3 Destinasi Ini Dinilai Kurang Ramah untuk Wisatawan, Apa Alasannya?
Memilih destinasi wisata yang ramah dan aman adalah langkah penting agar pengalaman perjalanan tetap menyenangkan dan bebas dari kendala yang tidak diinginkan. Sayangnya, tidak semua tempat wisata menawarkan kenyamanan yang sama bagi pengunjung, baik karena faktor keamanan, fasilitas yang kurang memadai, atau perlakuan terhadap wisatawan.
Dilansir dari We Travel We Bond, ada 3 yang dinilai tidak ramah turis sehingga kamu bisa lebih berhati-hati dalam merencanakan perjalanan. Perlu ditekankan bahwa tujuan artikel ini bukan untuk menjelekkan destinasi-destinasi wisata kurang ramah tersebut, melainkan untuk memberikan informasi yang jujur dan objektif agar kamu dapat membuat keputusan yang lebih bijak sebelum berkunjung.
Venice, Italia
![]() Venice, Italia/Foto: Unsplash/Sterling Lanier |
Venice kini menghadapi berbagai tantangan akibat kedatangan wisatawan yang sangat banyak. Kepadatan di jalan-jalan sempit dan kanal-kanal yang penuh membuat aktivitas harian warga terganggu. Tidak hanya mengubah dinamika kehidupan masyarakat, masuknya jumlah wisatawan yang masif ini juga berdampak buruk pada lingkungan, khususnya kerusakan pada ekosistem laguna yang sangat sensitif.
Di samping itu, bisnis lokal serta pasar perumahan pun mengalami perubahan drastis. Banyak toko tradisional tergantikan oleh usaha yang lebih mengakomodasikan kebutuhan wisatawan dan harga sewa pun melonjak. Meskipun pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk membatasi jumlah wisatawan, upaya menemukan keseimbangan antara sektor pariwisata dan pelestarian lingkungan masih menjadi tantangan besar.
Barcelona, Spanyol
Barcelona, Spanyol/Foto: Unsplash/J Shim
Lonjakan pariwisata di Barcelona telah menimbulkan berbagai permasalahan bagi penduduk setempat. Peningkatan jumlah wisatawan menyebabkan biaya perumahan melonjak tajam sehingga banyak warga terpaksa meninggalkan lingkungan mereka karena tidak mampu menanggung kenaikan harga sewa.
Selain itu, ruang-ruang publik menjadi padat dan sesak sehingga mengurangi kenyamanan bagi penduduk lokal. Polusi suara juga meningkat dan mengganggu kehidupan sehari-hari warga.
Tak hanya itu, infrastruktur kota mengalami tekanan berat akibat beban yang melebihi kapasitas dan perilaku sebagian turis dianggap kurang menghormati adat istiadat dan tradisi setempat. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mendorong pariwisata yang bertanggung jawab dan menjaga keunikan karakter kota, tantangan yang dihadapi tetap kompleks dan membutuhkan solusi berkelanjutan.
Amsterdam, Belanda
Ilustrasi Amsterdam/Foto: Freepik/v.ivash
Amsterdam, dengan pusat bersejarahnya yang menawan, kini menghadapi tantangan akibat pariwisata massal. Jalan-jalan sempit dan kanal-kanal yang dahulu tenang kini sering dipadati wisatawan sehingga menyebabkan kemacetan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Meningkatnya penyewaan jangka pendek melalui platform seperti Airbnb telah mendorong naiknya harga perumahan dan memaksa banyak penduduk lokal untuk pindah ke area lain. Akibatnya, banyak bisnis lokal yang tutup dan digantikan oleh toko-toko yang berorientasi pada wisatawan sehingga mengubah wajah dan karakter asli lingkungan tersebut.
Tekanan pada infrastruktur kota makin meningkat dengan masalah seperti penumpukan sampah dan polusi suara yang menjadi keluhan umum. Menyadari situasi ini, pemerintah kota Amsterdam telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengendalikan arus wisatawan dan menjaga kelestarian warisan budaya kota, termasuk membatasi jumlah kunjungan wisata dan mengatur jenis bisnis yang dapat beroperasi di area tertentu.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
