, gagasan kontemporer tentang ancaman yang menimbulkan kecemasan sudah makin bergeser. Meskipun begitu, dilansir dari Psychology Today, rasa cemas sendiri bisa menjadi sumber kekuatan jika kamu bisa mengelolanya dengan langkah-langkah berikut!
Memberikan Label
Ilustrasi cemas/Foto: pexels.com/Andrea Piacquadio |
Kecemasan tumbuh dalam keadaan yang absolut, "semuanya atau tidak sama sekali" dan "hitam atau putih". Orang yang merasakan kecemasan menciptakan ilusi bahwa dirinya aman ketika mendapat suatu kepastian.
Sayangnya, dikotomi artifisial ini dibuat untuk ketenangan internal dan bukan refleksi akurat dari “keabu-abuan” yang ada di dunia nyata. Distorsi yang dibuat untuk menciptakan kesan aman ini pun cenderung mendatangkan banyak hal negatif dibandingkan sisi positif.
Faktanya, lebih mudah untuk menerima ketidakpastian daripada menciptakan kondisi kaku dan dunia tidak realistis di mana tidak ada ketidakpastian. Nah, setelah kamu tahu bahwa pemikiran ekstrem dan absolut akan menimbulkan kecemasan, kamu bisa melabeli perasaan yang kamu rasakan dan segera melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
Berhenti Menghindar dan Mulai Menerima
Salah satu praktik dalam tradisi Budha yang disebut tonglen mengajarkan praktisinya untuk menghirup “yang tidak diinginkan” (rasa sakit, insecure, tidak pernah merasa cukup) dan mengembuskan “yang diinginkan” (kelegaan, kepuasan).
Begini Cara Kerja Praktik Tonglen
3 Cara Menjadikan Kecemasan sebagai Sumber Kekuatan, Bantu Kamu Berkembang Menjadi Lebih Baik!/Foto: Pexels.com
Praktik ini akan membalikkan kebiasaan menghindar dari rasa sakit yang biasa dilakukan. Praktik tonglen ini mengubah cara memproses perasaan tidak nyaman dengan cara menunjukkan kemampuan untuk menahan dan meregulasi emosi yang sulit.
Praktik ini akan menciptakan koneksi yang membuatmu bisa mengatasi rasa cemas dibandingkan dengan ketika kamu berusaha mengisolasi diri dan tenggelam dalam ketidakberdayaan. Pada akhirnya, praktik ini akan mentransformasi rasa cemas menjadi sumber kekuatan.
Mengeksplorasi rasa cemas dengan keingintahuan akan mengajarkanmu sesuatu tentang dirimu. Sementara itu, mengabaikannya akan membuatmu tertutup dalam bayang-bayang kecemasan seumur hidup yang pada akhirnya akan menimbulkan pikiran yang mengganggu dan gejala fisik tertentu.
Rutin Memeriksa Emosi yang Dirasakan
Ilustrasi/Foto: Freepik |
Mulailah dengan membayangkan bahwa pengalaman emosional yang kamu rasakan adalah sebuah sungai. Kamu bisa terus memeriksa benda yang mengalir di atasnya dan membantu benda asing itu lepas ke lautan luas.
Sebaliknya, kamu juga bisa meninggalkan benda asing yang mungkin menimbulkan kecemasan, membuatmu merasa tidak nyaman, dan membiarkannya menumpuk serta menimbulkan penyumbatan pada sungai.
Memproses semua emosi yang kamu rasakan seperti analogi di atas dan meresponsnya adalah tahapan yang harus dilalui untuk memeriksa emosi tersebut. Kamu bisa melakukannya dengan cara menulis jurnal mengenai perasaanmu.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ilustrasi cemas/Foto: pexels.com/Andrea Piacquadio
Ilustrasi/Foto: Freepik