3 Pekerjaan yang Bakal Tetap Laris di Era AI, Siap-Siap Kuasai Salah Satunya!
Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, banyak profesi yang mulai tergantikan oleh kecerdasan buatan. Namun, tidak semua pekerjaan bisa digantikan begitu saja karena ada beberapa bidang profesi yang tetap dibutuhkan dan peluangnya makin menjanjikan.
Nah, biar kamu nggak sampai tertinggal oleh perubahan zaman, sekaranglah waktunya untuk menyiapkan diri dengan mengasah skill yang dibutuhkan di era AI. Yuk, simak ulasan dari Gro Insights tentang 3 karier yang aman dari AI itu!
Pekerjaan untuk Membangun, Melatih, dan Mengarahkan AI
![]() Mereka yang mampu membangun dan mengarahkan AI justru memiliki karier yang aman dari AI itu sendiri/Foto: Unsplash/Nguyen Dang Hoang Nhu |
Jika kamu biasanya pemalu dan lebih suka bekerja di balik layar, belajar AI sekarang adalah langkah strategis untuk membangun karier yang berkelanjutan. Mereka yang memahami cara kerja AI dan mampu mengembangkan atau mengarahkannya akan selalu diminati di pasar tenaga kerja.
Insinyur dan peneliti AI/ML (Machine Learning) memegang peran krusial dengan merancang, menguji, dan meningkatkan model AI. Di masa depan, tuntutan AI yang lebih cepat, spesifik, dan etis akan makin tinggi sehingga kebutuhan akan insinyur AI akan terus meningkat.
Di sisi lain, setiap industri kini memiliki akses ke berbagai alat AI, tetapi sering kali kekurangan tenaga profesional untuk mengintegrasikan teknologi tersebut ke dalam proses bisnis. Spesialis integrasi AI hadir untuk menjembatani kesenjangan ini dan membantu perusahaan mengimplementasikan AI secara efektif dalam alur kerja mereka.
Selain itu, dengan makin canggihnya AI, kebutuhan akan keadilan, transparansi, dan kepatuhan hukum makin penting. Dalam hal ini, petugas etika dan tata kelola AI memainkan peran vital dengan menggabungkan aspek teknologi, hukum, dan etika sehingga AI bisa tetap digunakan secara bertanggungjawab.
Pekerjaan yang Memperkuat Koneksi Manusia
Pekerjaan berbasis empati menjadi karier yang aman dari AI/Foto: Unsplash/Vitaly Gariev
Kemampuan AI untuk mengolah data memang sangat luar biasa, tetapi mesin ini belum bisa benar-benar merasakan atau mengekspresikan kepedulian manusia yang tulus. Inilah alasan mengapa peran manusia masih tetap dibutuhkan di bidang ini.
Dalam bidang kesehatan dan perawatan personal, AI mungkin bisa membantu mendiagnosis penyakit, tetapi hanya manusia yang mampu memberikan empati, menenangkan pasien, dan menangani momen-momen emosional dengan penuh perhatian. Oleh karena itu, profesi seperti perawat, terapis, dan spesialis perawatan lansia akan terus menjadi pekerjaan yang sangat vital.
Begitu pula dalam dunia pendidikan, materi dan metode yang sama persis untuk semua siswa perlahan ditinggalkan. Guru di masa kini akan dibantu AI untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Namun, peran guru akan tetap penting untuk menumbuhkan kreativitas, berpikir kritis, kerja sama, serta dukungan emosional, yang mana semuanya adalah hal yang belum bisa digantikan AI.
Dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya pun tak akan jauh berbeda, di mana makin digitalnya kehidupan, makin manusia membutuhkan sentuhan personal. Konselor, terapis, dan psikolog, misalnya, akan tetap memainkan peran penting dalam memberikan rasa percaya, dukungan, dan koneksi yang hangat, yang mana hal itu juga bukanlah sesuatu yang dapat ditiru oleh mesin.
Pekerjaan untuk Melihat Gambaran Besar dan Menyelesaikan Masalah Kompleks
Karier yang aman dari AI adalah yang berakar pada kreativitas dan pemikiran kritis/Foto: Unsplash/Rainer Eli
Melihat gambaran besar dan mampu menyelesaikan masalah yang kompleks menjadi kemampuan yang makin penting di era AI. Hal ini karena walaupun AI unggul dalam mengeksekusi perintah, kemampuan untuk menentukan masalah yang harus diselesaikan dan strategi penyelesaiannya tetap memerlukan sentuhan manusia.
Posisi seperti manajer produk strategis di sebuah perusahaan, misalnya, masih tetap penting karena mereka masih punya peran penting untuk menentukan alasan dan tujuan di balik setiap produk. Mereka harus menyatukan kebutuhan pasar, masukan dari pelanggan, potensi AI, dan tujuan bisnis dalam satu visi yang jelas dan terarah.
Profesi yang mengandalkan pekerjaan kreatif seperti konten kreator dan seniman pun masih dicari di pasar tenaga kerja karena sekalipun AI memang mampu menciptakan karya seni, tetapi karya seni tersebut akan tetap hambar dalam konteks budaya. Pekerja kreatif yang bijak menggunakan AI sebagai alat bantu, bukan pengganti, akan menjadi penggerak masa depan desain, musik, dan media.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
