5 Daftar Prestasi Indonesia di UNESCO Tahun 2023

Pratitis Nur Kanariyati | Beautynesia
Selasa, 12 Dec 2023 10:30 WIB
3. Meresmikan Indonesia Corner di Markas Besar UNESCO
Maket Borobudur berada di Indonesia Corner, markas besar UNESCO/foto: freepik.com/wirestock

Pada 7-22 November 2023 lalu, UNESCO menyelenggarakan Sidang Umum ke-42 di markas besar UNESCO Paris, Prancis. Dalam sidang itu membahas program, anggaran, hingga memilih anggota Dewan Eksekutif yang akan bertugas selama empat tahun ke depan.

Sidang yang dilakukan setiap dua tahun sekali ini membuat Indonesia semakin bersinar dan seakan menunjukkan taringnya di kancah internasional. Bagaimana tidak, tahun 2023 Indonesia berhasil meraih 5 prestasi di UNESCO.

Lantas, prestasi apa sajakah itu? Berikut 5 prestasi Indonesia dalam Sidang Umum ke-42 UNESCO tahun 2023.

1. Anggota Dewan Eksekutif UNESCO

Indonesia menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO 2023-2027/foto: freepik.com/senivpetro

Terhitung dari 15 November 2023 lalu, Indonesia didapuk sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027. Keikutsertaan Indonesia kali ini adalah kali ke-8 menjadi Dewan Eksekutif UNESCO sejak bergabung menjadi anggota pada tahun 1950.

Lantas, apa peran lanjut dari Indonesia?

Indonesia akan ditugaskan untuk berpartisipasi aktif dalam merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan strategis terkait program dan kebijakan UNESCO. Bidang yang di highlight Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah terhadap kontribusi Indonesia ke depan adalah turut memajukan isu pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, serta komunikasi dan informasi di tingkat global.

2. Anggota Dewan International for the Development of Communication (IPDC)

Indonesia menjabat sebagai anggota Dewan IPDC/foto: pexels.com/jopwell

16 November 2023 Indonesia menjabat sebagai anggota Dewan IPDC mewakili regional IV bersama dengan Thailand. Dewan IPDC sendiri mengemban amanah mengawasi program komunikasi dan informasi UNESCO untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs, menurut laman Kementerian Luar Negeri. 

Lebih lanjut, nanti Indonesia akan ikut dalam menentukan kebijakan, pemantauan, dan visi dalam kebebasan berekspresi hingga transformasi digital. 

3. Meresmikan Indonesia Corner di Markas Besar UNESCO

Maket Borobudur berada di Indonesia Corner, markas besar UNESCO/foto: freepik.com/wirestock

Tahukah kamu kalau di markas besar UNESCO ada Indonesia Corner yang dinamai Jalan Nusantara atau the Archipelago street. Indonesia Corner inipun baru diresmikan 13 November 2023 lalu.

Usut punya usut, the Archipelago street dibangun sebagai ruangan pameran yang berisi 11 benda seni Indonesia untuk UNESCO. 

Benda tersebut meliputi replika tengkorak manusia purba, maket Borobudur, maket Prambanan, relief Samudra Raksa, Lukisan Kematian Kumbakarna karya Nyoman Mandra, Garuda Wisnu Kencana karya Nyoman Nuarta, souvenir perak Borobudur, patung pemain Seruling, dan angklung robot karya Eko Mursito.

Selain itu, terdapat peta dan inventaris digital yang menawarkan ikhtisar dari keseluruhan 66 warisan budaya dan alam UNESCO di Indonesia. Keren nggak tuh!

4. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO

Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Sidang Umum UNESCO/foto: freepik.com/pressfoto

Hal yang menggembirakan lagi adalah penetapan Bahasa Indonesia menjadi satu dari 10 bahasa resmi Sidang Umum UNESCO. Penetapan ini dilakukan pada 20 November 2023. 

Penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO dilakukan dengan penandatanganan dan pengadopsian Resolusi 42 C/28 secara konsensus dalam sesi pleno konferensi ini.

5. Hari Lahir 2 Pahlawan Indonesia Jadi Perayaan Internasional

Keumalahayati, pahlawan Indonesia yang hari lahirnya dijadikan hari perayaan Internasional UNESCO/foto: detik.com

Akhir Sidang Umum ke-42 UNESCO pada 22 November 2023, Indonesia mendapatkan kejutan di mana hari lahir 2 pahlawan Indonesia dijadikan hari perayaan internasional UNESCO. Siapakah pahlawan itu?

Dua tokoh terhormat itu, Keumalahayati dan sastrawan AA Navis. Keduanya adalah pejuang perempuan asal Aceh. 

Keumalahayati dikenal sebagai laksamana perempuan pertama di dunia dan pendiri Inong Balee (pasukan perang pertama yang seluruh anggotanya adalah perempuan). Mengutip DetikEdu, pada 11 September 1599, Laksamana Keumalahayati berduel dan berhasil menaklukkan Cornelis de Houtman.

Sementara Ali Akbar Navis atau yang akrab disapa AA Navis adalah seorang penulis dan budayawan terkemuka Indonesia dengan segudang karya dan prestasi.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI! 

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE