4 Kesalahan Media Sosial yang Ancam Hubunganmu dengan Pasangan, Bikin Nggak Harmonis!

Ayuliy Lestari | Beautynesia
Rabu, 13 Nov 2024 20:30 WIB
3. Pengkhianatan
Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Di era digital seperti sekarang ini, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tanpa disadari, beberapa kebiasaan di media sosial bisa berpotensi merusak hubungan pribadi.

Tak hanya terjadi di Indonesia, sekitar setengah dari pasangan dewasa di AS (mereka yang menikah, tinggal bersama, atau dalam hubungan yang serius) melaporkan bahwa pasangan mereka sering atau terkadang teralihkan perhatiannya oleh ponsel saat sedang berbicara dengan mereka.

Menurut laporan Pew Research Center 2020 yang berjudul Dating and Relationships in the Digital Age, sekitar 40% mengatakan mereka terkadang merasa terganggu dengan banyaknya waktu yang dihabiskan pasangan mereka di perangkat seluler. Dan 34% mengakui pernah membuka ponsel pasangan mereka tanpa sepengetahuan mereka.

Sebuah studi Pew lainnya, berjudul Americans’ Social Media Use, yang diterbitkan tahun ini, menemukan bahwa sekitar 83% orang dewasa di AS mengaku pernah menggunakan YouTube. Facebook juga menempati posisi tinggi, dengan 68% orang dewasa menggunakannya. Instagram mengikuti di posisi ketiga dengan 47%.

Orang dewasa di AS yang berusia 25 tahun ke atas rata-rata menghabiskan 125 menit sehari di TikTok, Instagram, Facebook, dan Snapchat. Perilaku ini lebih dari sekedar menutup diri dari dunia nyata demi 'waktu layar', ketika pasangan lebih memperhatikan aplikasi media sosial yang ada di ponsel mereka, tentu pada akhirnya akan merusak hubungan.

Menurut Katherine M. Hertlein, PhD, LMFT, Profesor di Wright State University seperti yang dikutip dari Fortune Well, fakta tersebut benar-benar bisa menjadi tantangan untuk dinavigasi dan memahami apa batasan-batasannya. Pasangan biasanya sudah membuat banyak kesepakatan sebelum memutuskan ‘bersama', dan memiliki kejelasan mengenai apa yang dianggap melanggar batasan, yang umumnya melibatkan kontak fisik dengan pihak lain. Namun dengan hadirnya Internet dan media sosial, batasan itu menjadi kurang jelas.

Kabar baiknya, dengan menyadari apa yang disebut 'pelanggaran media sosial', pasangan dapat mengidentifikasinya sebelum benar-benar merusak hubungan mereka secara serius. Dilansir dari sumber yang sama, berikut 4 kesalahan media sosial yang perlu disadari karena bisa mengancam keharmonisan hubungan.

 

1. Melakukan Phubbing

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Stokking

Istilah ini juga dikenal dengan “phone snubbing”. Menurut Elizabeth Earnshaw, LMFT, penulis buku Til Stress Do Us Part dan I Want This to Work, perilaku ini terjadi ketika seseorang terlalu asyik menggulir feed media sosial hingga mengabaikan pasangannya, seolah-olah mereka “mematikan” pasangan mereka.

Phubbing menyebabkan beberapa masalah, termasuk konflik interpersonal. Misalnya, pasangan meminta perhatian lebih, tapi pasangan yang sedang memegang ponsel malah menjawab dengan kasar. Ada juga kurangnya koneksi atau kurang responsif karena orang tersebut sibuk dengan ponselnya dan tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya, yang pada akhirnya menyebabkan perilaku menghindar yang lama kelamaan menciptakan jarak dan isolasi dalam hubungan. 

2. Terlalu Mengikuti Nasihat Influencer

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Tidak jarang pengguna media sosial menemui konten yang dibuat oleh influencer, apakah itu tentang produk kecantikan, alat rumah tangga, atau saran untuk pasangan yang menghadapi konflik. Earnshaw mengatakan, hal ini bisa lebih banyak merugikan daripada memberikan manfaat.

“Saya banyak menemui pasangan yang merusak hubungan mereka karena terlalu mengikuti nasihat dari media sosial, terutama yang berhubungan dengan ‘therapy speak'. Banyak orang membaca postingan singkat di media sosial dan langsung mendiagnosis masalah pasangan mereka tanpa mendapatkan penilaian dan bantuan profesional yang tepat. Ini membuat dialog tentang masalah hubungan jadi lebih sulit karena orang-orang merasa ‘pasti’ tahu apa yang salah dengan pasangan mereka”.

“Topik-topik seperti batasan, gaslighting, dan narsisme sering disalahgunakan dan bisa merusak hubungan. Sangat penting untuk benar-benar memahami hal-hal ini dan mencari bantuan profesional, bukan menyederhanakannya,” ungkap Earnshaw.

 

3. Pengkhianatan

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Mulai dari membagikan pertengkaran rumah tangga hingga terhubung kembali dengan cinta lama, pengkhianatan melalui media sosial bisa muncul dalam berbagai bentuk. Namun, hasil akhirnya sama, yaitu hilangnya rasa percaya dan rasa sakit emosional seperti kemarahan, kebencian, atau kecurigaan.

Earnshaw mengatakan, ia sering bertemu dengan pasangan yang mengalami pengkhianatan melalui media sosial. Ini termasuk berbagi informasi tanpa izin, seperti membagikan terlalu banyak informasi tentang pasangan di kolom komentar yang dapat dilihat oleh semua orang, atau membagikan cerita pribadi tentang pasangan yang tidak mereka izinkan untuk dibagikan.

“Satu lagi yang cukup besar. Berbicara dengan seseorang di belakang pasangan. Ini bisa berupa menghubungi model OnlyFans melalui pesan pribadi, menghubungi mantan, atau menggoda orang asing. Orang juga menggunakan pesan media sosial mereka untuk selingkuh dengan pasangan mereka tanpa harus mengirim SMS,” lanjut Earnshaw.

4. Membandingkan

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Jika kamu menghabiskan beberapa menit melihat Instagram Stories, kamu mungkin akan berpikir bahwa ada banyak pasangan yang sering merayakan liburan mewah, makan di restoran paling fancy, dan menghabiskan akhir pekan penuh bersama pasangan dan teman-teman bahagia lainnya.

Ini semua berkat bias positif media sosial, yaitu kecenderungan untuk menampilkan kehidupan positif secara berlebihan di platform seperti Facebook, Instagram, X, atau TikTok. Hal ini bisa membuat sebagian pasangan mulai meragukan kesehatan hubungan mereka karena membandingkannya dengan apa yang mereka lihat di dunia maya.

“Sudah umum mendengar cerita orang lain tentang apa yang pasangan mereka lakukan untuk mereka, lalu mereka mulai mempertanyakan hubungan mereka dan mengapa mereka tidak mendapatkan perlakuan istimewa yang sama,” kata Anna Nguyen, MA., LMFT, Program Manager Behavioral Health & Primary Care Integration di Providence, Orange County, California.

“Yang penting untuk dipahami adalah bahwa sekilas cerita di media sosial bisa jadi tidak menggambarkan keseluruhan hubungan seseorang, termasuk pasang surutnya,“ lanjutnya.

Para terapis mengatakan bahwa batasan dan keseimbangan bisa membantu pasangan yang menghadapi dampak negatif penggunaan media sosial.

“Ponsel dan media sosial memang perlu batasan dalam hubungan,” kata Earnshaw.

“Bicarakan apa yang kamu harapkan dalam hubungan ini terkait aturan media sosial, berapa banyak waktu yang harus dihabiskan untuknya, dan bagaimana kalian berdua sepakat untuk membicarakannya jika penggunaan media sosial atau ponsel mulai mengganggu hubungan kalian,” pungkasnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE