Sebahagia apakah kamu Beauties? Mungkin pertanyaan ini cukup klise namun nyatanya sangat menarik untuk dibahas. Ya, banyak yang menganggap dirinya bahagia tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Semua yang ditampilkan di wajah tidak selamanya hasil dari cerminan yang ada di dalam hati. Bukan begitu? Ya.
Beberapa keadaan kadang membuat kita harus tampak berbahagia agar tetap bisa diterima di lingkungan sosial setempat. Nah, dikutip dari laman Psycho, berikut adalah 5 tanda kamu tidak sebahagia yang kamu pikirkan.
1. Faktor Perbandingan 'Nasib'
Merasa kondisi diri lebih baik, bisa jadi faktor bahagia/ Foto: Freepik.com/jcomp |
Pada tahun 1991, Ruut Veenhoven yang merupakan seorang sosiolog Belanda dan pelopor otoritas dunia dalam studi ilmiah kebahagiaan, dalam arti kenikmatan subjektif hidup melakukan penelitian tentang kebahagiaan. Hasil studinya menunjukkan bahwa salah satu prediktor kebahagiaan adalah perbandingan.
Sederhananya, jika Beauties merasa memiliki situasi yang lebih baik dari orang lain, mungkin itu dapat mengartikan bahwa Beauties lebih bahagia. Sebaliknya, jika Beauties merasa tidak lebih baik dari orang lain, maka itu mengindikasikan ketidakbahagiaan.
Contohnya saja, Beauties memiliki teman yang mendapatkan promosi jabatan di kantor dan kemudian mengucapkan selamat kepadanya karena turut berbahagia. Nah, apakah ucapan selamat dan turut berbahagia itu benar-benar datang dari hati?
Jika Beauties memang menemukan sisi bahwa promosi jabatan teman menjadi ajang untuk termotivasi giat bekerja ke depannya atau bahkan bersyukur karena Beauties tidak mendapatkan tanggung jawab lebih besar, maka mungkin itu benar-benar bahagia. Namun, jika tidak, maka bisa saja itu hanyalah kebahagiaan semu.
2. Adanya Gejolak Batin
Ilustrasi badmood/ Foto: Freepik.com/jet-po |
Veenhoven pernah menulis buku berjudul ‘Questions on Happiness: Classical Topics, Modern Answers, Blindspots’. Dalam buku ini dijelaskan bahwa kebahagiaan berhubungan lebih kuat dengan variabel psikologis dibandingkan dengan variabel sosial ekonomi.
Itu artinya, sekalipun kamu memiliki pekerjaan, mobil, rumah, pasangan dan lainnya tidak akan membuat bahagia jika memiliki kondisi mental yang tidak bahagia dengan diri sendiri. Dengan kata lain, kebahagiaan dimulai dari dalam diri sendiri.
Baca Juga : 4 Tanda Kamu Tidak 'Secerdas' yang Kamu Pikirkan |
3. Merasa Stres
Ilustrasi sakit kepala/ Foto: Freepik.com/benzoix |
Nah, kalau tanda yang satu ini jelas bukan sebuah rahasia lagi. Semakin diperjelas lagi dengan penelitian tahun 2008 yang dilakukan University of Mary Washington. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa stres dan kebahagiaan memiliki hubungan terbalik. Ini berarti bahwa, jika salah satunya tinggi, yang lainnya akan rendah.
Jika kebahagiaan tinggi, maka stres rendah dan sebaliknya. Jika ada perasaan cemas akan ujian akan datang, pembayaran tagihan yang segera jatuh tempo ataupun hal lain yang berkecamuk di pikiran, itu bisa mengindikasikan bahwa kamu tidak bahagia.
4. Persepsi
Ilustrasi marah/ Foto: Freepik.com/benzoik |
Dalam artikel yang ditulis Ruut Veenhoven, menjelaskan bahwa jika terdapat suatu keinginan terhadap sesuatu dan tidak bisa memilikinya, maka otak akan menghitungnya sebagai ketidakbahagiaan. Padahal, ini semua bergantung pada persepsi. Jika kamu bisa memandang sesuatu dari sudut yang lebih positif, maka kebahagiaan itu bisa tetap ada.
Sebagai contoh, kamu menginginkan hp tipe terbaru seperti yang dimiliki oleh teman-temanmu. Namun jika kamu bisa berpikir dari sudut pandang yang lebih baik, maka kamu tetap bisa merasa cukup dengan hp yang kamu miliki dan bahagia akan itu. Demikian juga sebaliknya.
--
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!