3 dari Banyaknya Hal yang Harus Diperjuangkan untuk Kaum Perempuan di 2024
Beauties, kini kita sudah berada di tahun 2024. Apa harapan kamu di tahun yang baru ini? Atau apa yang ingin kamu capai di tahun 2024? Beberapa aspek yang ingin dituju di tahun baru biasanya berpusar pada karier, finansial, hubungan, hingga kesehatan.
Setiap orang punya mimpi, harapan, dan tujuannya masing-masing, tak terkecuali kaum perempuan. Di tahun 2024 ini, tentu kita berharap dunia bisa menjadi lebih aman dan suportif untuk kaum perempuan.
Tentu hal ini tidak bisa terjadi dalam semalam. Dibutuhkan usaha konsisten untuk menggapainya. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan masih menjadi fokus utama di tahun 2024.
Dirangkum dari laman Glamour UK, berikut ini beberapa hal yang harus diperjuangkan untuk kaum perempuan di 2024. Yuk, simak!
Aksi Nyata untuk Menghadapi Konten Pornografi Deepfake
Ilustrasi/Foto: Freepik/vecstock
Mengutip TechTarget, deepfake adalah salah satu tipe dari kecerdasan buatan (AI) yang digunakan untuk membuat foto, audio, video hoax yang cukup meyakinkan. Deepfake porn atau manipulasi konten pornografi kerap menyerang kaum perempuan.
“Sekarang terlihat jelas bahwa kita sedang menghadapi epidemi pornografi deepfake, di mana AI digunakan untuk memasukkan gambar perempuan dan anak perempuan ke dalam video porno tanpa persetujuan mereka," ungkap Profesor Clare McGlynn KC (Hon), profesor hukum dan pakar kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.
Menurut McGlynn, teknologi ini sekarang sangat mudah digunakan sehingga semua perempuan dan anak perempuan hidup dengan ancaman deepfake porn yang dibuat dan dibagikan tanpa persetujuan.
"Tapi kita bisa mengurangi ancaman ini. Ketik 'pornografi deepfake' ke Google, dan Google akan segera memunculkan situs web yang didedikasikan untuk bentuk pelecehan ini. Situs web paling populer mendapat 14 juta kunjungan setiap bulannya. Pada tahun 2024, saya ingin melihat Google dan mesin pencari lainnya menurunkan peringkat situs-situs ini, sehingga membuat dan membagikan pornografi deepfake menjadi lebih sulit," lanjutnya.
Keterwakilan yang Lebih Baik bagi Perempuan Penyandang Disabilitas
Ilustrasi/Foto: Freepik/Freepik
Menurut Human Rights Watch, sekitar 300 juta perempuan di seluruh dunia mengalami disabilitas mental dan fisik. Perempuan dan anak perempuan penyandang disabilitas menghadapi spektrum pelanggaran hak asasi manusia yang sama dengan yang dihadapi perempuan non-disabilitas, namun isolasi sosial dan ketergantungan mereka memperburuk pelanggaran tersebut dan konsekuensinya.
 Di beberapa negara, undang-undang secara terang-terangan melakukan diskriminasi terhadap perempuan dan pria penyandang disabilitas, termasuk melarang mereka menikah jika mereka memiliki disabilitas mental dalam bentuk apa pun.
“Saya ingin melihat lebih banyak upaya yang dilakukan untuk lebih mewakili perempuan penyandang disabilitas di tempat kerja, masyarakat dan media," ungkap Rachel Charlton-Dailey, seorang jurnalis, penulis, dan aktivis.
"Perempuan penyandang disabilitas berhak agar kisah mereka diceritakan dan dipercaya oleh media dengan cara yang autentik dan tidak menggambarkan mereka sebagai orang yang berpura-pura, tragis atau inspiratif. Kita berhak menjalani hidup dengan aman tanpa takut dilecehkan, disalahgunakan, atau kehilangan manfaat," tambahnya.
Mengatasi Kekerasan Pria terhadap Perempuan
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Tharakorn
Secara global, data dari PBB memperkirakan sekitar 736 juta perempuan—hampir satu dari tiga—telah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual yang dialami oleh pasangan intim, kekerasan seksual non-pasangan, atau keduanya setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Kebanyakan kekerasan terhadap perempuan dilakukan oleh suami atau mantan suami atau pasangan intim. Lebih dari 640 juta atau 26 persen perempuan berusia 15 tahun ke atas pernah menjadi korban kekerasan oleh pasangan intim.
“Memasuki tahun 2024, tahun di mana kita kemungkinan besar akan mengadakan Pemilihan Umum, ada beberapa tindakan dan komitmen yang perlu diambil oleh masyarakat dan calon pemerintah di masa depan untuk memastikan bahwa perempuan dan anak perempuan aman dari pelecehan dan bahaya," ungkap Ellen Miller, CEO sementara Refuge.
Percakapan seputar kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, menurut Miller, perlu terus ditingkatkan, sehingga kesadaran akan bentuk pelecehan yang misoginis ini meningkat, sikap-sikap beracun terhadap kekerasan terhadap perempuan dapat dilawan dan perubahan positif dapat terjadi.
Kalau kamu, apa yang ingin kamu perjuangkan untuk kaum perempuan di 2024, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!