4 Tanda Hubungan Jarak Jauh yang Kamu Jalani dengan Pasangan Sudah Tidak Sehat, Yuk Kenali!
Beauties, kamu kah salah satunya yang sedang berjuang dalam hubungan jarak jauh (long distance relationship)? Gimana, menantang, menyenangkan, atau justru meresahkan?
Bukan hal yang mudah untuk menjalin long distance relationship dan tidak semua orang kuat untuk menjalaninya. Dalam hubungan ini membutuhkan kepercayaan, komunikasi yang baik, dan rasa saling mengerti satu sama lain.
Long distance relationship (LDR) bisa terjadi dalam jangka waktu yang tidak terduga, misalnya 2 tahun lamanya. Bukan tidak mungkin, kita akan menemukan perbedaan dalam diri pasangan di kemudian hari. Jika perubahan itu mengarah pada hal yang buruk, Beauties perlu waspada. Bisa jadi, badai dalam hubungan akan terjadi.
Lantas, hal apa sajakah yang bisa menjadi tanda bahwa LDR yang kita jalani sedang tidak sehat?
1. Pasangan mulai menghindari komunikasi
Pasangan mulai menghindari komunikasi/foto: freepik.com/drazen zigic
Sudah menjadi hal yang paten bahwa komunikasi adalah kunci dari langgengnya suatu hubungan, terutama hubungan jarak jauh. Namun, apa jadinya jika pasangan mulai mencari berbagai alasan untuk tidak menjalin komunikasi?
Berpikir positif itu perlu, tapi kita juga harus bisa menilai apakah pasangan berkata jujur atau hanya skenario untuk menghindari komunikasi? Jika terus terjadi berulang kali, perlu adanya evaluasi dalam hubungan.
Mengutip Business Insider, seorang ahli kencan dan hubungan bernama Elena Murzello mengatakan, alasan yang diberikan pasangan untuk terhindar komunikasi antara lain sedang menjalankan tugas, mengambil giliran kerja ekstra, hingga mengikuti sitkom.
2. Intensitas komunikasi berubah: hari-hari berlalu tanpa komunikasi
Intensitas komunikasi pasangan mulai berubah dari biasanya tanpa alasan jelas/foto: freepik.com/freepik
Setiap pasangan memiliki caranya sendiri dalam menjalin komunikasi. Ada yang memiliki rutinitas dalam sehari harus telepon dan chattingan sekian kali untuk update keadaan serta ada juga yang seharian hanya full chattingan dan telepon sesekali.
Selagi itu memberikan rasa nyaman bagi masing-masing pasangan, tidaklah menjadi perdebatan. Perdebatan itu muncul ketika komunikasi sudah tidak berjalan seperti biasanya tanpa alasan yang jelas.
Komunikasi yang biasanya terjadi setiap hari, kini hanya 2-4 hari bahkan seminggu sekali. Kalau sudah seperti itu, Beauties perlu mempertimbangkan kembali keberlanjutan hubungan.
3. Tidak ada obrolan masa depan
Tidak ada obrolan masa depan hubungan/foto: freepik.com/freepik
Dalam menjalin long distance relationship, seharusnya ada obrolan terkait masa depan hubungan keduanya. Obrolan di sini bisa dimulai dari obrolan ringan jangka pendek hingga obrolan jangka panjang.
Jika saling merasa memiliki, pasti memiliki hasrat untuk bertemu meski sebentar. Jarak bukan sepenuhnya penghalang sepasang kekasih untuk bertemu, bukan?
Jika LDR dilakukan antar negara, misalnya, masing-masing pasangan bisa merencanakan untuk saling berkunjung dalam periode waktu tertentu. Namun, jika obrolan jangka pendek seperti ini saja tidak pernah ada, bagaimana Beauties bisa mempertahankan hubungan?
4. Komunikasi dengan pasangan bukan lagi hal utama, hanya sebatas ‘absen’
Komunikasi dengan pasangan hanya sebatas ‘absen’/foto: freepik.com/kroshka_nastya
Siapa nih, yang sedang menjalani LDR tapi malah lebih nyaman bertukar ide, keluh kesah, bergurau, bahkan curhat bareng teman ketimbang pasangan? Rasanya, komunikasi atau ngobrol bersama pasangan hanya sebatas memenuhi ‘tugas atau absen’. Komunikasi dengan pasangan tidak lagi menjadi hal yang paling utama dan dinanti.
Saat Beauties merasakan dan mengalami hal tersebut, itu bisa menjadi tanda dari LDR toxic.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!Â