Seringkali, seseorang tampaknya mewarisi sifat pemarah atau perfeksionis orang tuanya, misalnya seperti anak. Anak juga sangat mungkin untuk mewarisi mata hitam dan rambut lurus orang tuanya dari segi penampilan fisik.
Meskipun mungkin jelas bahwa karakteristik fisik adalah korelasi genetik, namun sulit untuk mengetahui apakah ciri-ciri perilaku dihasilkan dari genetika atau dipelajari berkat paparan bertahun-tahun selama masa kanak-kanak, Beauties.
Ciri-ciri kepribadian seperti keterbukaan terhadap pengalaman atau keintiman tampaknya dibentuk oleh pola pengasuhan anak. Sebaliknya, karakteristik yang lebih stabil seperti kemampuan mengalihkan perhatian atau keramahan tampaknya berakar dalam DNA anak.
Karakteristik khusus dikaitkan dengan genom yang berbeda, membuatnya bergantung pada genetika, dan fitur lain dapat dikembangkan di kemudian hari karena faktor eksternal. Meskipun dapat dimengerti untuk berasumsi bahwa kepribadian adalah hasil dari genetika, penting untuk mempertimbangkan bahwa kepribadian adalah kombinasi antara faktor keturunan dan hasil dari lingkungan serta faktor lainnya berikut ini.
Faktor Genetika
Sebuah penelitian menemukan bahwa 20%-60% temperamen seseorang ditentukan oleh genetika. Para ahli juga menemukan bahwa gen primer spesifik terlibat dalam komunikasi sel di dalam otak, yang secara langsung mempengaruhi kepribadian dan perilaku seseorang.
Memiliki gen tertentu juga dapat secara signifikan mempengaruhi kemampuan bersosialisasi, kecenderungan kecemasan atau depresi, pengendalian diri, dan masih banyak lagi.
Studi yang sama menunjukkan bahwa meski ciri-ciri kepribadian kita dapat berkembang saat kita tumbuh menjadi dewasa berkat pengalaman dan peristiwa hidup, temperamen inti kita umumnya tetap sama. Ini menunjukkan bahwa pada temperamen inti kita terdiri dari sifat-sifat spesifik yang memiliki komponen genetik.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan, seperti pendidikan, budaya, lokasi geografis, dan pengalaman hidup pun sangat mempengaruhi kepribadian kita, lho. Misalnya, seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang harmonis mungkin akan memiliki pandangan dan watak yang lebih positif atau tenang.
Sebaliknya, seorang anak yang dibesarkan dalam rumah tangga yang bergejolak sangat mungkin untuk lebih cenderung mengembangkan agresi atau sifat-sifat buruk lainnya. Untuk membuktikan teori ini lebih lanjut, maka tidak ada salahnya untuk membaca Studi Kembar Minnesota, Beauties.
Dari 1979 hingga 1999, para peneliti mempelajari kembar identik dan kembar fraternal yang dipisahkan saat lahir untuk menentukan efek gen dan lingkungan pada kepribadian mereka seiring bertambahnya usia.
Studi ini menemukan bahwa kembar identik memiliki sekitar 50% sifat yang sama, sedangkan kembar fraternal memiliki sekitar 20%. Studi ini juga menemukan 70% varian IQ terkait dengan variasi genetik, sedangkan 30% sisanya disebabkan oleh efek lingkungan.
Pola Asuh dalam Mendidik
Terlepas dari beberapa faktor di atas, para orang tua harus selalu mencoba untuk mengarahkan anak ke hal-hal yang positif. Salah satunya adalah dengan mempelajari bahasa asing yang bisa dimulai melalui platform LingoAce.
LingoAce sendiri merupakan platform les bahasa Mandarin online sebagai salah satu start-up terbaik di bidang pembelajaran digital. Terlebih, LingoAce berhasil masuk dalam daftar GSV EdTech 150 yang dikurasi oleh GSV Ventures berkat inovasinya.
Proses belajar mengajar di LingoAce langsung dipraktekkan oleh para guru native speaker yang punya dedikasi tinggi untuk memastikan bahwa pengalaman belajar yang ada di portal ini berlangsung efisien dan efektif.
Selain itu, ada kesempatan untuk mengikuti kelas free trial secara gratis melalui LingoAce. Tunggu apa lagi? Yuk, daftar sekarang!
---------------
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!