Krisis ekonomi selalu membawa gelombang ketidakpastian yang memengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Harga kebutuhan pokok melonjak akibat inflasi, banyak orang kehilangan pekerjaan karena PHK, dan rasa cemas akan masa depan pun makin besar.
Di tengah kondisi yang serba sulit ini, ada satu hal yang bisa menjadi penopang sekaligus peluang, yaitu keterampilan. Skill tertentu bukan hanya mampu membantu seseorang bertahan, tetapi juga membuka jalan untuk berkembang sebagai cara bertahan di masa sulit. Artikel yang dilansir dari Fodmap Everyday ini akan membahas skill-skill penting saat krisis tersebut dan mengungkap alasan mengapa menguasainya bisa menjadi kunci menghadapi badai finansial itu.
Produksi dan Pengawetan Makanan
Cara bertahan di masa sulit bisa dimulai dari memiliki kemampuan dalam produksi dan pengawetan makanan/Foto: Freepik |
Produksi dan pengawetan makanan adalah salah satu kemampuan yang dibutuhkan saat krisis. Dari menanam hingga memanen, lalu membawa pulang hasilnya, setiap langkah memberikan rasa aman di tengah ketidakpastian harga dan rantai pasokan pangan. Bahkan kebun kecil di teras atau beberapa pot di jendela bisa menjadi penopang penting saat situasi ekonomi berubah.
Lebih dari sekadar memastikan ketersediaan, menanam dan mengolah makanan sendiri memberi rasa tenang karena kita tahu persis dari mana makanan berikutnya berasal. Dengan keterampilan sederhana seperti mengawetkan, mengasinkan, atau mengeringkan, hasil panen musim panas bisa disimpan dan dinikmati sepanjang tahun. Ini bukan hanya soal menghemat biaya, melainkan juga bentuk ketahanan yang membuat kita lebih selaras dengan ritme alam sekaligus lebih siap menghadapi kebutuhan sehari-hari.
Selama pandemi pada 2020 silam, makin banyak yang tertarik untuk menanam dan mengolah makanan sendiri, dan tren ini tampaknya tidak akan berhenti. Survei dari Axiom Marketing, sebuah perusahaan riset pemasaran di Amerika Serikat, bahkan mencatat 80 persen pemilik rumah berniat melanjutkan kegiatan berkebun, dengan alasan rasa makanan yang lebih nikmat serta pengeluaran belanja yang lebih hemat.
Hal ini juga menjadi pengingat bahwa ketersediaan pangan sangat rapuh. Jika harga selada bisa naik dua kali lipat hanya dalam semalam, maka memiliki kebun sendiri atau stok bahan makanan di rumah jelas menjadi salah satu aset paling berharga saat krisis ekonomi melanda.