4 Fakta Aksi Protes Gen Z di Nepal, Dipicu Larangan Penggunaan Media Sosial dan Kasus Korupsi
Viral di media sosial, aksi unjuk rasa dilakukan oleh Generasi Z di Nepal. Mereka ramai turun ke jalan melakukan aksi protesnya usai muncul larangan media sosial oleh pemerintah.
Aksi unjuk rasa mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia dan luka-luka, serta Perdana Menteri yang mengundurkan diri. Simak sederet faktanya di sini.
1. Aksi Unjuk Rasa Dilakukan oleh Gen Z
Penggerak dari aksi unjuk rasa tersebut adalah Gen Z di Nepal yang berusia di bawah 30 tahun. Mengutip The Hindu, mereka turun ke jalan pada Senin (8/9/2025).
Banyak di antaranya yang turun ke jalan dengan mengenakan seragam sekolah atau kampus. Demonstrasi tersebut tidak secara resmi berpihak pada partai politik. Diketahui, aksi itu dikoordinasikan oleh Hami Nepal, sebuah lembaga nirlaba yang berfokus pada anak muda.
Pada beragam potret yang viral di internet, para Gen Z di Nepal ini demo dengan membawa spanduk aduan hingga berkibarnya bendera One Piece seperti yang terjadi di Indonesia.
2. Pemicu Masalah: Larangan Media Sosial oleh Pemerintah dan Kasus Korupsi
Aksi unjuk rasa di Nepal bermula dari larangan penggunaan media sosial/Foto: Freepik
Hal yang memicu terjadinya aksi unjuk rasa ini adalah bermula dari larangan pemerintah terhadap penggunaan media sosial. Pemerintah Nepal memblokir Facebook, WhatsApp, Instagram, X, YouTube, sejak Kamis (4/9). Sederet platform medsos tersebut diblokir karena mereka gagal memenuhi tenggat waktu untuk mendaftar ke kementerian komunikasi dan teknologi informasi Nepal.
Namun, di samping itu Gen Z juga melakukan aksi untuk menyoroti buruknya peluang ekonomi di Nepal. Mengutip Edition CNN, mereka marah pada pemerintah atas kasus korupsi yang merajalela selama puluhan tahun, kasus nepotisme, dan kurangnya akuntabilitas terhadap pemerintahan.
Di media sosial mereka juga membuat gerakan untuk menentang “Nepo Kids”, sebutan untuk anak-anak politisi yang suka memamerkan gaya hidup mewahnya dan memicu kemarahan karena memperlihatkan kesenjangan dengan warga Nepal biasa.
“Meskipun pemicu utama protes ini adalah larangan media sosial baru-baru ini, sejarah panjang korupsi dan tata kelola pemerintahan yang buruk adalah alasan utama ribuan orang turun ke jalan untuk berunjuk rasa,” ujar seorang pria berusia 28 tahun yang menghadiri protes pada hari Senin dan Selasa kepada CNN.
"Generasi Z tidak akan berhenti sekarang. Protes ini bukan hanya tentang media sosial - ini tentang membungkam suara kami, dan kami tidak akan membiarkan itu terjadi,” kata konten kreator Subhana Budhathoki, mengutip BBC.
3. Unjuk Rasa Menimbulkan Korban Jiwa
Bendera Nepal/ Foto: Altitude Himalaya
Demonstrasi yang dilakukan oleh Gen Z dimulai pada Senin (8/9), pukul 09.00 waktu setempat. Ribuan orang berkumpul di sekitar Maitighar, persimpangan utama dekat monumen Mandala yang ikonis di Kathmandu.
Awalnya aksi tersebut berlangsung damai, tapi kerumunan berubah menjadi ricuh setelah beberapa peserta, termasuk yang diduga berkelompok pengendara motor menerobos barikade dan menyerbu kompleks parlemen. Pasukan keamanan meresponsnya dengan gas air mata, meriam air, dan peluru karet. Lalu, para pengunjuk rasa membalas dengan tongkat dan botol.
Bentrokan yang terjadi antara pihak kepolisian dan demonstran ini masih terjadi hingga Senin malam. Melansir BBC, beberapa pengunjuk rasa berhasil menerobos batas gedung parlemen di Kathmandu yang membuat polisi harus tetap jaga malam.
Lalu, aksi berlanjut pada Selasa (9/9). Para pengunjuk rasa membakar gedung parlemen di ibu kota Kathmandu yang menyebabkan asap hitam tebal mengepul. Mereka menyerang gedung-gedung pemerintahan, rumah-rumah pejabat, kantor partai politik, kantor polisi, hingga bandara internasional ditutup.
Dalam aksi ini, sedikitnya 22 orang meninggal dunia dan ratusan orang terluka. Mengutip Times of India, Rajyalaxmi Chitrakar, istri dari mantan Perdana Menteri Nepal Jhalanath Khanal juga meninggal dunia setelah kediamannya di Kathmandu dibakar demonstran.
4. Para Pejabat di Nepal Mundur dari Jabatannya
Kathmandu/ Foto: Spotlight Nepal
Atas aksi yang telah terjadi ini, beberapa menteri di tingkat federal dan provinsi, serta anggota parlemen mengundurkan diri dari jabatannya.
Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengumumkan pengunduran diri di tengah kerusuhan. Kabar tersebut disampaikan oleh ajudannya pada Selasa malam (9/9)
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Nepal Ramesh Lekhak dan Menteri Komunikasi Prithvi Subba Gurung, Menteri Pertanian Ramnath Adhikari, Menteri Penyediaan Air Pradeep Yadav juga telah mengundurkan diri.
Mengutip United Nations, Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk memperingatkan bahwa “kekerasan bukanlah jawaban” dan meminta pihak berwenang dan demonstran untuk meredakan krisis yang semakin parah.
“Dialog adalah cara terbaik dan satu-satunya untuk mengatasi kekhawatiran rakyat Nepal. Penting bagi suara kaum muda untuk didengar,” tegasnya.
Beauties, itu dia sederet fakta aksi protes Gen Z di Nepal. Bagaimana menurutmu?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!